Beredar Video TPNPB Akui Bakar Perusahaan Kayu di Maybrat Papua Barat
loading...
A
A
A
MAYBRAT - Pembakaran perusahaan kayu PT Bangun Kayu Irian di Distrik Kamundan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat diklaim dilakukan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), sayap militer Organisasi Pembebasan Papua (OPM) . Aksi pembakaran terjadi pada Rabu (1/12/2021).
Dalam rekaman video 2.47 detik dengan latar belakang bangunan perusahaan kayu yang dibakar, ada enam orang yang menyatakan diri dari TNNPB. Dua orang terlihat menenteng senapan laras panjang, ada yang mengibarkan bendera Bintang Kejora, dan yang lain membawa senjata tajam berupa parang dan pedang.
Komandan Operasi TPNPB-OPM Kodap IV Sorong Raya, Mayor Arnoldus Kocu yang berambut gondrong sambil menenteng pedang di tangan kanannya menjelaskan aksi pembakaran yang dilakukan kelompoknya. Dia menyebut aksi ini di bawah komando Panglima Tinggi TPNPB-OPM Jenderal Goliath Tabuni, Panglima TPNPB-OPM Kodap IV Sorong Raya Brigadir Jenderal Deny Mos. Mereka mengaku bertanggung jawab atas tindakan ini.
"Pada hari ini kami TPNPB yang melakukan pembakaran kantor, barak dan gudang, sudah kami bakar. Alat berat juga sudah kami bakar," kata Arnoldus dalam rekaman, dikutip Jumat (3/12/2021).
Dia mengakui, aksi pembakaran ini dilakukan karena tiga hal. "Pertama memperingati hari bersejarah bagi bangsa Papua Barat yaitu 1 Desember 1961. Hari besar rakyat Papua," ujarnya.
Alasan kedua adalah menolak aktivitas dari pemerintah di Tanah Papua. "Kami sudah sampaikan ke pemerintah dan dunia, bahwa segala aktivitas yang ada di atas tanah Papua akan kami tolak 100 persen. Dalam bentuk apapun yang pemerintah bawa turun kami akan tolak. Dan kami akan lalukan sama seperti hari ini," ujarnya.
Sedangkan alasan ketiga yakni hak politik rakyat Papua tergadai karena sumber kekayaan alam. "Ini perusahaan kayu raksasa yang beroperasi di Maybrat. Seratus persen kami tolak, tidak boleh masuk lagi mulai hari ini," tandasnya.
Selain itu, Arnoldus mengaku TPNPB tidak meminta pembangunan, pemekaran distrik, kampung dan pemekaran provinsi barat daya. "Kami tidak tahu itu. Kami lakukan ini demi perjuangan suci menuntut Papua Merdeka," ujarnya.
Pelaku Diburu
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Adam Erwindi saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
Menurut Adam, berdasarkan laporan dari Kapolres Sorong Selatan AKBP Choiruddin Wachid bahwa benar ada pembakaran camp pekerja milik PT Bangun Kayu Irian.
Pemilik perusahaan Christian saat dikonfirmasi oleh Kapolres Sorong Selatan juga membenarkan bahwa yang membakar camp tersebut adalah karyawannya yang berinisial LK. " Yang bersangkutan marah karena dipecat oleh perusahaan," ujar Adam.
Adam menambahkan, tak hanya melakukan pembakaran camp, sebelumnya pada 28 Nopember RK ini juga melakukan pemalangan di lokasi perusahaan. Polda Papua Barat bersama Polres Sorong Selatan akan mencari dan menangkap LK lalu memprosesnya secara hukum.
Mantan Kapolres Manokwari ini pun menegaskan, terkait video viral dari kelompok militan KNPB yang mengkalim bahwa mereka yang melakukan pembakaran, maka berdasarkan informasi yang disampaikan Kapolres Sorong Selatan hal itu tidak benar. Kelompok itu datang setelah LK melakukan pembakaran.
"Sejauh ini Polres Sorsel dibantu pihak TNI telah berada di lokasi kejadian melakukan olah TKP. Apabila nantinya ada perkembangan mengenai kasus ini akan kami sampaikan," kata Adam.
Sudah Diingatkan
Dandim 1809 Maybrat Letkol Inf Harry Ismail mengungkapkan, pihaknya dengan alasan keamanan sudah berkali-kali melarang pihak perusahaan, agar untuk sementara menghentikan operasionalnya.
"Mereka saya larang untuk tidak beroperasi, tapi jalan terus. Pada tanggal 26 November barulah PT Bangun Kayu Irian menurunkan karyawannya setelah mendengar langsung adanya informasi kejadian akan diserang" ungkap Dandim.
Menurut Letkol Hary, selama ini pihak perusahaan setiap diingatkan terkait kondisi keamanan selalu mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui bahwa di dalam perusahaan tersebut ada oknum karyawan yang diduga merupakan bagian dari KNPB militan wilayah Maybrat. Hal tersebut lah yang menjadi alasan pihak perusahan tidak menurunkan karyawan lebih awal dan menghentikan sementara operasional perusahaan.
" Nah, selama ini alasan PT BKI tidak menurunkan karyawannya karena mereka tidak tahu. Yang mereka tahu bahwa mereka ini adalah warga. Padahal sudah saya ingatkan kepada pemilik perusahaan untuk hati-hati karena warga tersebut merupakan jaringannya mereka," tegas Letkol Harry Ismail.
"Lokasi camp pekerja milik PT BKI itukan merupakan wilayah penyisiran pasca kejadian penyerangan Pos Koramil Kisor yang sudah kita mapping sebagai tempat pelarian dan persembunyian serta pencarian bahan makanan anggota KKB," tandasnya.
Dandim menegaskan tidak tahu-menahu soal adanya informasi yang beredar bahwa selama ini pihak perusahaan kerap memberikan uang kepada kelompok tersebut sebagai bagian dari jaminan keamanan agar perusahaan tetap beroperasi.
"Informasi soal pemberian uang dari PT BKI kepada KKB. Yang jelas sejak PT BKI berdiri di atas tanah adat tentunya ada kompensasi yang harus diberikan dalam wujud bina lingkungan. Mungkin dalam kesepakatan tersebut perusahaan bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. Namun, untuk detailnya, kami hanya tahu tentang BKI nya saja," ujar Dandim.
Dalam rekaman video 2.47 detik dengan latar belakang bangunan perusahaan kayu yang dibakar, ada enam orang yang menyatakan diri dari TNNPB. Dua orang terlihat menenteng senapan laras panjang, ada yang mengibarkan bendera Bintang Kejora, dan yang lain membawa senjata tajam berupa parang dan pedang.
Komandan Operasi TPNPB-OPM Kodap IV Sorong Raya, Mayor Arnoldus Kocu yang berambut gondrong sambil menenteng pedang di tangan kanannya menjelaskan aksi pembakaran yang dilakukan kelompoknya. Dia menyebut aksi ini di bawah komando Panglima Tinggi TPNPB-OPM Jenderal Goliath Tabuni, Panglima TPNPB-OPM Kodap IV Sorong Raya Brigadir Jenderal Deny Mos. Mereka mengaku bertanggung jawab atas tindakan ini.
"Pada hari ini kami TPNPB yang melakukan pembakaran kantor, barak dan gudang, sudah kami bakar. Alat berat juga sudah kami bakar," kata Arnoldus dalam rekaman, dikutip Jumat (3/12/2021).
Dia mengakui, aksi pembakaran ini dilakukan karena tiga hal. "Pertama memperingati hari bersejarah bagi bangsa Papua Barat yaitu 1 Desember 1961. Hari besar rakyat Papua," ujarnya.
Alasan kedua adalah menolak aktivitas dari pemerintah di Tanah Papua. "Kami sudah sampaikan ke pemerintah dan dunia, bahwa segala aktivitas yang ada di atas tanah Papua akan kami tolak 100 persen. Dalam bentuk apapun yang pemerintah bawa turun kami akan tolak. Dan kami akan lalukan sama seperti hari ini," ujarnya.
Sedangkan alasan ketiga yakni hak politik rakyat Papua tergadai karena sumber kekayaan alam. "Ini perusahaan kayu raksasa yang beroperasi di Maybrat. Seratus persen kami tolak, tidak boleh masuk lagi mulai hari ini," tandasnya.
Selain itu, Arnoldus mengaku TPNPB tidak meminta pembangunan, pemekaran distrik, kampung dan pemekaran provinsi barat daya. "Kami tidak tahu itu. Kami lakukan ini demi perjuangan suci menuntut Papua Merdeka," ujarnya.
Pelaku Diburu
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Adam Erwindi saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
Menurut Adam, berdasarkan laporan dari Kapolres Sorong Selatan AKBP Choiruddin Wachid bahwa benar ada pembakaran camp pekerja milik PT Bangun Kayu Irian.
Pemilik perusahaan Christian saat dikonfirmasi oleh Kapolres Sorong Selatan juga membenarkan bahwa yang membakar camp tersebut adalah karyawannya yang berinisial LK. " Yang bersangkutan marah karena dipecat oleh perusahaan," ujar Adam.
Adam menambahkan, tak hanya melakukan pembakaran camp, sebelumnya pada 28 Nopember RK ini juga melakukan pemalangan di lokasi perusahaan. Polda Papua Barat bersama Polres Sorong Selatan akan mencari dan menangkap LK lalu memprosesnya secara hukum.
Mantan Kapolres Manokwari ini pun menegaskan, terkait video viral dari kelompok militan KNPB yang mengkalim bahwa mereka yang melakukan pembakaran, maka berdasarkan informasi yang disampaikan Kapolres Sorong Selatan hal itu tidak benar. Kelompok itu datang setelah LK melakukan pembakaran.
"Sejauh ini Polres Sorsel dibantu pihak TNI telah berada di lokasi kejadian melakukan olah TKP. Apabila nantinya ada perkembangan mengenai kasus ini akan kami sampaikan," kata Adam.
Sudah Diingatkan
Dandim 1809 Maybrat Letkol Inf Harry Ismail mengungkapkan, pihaknya dengan alasan keamanan sudah berkali-kali melarang pihak perusahaan, agar untuk sementara menghentikan operasionalnya.
"Mereka saya larang untuk tidak beroperasi, tapi jalan terus. Pada tanggal 26 November barulah PT Bangun Kayu Irian menurunkan karyawannya setelah mendengar langsung adanya informasi kejadian akan diserang" ungkap Dandim.
Menurut Letkol Hary, selama ini pihak perusahaan setiap diingatkan terkait kondisi keamanan selalu mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui bahwa di dalam perusahaan tersebut ada oknum karyawan yang diduga merupakan bagian dari KNPB militan wilayah Maybrat. Hal tersebut lah yang menjadi alasan pihak perusahan tidak menurunkan karyawan lebih awal dan menghentikan sementara operasional perusahaan.
" Nah, selama ini alasan PT BKI tidak menurunkan karyawannya karena mereka tidak tahu. Yang mereka tahu bahwa mereka ini adalah warga. Padahal sudah saya ingatkan kepada pemilik perusahaan untuk hati-hati karena warga tersebut merupakan jaringannya mereka," tegas Letkol Harry Ismail.
"Lokasi camp pekerja milik PT BKI itukan merupakan wilayah penyisiran pasca kejadian penyerangan Pos Koramil Kisor yang sudah kita mapping sebagai tempat pelarian dan persembunyian serta pencarian bahan makanan anggota KKB," tandasnya.
Dandim menegaskan tidak tahu-menahu soal adanya informasi yang beredar bahwa selama ini pihak perusahaan kerap memberikan uang kepada kelompok tersebut sebagai bagian dari jaminan keamanan agar perusahaan tetap beroperasi.
"Informasi soal pemberian uang dari PT BKI kepada KKB. Yang jelas sejak PT BKI berdiri di atas tanah adat tentunya ada kompensasi yang harus diberikan dalam wujud bina lingkungan. Mungkin dalam kesepakatan tersebut perusahaan bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. Namun, untuk detailnya, kami hanya tahu tentang BKI nya saja," ujar Dandim.
(shf)