Kisah Nasabah Difabel Transaksi di BNI Saat Pandemi Covid-19
loading...
A
A
A
SURABAYA - Di saat pandemi virus corona atau Covid-19, protokol kesehatan harus dijalani. Namun jangan sampai membatasi atau mengurangi kualitas layanan kepada masyarakat.
Itulah yang tergambar dari kisah viral seorang difable saat melakukan transaksi di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. Kisah yang dialami Widi Utami tersebut viral di twitter baru-baru ini.
Kisah yang terjadi di BNI Jati Raya, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah, ini diharapkan menjadi inspirasi layanan perbankan bagi kaum disabilitas saat kondisi new normal.
Lewat akun Twitter @MustikaUngu, Widi Utami membagikan kisahnya dalam sebuah utas berjudul "Tuli Pergi ke Bank di Tengah Pandemi"
"Hormat sedalam-dalamnya untuk Bapak Kurniawan, satpam @BNI cabang Jati Raya, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah," tulis Widi pada Kamis, (4/6/2020). Utas tersebut telah dibagikan oleh 5.300 orang dan disukai 8.700 lainnya.
Direktur Layanan dan Jaringan BNI Adi Sulistyowati mengatakan, pihaknya berupaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi semua nasabah bank pelat merah tersebut.
“Tanpa membeda-bedakan status maupun kondisi spesifik setiap orang. Kami turut bangga dan bahagia atas kepuasan Ibu Widi Utami terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bapak Kurniawan di Kantor BNI Cabang Jati Raya, Banyumanik,” kata direktur yang akrab disapa Susi ini, melalui siaran persnya, Minggu (7/6/2020).
Dia berharap pelayanan BNI tidak hanya memuaskan, akan tetapi memberikan nilai lebih bagi para nasabahnya. Terkait dengan pelayanan yang diberikan Kurniawan, dia mengatakan sangat patut diberikan apresiasi.
“Karena yang dilakukannya telah memenuhi standar profesionalitas dan sikap berorientasi pada pelanggan yang dilakukan oleh seorang petugas satuan pengamanan di BNI,” lanjut Susi.
Dalam memperoleh layanan, nasabah Widi melampirkan sebuah foto tulisan tangannya agar lebih mudah dikenali oleh pihak keamanan bank tersebut.
Isinya tulisan itu berbunyi, "Pak/Bu, saya tuna rungu. Saya tidak bisa memahami omongan kalau pakai masker. Saya minta tolong ditulis aja, ya. Saya ke sini mau ambil uang Tabunganku". Kemudian, terdapat percakapan lewat tulisan mengenai antrean dan lainnya.
Widi mengaku meski tuli, dia masih bisa berbicara. Dia memahami ucapan orang lain dengan cara membaca gerak bibir. Namun, saat ada kewajiban mengenakan masker, dia pun tak mampu lagi berkomunikasi dengan membaca gerak bibir lawan bicaranya.
"Tapi aku masih meyakini ada jalan untuk tetap berkomunikasi. Kunjungan ke BNI dekat pasar Rasamala Jati Raya Banyumanik kemarin membuatku terharu," kata dia.
Setelah dia datang ke BNI dengan membawa tulisan tersebut, Widi kemudian ditemani oleh satpam untuk mengisi slip penarikan hingga ke teller. Satpam jugalah yang memberitahu Widi ketika nomor antreannya dipanggil.
"Teller berbicara, satpam yang menuliskannya untukku," kata dia.
Dia optimistis Indonesia semakin dapat menerima kelompok disabilitas. Masyarakat diyakini semakin inklusif terhadap kelompok rentan dengan cara mulai mempelajari bahasa isyarat yang akan berguna pada saat-saat seperti pandemi ini.
Itulah yang tergambar dari kisah viral seorang difable saat melakukan transaksi di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. Kisah yang dialami Widi Utami tersebut viral di twitter baru-baru ini.
Kisah yang terjadi di BNI Jati Raya, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah, ini diharapkan menjadi inspirasi layanan perbankan bagi kaum disabilitas saat kondisi new normal.
Lewat akun Twitter @MustikaUngu, Widi Utami membagikan kisahnya dalam sebuah utas berjudul "Tuli Pergi ke Bank di Tengah Pandemi"
"Hormat sedalam-dalamnya untuk Bapak Kurniawan, satpam @BNI cabang Jati Raya, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah," tulis Widi pada Kamis, (4/6/2020). Utas tersebut telah dibagikan oleh 5.300 orang dan disukai 8.700 lainnya.
Direktur Layanan dan Jaringan BNI Adi Sulistyowati mengatakan, pihaknya berupaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi semua nasabah bank pelat merah tersebut.
“Tanpa membeda-bedakan status maupun kondisi spesifik setiap orang. Kami turut bangga dan bahagia atas kepuasan Ibu Widi Utami terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bapak Kurniawan di Kantor BNI Cabang Jati Raya, Banyumanik,” kata direktur yang akrab disapa Susi ini, melalui siaran persnya, Minggu (7/6/2020).
Dia berharap pelayanan BNI tidak hanya memuaskan, akan tetapi memberikan nilai lebih bagi para nasabahnya. Terkait dengan pelayanan yang diberikan Kurniawan, dia mengatakan sangat patut diberikan apresiasi.
“Karena yang dilakukannya telah memenuhi standar profesionalitas dan sikap berorientasi pada pelanggan yang dilakukan oleh seorang petugas satuan pengamanan di BNI,” lanjut Susi.
Dalam memperoleh layanan, nasabah Widi melampirkan sebuah foto tulisan tangannya agar lebih mudah dikenali oleh pihak keamanan bank tersebut.
Isinya tulisan itu berbunyi, "Pak/Bu, saya tuna rungu. Saya tidak bisa memahami omongan kalau pakai masker. Saya minta tolong ditulis aja, ya. Saya ke sini mau ambil uang Tabunganku". Kemudian, terdapat percakapan lewat tulisan mengenai antrean dan lainnya.
Widi mengaku meski tuli, dia masih bisa berbicara. Dia memahami ucapan orang lain dengan cara membaca gerak bibir. Namun, saat ada kewajiban mengenakan masker, dia pun tak mampu lagi berkomunikasi dengan membaca gerak bibir lawan bicaranya.
"Tapi aku masih meyakini ada jalan untuk tetap berkomunikasi. Kunjungan ke BNI dekat pasar Rasamala Jati Raya Banyumanik kemarin membuatku terharu," kata dia.
Setelah dia datang ke BNI dengan membawa tulisan tersebut, Widi kemudian ditemani oleh satpam untuk mengisi slip penarikan hingga ke teller. Satpam jugalah yang memberitahu Widi ketika nomor antreannya dipanggil.
"Teller berbicara, satpam yang menuliskannya untukku," kata dia.
Dia optimistis Indonesia semakin dapat menerima kelompok disabilitas. Masyarakat diyakini semakin inklusif terhadap kelompok rentan dengan cara mulai mempelajari bahasa isyarat yang akan berguna pada saat-saat seperti pandemi ini.
(msd)