Tumpukan Sampah Meluber ke Jalan Pagarsih Kota Bandung, Bau Menyengat Menyebar
loading...
A
A
A
BANDUNG - Bau menyengat tercium saat melintas sekitar Jalan Pagarsih, Kota Bandung, Jawa Barat. Bau menyengat tersebut berasal dari tumpukan sampah yang belum terangkut di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Pagarsih.
Selain menimbulkan bau tak sedap, tumpukan sampah itu meluber hingga bahu jalan dan menganggu pengguna Jalan Pagarsih. Berdasarkan informasi yang dihimpun, sampah basah dan kering yang menyatu itu sudah sepekan tak diangkut truk sampah milik Pemkot Bandung.
Bahkan, gerobak-gerobak berisi tumpukan sampah juga terlihat terparkir di sekitar TPS. Selama ini TPS Pagarsih menampung sampah yang dihasilkan warga dari empat kelurahan di Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung.
"Gak diangkut dari minggu lalu, jadinya numpuk, gak tau kenapa," ujar Agus, salah seorang petugas pengangkut sampah dari TPS Pagarsih di TPS Pagarsih, Sabtu (13/11/2021).
Menurut Agus, jika tak kunjung diangkut, tumpukan sampah akan semakin menggunung dan semakin meluber ke badan jalan.
"Dulu juga pernah beberapa hari gak diangkut. Ini kalau gak diangkut seminggu lagi saja, bakal penuh ke jalan," ungkapnya menceritakan pengalamannya saat Bandung ditimpa peristiwa lautan sampah, 2019 silam.
Agus juga mengatakan bahwa kini, setiap kelurahan dibatasi hanya boleh membuang satu gerobak sampah ke TPS Pagarsih.
"Kalau biasanya dua gerobak, sekarang dibatasi dulu katanya," katanya.
Diketahui, penanganan sampah di Kota Bandung sempat terganggu akibat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat berhenti beroperasi menyusul cadangan bahan bakar minyak (BBM) untuk alat berat di TPA tersebut habis.
Namun begitu, persoalan tersebut telah teratasi dan TPA Sarimukti sudah kembali beroperasi. Kepala Bidang Konservasi dan Pengendalian Iklim Dinas Lingkungan Hidup Jabar, Helmi Gunawan memastikan, Pemprov Jabar telah melakukan upaya-upaya untuk menyelesaikan persoalan di TPA yang menampung sampah kawasan Bandung Raya itu.
"Insya Allah sampai Desember masih lancar karena upaya-upaya yang telah dilakukan," ujar Helmi di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (12/11/2021).
Lebih lanjut Helmi menuturkan bahwa persoalan habisnya BBM untuk alat berat di TPA Sarimukti terjadi akibat faktor perubahan cuaca. Akibatnya, penanganan sampah di TPA Sarimukti menjadi lebih sulit dan berimbas terhadap ketersediaan BBM.
Terlebih, kata Helmi, volume sampah dari Bandung Raya yang masuk ke TPA Sarimukti juga mengalami peningkatan. Jika pada 2006 lalu hanya tiga kabupaten dan kota saja yang membuang sampahnya ke TPA Sarimukti, kini bertambah.
"Akhirnya (jumlah sampah) bertambah (dari) 1.200 ton per hari jadi 1.900 ton. Dua hari yang kemarin Kota Bandung sudah 1.300-an, sudah lebih dari itu," terangnya.
Selain menimbulkan bau tak sedap, tumpukan sampah itu meluber hingga bahu jalan dan menganggu pengguna Jalan Pagarsih. Berdasarkan informasi yang dihimpun, sampah basah dan kering yang menyatu itu sudah sepekan tak diangkut truk sampah milik Pemkot Bandung.
Bahkan, gerobak-gerobak berisi tumpukan sampah juga terlihat terparkir di sekitar TPS. Selama ini TPS Pagarsih menampung sampah yang dihasilkan warga dari empat kelurahan di Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung.
"Gak diangkut dari minggu lalu, jadinya numpuk, gak tau kenapa," ujar Agus, salah seorang petugas pengangkut sampah dari TPS Pagarsih di TPS Pagarsih, Sabtu (13/11/2021).
Menurut Agus, jika tak kunjung diangkut, tumpukan sampah akan semakin menggunung dan semakin meluber ke badan jalan.
"Dulu juga pernah beberapa hari gak diangkut. Ini kalau gak diangkut seminggu lagi saja, bakal penuh ke jalan," ungkapnya menceritakan pengalamannya saat Bandung ditimpa peristiwa lautan sampah, 2019 silam.
Baca Juga
Agus juga mengatakan bahwa kini, setiap kelurahan dibatasi hanya boleh membuang satu gerobak sampah ke TPS Pagarsih.
"Kalau biasanya dua gerobak, sekarang dibatasi dulu katanya," katanya.
Diketahui, penanganan sampah di Kota Bandung sempat terganggu akibat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat berhenti beroperasi menyusul cadangan bahan bakar minyak (BBM) untuk alat berat di TPA tersebut habis.
Namun begitu, persoalan tersebut telah teratasi dan TPA Sarimukti sudah kembali beroperasi. Kepala Bidang Konservasi dan Pengendalian Iklim Dinas Lingkungan Hidup Jabar, Helmi Gunawan memastikan, Pemprov Jabar telah melakukan upaya-upaya untuk menyelesaikan persoalan di TPA yang menampung sampah kawasan Bandung Raya itu.
"Insya Allah sampai Desember masih lancar karena upaya-upaya yang telah dilakukan," ujar Helmi di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (12/11/2021).
Lebih lanjut Helmi menuturkan bahwa persoalan habisnya BBM untuk alat berat di TPA Sarimukti terjadi akibat faktor perubahan cuaca. Akibatnya, penanganan sampah di TPA Sarimukti menjadi lebih sulit dan berimbas terhadap ketersediaan BBM.
Terlebih, kata Helmi, volume sampah dari Bandung Raya yang masuk ke TPA Sarimukti juga mengalami peningkatan. Jika pada 2006 lalu hanya tiga kabupaten dan kota saja yang membuang sampahnya ke TPA Sarimukti, kini bertambah.
"Akhirnya (jumlah sampah) bertambah (dari) 1.200 ton per hari jadi 1.900 ton. Dua hari yang kemarin Kota Bandung sudah 1.300-an, sudah lebih dari itu," terangnya.
(shf)