Webinar LTN NU: Ini Pandangan 3 Tokoh NU Soal Islam Nusantara

Sabtu, 06 Juni 2020 - 20:16 WIB
loading...
Webinar LTN NU: Ini Pandangan 3 Tokoh NU Soal Islam Nusantara
LTN PCNU Kebumen yang bekerjasama dengan Fakultas Tarbiyah IAINU Kebumen menggelar acara webinar nasional. Foto/ist
A A A
KEBUMEN - Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kebumen yang bekerjasama dengan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen menggelar acara webinar nasional, Sabu (30/5/2020)

Acara yang mengusung tema "New Normal World dan Media Islam Nusantara" menghadirkan tiga narasumber, Ketua PCNU Kebumen Drs KH Dawamudin Masdar MAg , Dosen dan peneliti IAIN Pontianak, Dr Syahbudi, dan Ketua LTN PBNU Hari Usmayadi MKom MM.

Acara dipandu moderator Sekretaris LTN PCNU Kebumen Imam Subarkah MPd. Usai pembukaan dilanjutkan sambutan Ketua LTN PCNU Kebumen Agus Salim Chamidi MPdI dan sambutan Dekan Fakultas Tarbiyah IAINU Kebumen Benny Kurniawan MPdI.

Sebelum paparan narasumber utama, acara diselingi dengan pembacaan puisi "Karawang Bekasi" karya Chairil Anwar yang dibawakan Yovita Amanda mahasiswa PGMI IAINU Kebumen.

Dalam paparannya, Drs KH Dawamudin Masdar MAg menterjemahkan Islam Nusantara sebagai Islam rahmatan lil'alamin, teknik mengkomunikasikan dan mendakwahkan nilai-nilai Islam yang fleksibel bersinggungan dengan kultur luhur Nusantara. "Misalnya tradisi Islam Nusantara yang hidup di Kebumen dan sekitarnya seperti jaburan, takbiran, salawatan, dan lainnya," kata Kiai Dawam dalam paparannya.

Syahbudi mengawali paparannya dengan mencermati pergerakan model dakwah online yang dilakukan sejumlah tokoh, termasuk hasil survei sebuah lembaga. Syahbudi melihat sumber legitimasi keagamaan seringkali tidak linier, temuan sekuler seringkali dipergunakan untuk membenarkan paham keagamaan, dan terjadi seleksi dinamis di ruang media publik.

"Media online mengubah cara pandang penganut agama terhadap agamanya. Terjadi pergeseran dari ketaatan ideologis kepada mekanisme pasar," paparnya.

Syahbudi lebih menempatkan pengertian new normal world sebagai perubahan tata adaptasi terhadap kenormalan baru yang banyak dipengaruhi protokol kesehatan akibat pandemi COVID-19. Protokol kesehatan ini dapat menjadi semacam kalimatun sawa' kesamaan platform bagi LTN NU melakukan ijtihad jurnalistik dan transformasi Islam yang lebih fresh melalui penguatan berjejaring.

Hari Usmayadi MKom MM mengakui tantangan dakwah memang berat, termasuk dakwah online. Tokoh muda NU yang biasa dipanggil Cak Usma menularkan strategi pentingnya berjejaring secara konsisten. LTN PBNU sudah melakukannya dengan mengembangkan NU Online, NU Channel, dan lainnya, termasuk mendorong pengurus daerah untuk berjejaring konsisten.

"Salah satu yang tengah awal dikembangkan LTN PBNU berupa penerbitan Mushaf Ar Risalah untuk kepentingan melayani dan memenuhi kebutuhan jamaah," jelas Hari Usmayadi.

Acara berlangsung lancar selama dua jam. Acara yang diikuti ratusan peserta dari berbagai penjuru Indonesia ini juga dilakukan tanya-jawab dan tanggapan bersama partisipan webinar. Penyelenggaraan juga menyiapkan e-sertifikat bagi yang memerlukannya.

Islam Nusantara yang rahmatan lil 'alamin perlu melakukan terobosan jurnalistik sebagai bagian penting dari strategi melayani umat, dengan prinsip al mukhafadzatu 'alal-qadimish-shalih wal-ahdu bil-jadidil-ashlah, memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1618 seconds (0.1#10.140)