Rawan Terpapar Corona, 312 Warga Bejiharjo Gunungkidul Karantina Mandiri
loading...
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Sebanyak 312 warga Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul melakukan isolasi mandiri lantaran melakukan kontak langsung dengan 2 warga yang positif COVID-19.
Langkah karantina mandiri ini sudah dikoordinasikan bersama dan warga menyadari. Sehingga rela melakukan isolasi mandiri. Dengan demikian warga tetangga dusun lain juga mendukung melakukan gotong royong untuk membantu warga yang melakukan isolasi mandiri. "Kami berharap bisa memutus mata rantai penularan Covid-19, sehingga meskipun tidak reaktif hasil rapid tes namun tetap isolasi mandiri," kata Kepala Desa Bejiharjo Yanto, Jumat (5/6/2020). (Baca juga: Rumah Diterjang Tanah Longsor, Kakak dan Adik Tewas Tertimbun)
Dia membeberkan, setelah 2 warga Bejiharjo dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil tes PCR sampel swab, pihak puskesmas langsung melakukan tracing besar besaran. Selanjutnya selama 3 hari dilakukan rapid test terhadap 312 warga yang melakukan kontak langsung. "Namun kami bersyukur, karena 12 yang dinyatakan reaktif, itu saja menunggu hasil swab," katanya. (Baca juga: Heboh Daging Sate Busuk Gegerkan Warga Aceh Besar dan Banda Aceh)
Saat ini pihak desa juga mengeluarkan anggaran untuk memberikan bantuan sembako. Begitu juga dengan warga lainnya yang membantu memberikan bantuan sayuran dan juga hijauan makanan ternak." Kami benar-benar memberikan apresiasi terhadap masyarakat desa Bejiharjo. Semangat bersatu dan gotong rotong melawan COVID-19 benar-benar luar biasa. Mereka yang melakukan isolasi mandiri diberi bantuan. Begitu juga dengan ternak mereka yang tetap bisa makan karena ada relawan yang mencarikan hijauan untuk ternak," tandasnya.
Sementara Dukuh Bulu, Desa Bejiharjo Agung Subekti mengatakan, pihaknya mengkoordinir karang taruna untuk mencari rumput. Dengan membawa kendaraan bak terbuka para pemuda kemudian menyetorkan hasil merumput ke posko relawan di dusun lain yang warganya sedang tertimpa musibah dan harus melakukan isolasi mandiri. "Mereka merumput di lahan perhutani dan juga di lahan garapan mereka kemudian disetor ke posko dan didistribusikan oleh relawan desa," ujarnya.
Lihat Juga: Kisah Almarhum Mas Katon, Suporter Nyentrik Timnas Indonesia dari Gunungkidul yang Melegenda
Langkah karantina mandiri ini sudah dikoordinasikan bersama dan warga menyadari. Sehingga rela melakukan isolasi mandiri. Dengan demikian warga tetangga dusun lain juga mendukung melakukan gotong royong untuk membantu warga yang melakukan isolasi mandiri. "Kami berharap bisa memutus mata rantai penularan Covid-19, sehingga meskipun tidak reaktif hasil rapid tes namun tetap isolasi mandiri," kata Kepala Desa Bejiharjo Yanto, Jumat (5/6/2020). (Baca juga: Rumah Diterjang Tanah Longsor, Kakak dan Adik Tewas Tertimbun)
Dia membeberkan, setelah 2 warga Bejiharjo dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil tes PCR sampel swab, pihak puskesmas langsung melakukan tracing besar besaran. Selanjutnya selama 3 hari dilakukan rapid test terhadap 312 warga yang melakukan kontak langsung. "Namun kami bersyukur, karena 12 yang dinyatakan reaktif, itu saja menunggu hasil swab," katanya. (Baca juga: Heboh Daging Sate Busuk Gegerkan Warga Aceh Besar dan Banda Aceh)
Saat ini pihak desa juga mengeluarkan anggaran untuk memberikan bantuan sembako. Begitu juga dengan warga lainnya yang membantu memberikan bantuan sayuran dan juga hijauan makanan ternak." Kami benar-benar memberikan apresiasi terhadap masyarakat desa Bejiharjo. Semangat bersatu dan gotong rotong melawan COVID-19 benar-benar luar biasa. Mereka yang melakukan isolasi mandiri diberi bantuan. Begitu juga dengan ternak mereka yang tetap bisa makan karena ada relawan yang mencarikan hijauan untuk ternak," tandasnya.
Sementara Dukuh Bulu, Desa Bejiharjo Agung Subekti mengatakan, pihaknya mengkoordinir karang taruna untuk mencari rumput. Dengan membawa kendaraan bak terbuka para pemuda kemudian menyetorkan hasil merumput ke posko relawan di dusun lain yang warganya sedang tertimpa musibah dan harus melakukan isolasi mandiri. "Mereka merumput di lahan perhutani dan juga di lahan garapan mereka kemudian disetor ke posko dan didistribusikan oleh relawan desa," ujarnya.
Lihat Juga: Kisah Almarhum Mas Katon, Suporter Nyentrik Timnas Indonesia dari Gunungkidul yang Melegenda
(shf)