Deteksi Corona, Puluhan Pedagang Pasar Suruh Jalani Rapid Test

Senin, 08 Juni 2020 - 13:36 WIB
loading...
Deteksi Corona, Puluhan...
Salah seorang pedagang Pasar Suruh, Kabupaten Semarang saat menjalani rapid test di komplek pasar tradisional tersebut, Senin (8/6/2020). Foto: IST
A A A
SEMARANG - Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Semarang melakukan rapid test terhadap puluhan pedagang Pasar Suruh, Senin (8/6/2020). Ini dilakukan untuk mendeteksi dini dan mengantisipasi adanya penularan virus Corona (COVID-19) dari kluster Pasar Kobong, Kota Semarang.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Semarang Hesti Wulandari mengatakan, pedagang pasar dinilai rentan terpapar virus Corona sebab mereka saling berinteraksi dan tingkat mobilisasinya cukup tinggi. Karena itu, DKK melakukan rapid test untuk deteksi dini.

"Ini rapid test massal kedua. Kenapa pedagang yang kami ambil sampling karena telah muncul kluster Pasar Kobong Kota Semarang," katanya.

Dia menyatakan, rapid test sejumlah pedagang ini juga bagian dari screening penularan virus Corona di wilayah Kabupaten Semarang yang terbawa oleh pedagang ketika mobilisasi. “Selain Pasar Suruh, hari ini DKK juga melakukan rapid test di Pasar Kembangsari, Kecamatan Tengaran dan Pasar Projo di Ambarawa,” ujarnya.

Di Pasar Ambarawa, DKK mengambling sampling sebanyak 50 orang pedagang. Sedangkan di Pasar Suruh dan Kembangsari, masing-masing 40 orang pedagang.

“Secara umum DKK Semarang telah melakukan rapid tes kepada 1.250 orang mulai tenaga kesehatan, pelaku perjalanan, orang dalam pemantauan (ODP) dan kategori orang tanpa gejala (OTG) virus Corona,” tandasnya. (Baca juga : Cegah Klaster Baru, Sleman Gelar Rapid Test Corona Massal di 14 Pasar )

Sementara itu, Kepala Pasar Suruh Kabupaten Semarang Endang Sehati mengaku adanya rapid tes sangat membantu pengelola pasar terutama dalam merumuskan langkah ikutan apabila terdapat pedagang positif COVID-19.

"Seandainya ada hasil mengarah ke virus Corona dengan adanya rapid test ini kami bisa berbuat baiknya seperti apa. Apakah isolasi mandiri atau karantina agar tidak menyebar di pedagang lain," ucapnya.
(nun)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1455 seconds (0.1#10.140)