Golkar Dukung Gibran Tanpa Syarat di Pilwalkot Solo

KARANGANYAR - Sekretaris DPD Partai Golkar Jawa Tengah Juliyatmono memastikan partainya mendukung putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Solo . Dukungan kepada bakal calon Wali Kota Solo yang maju melalui PDIP tersebut diberikan tanpa syarat.

"Iya Golkar memberi dukungan ke Gibran Rakabuming Raka . Tanpa syarat apapun," kata Juliyatmono saat dikonfirmasi SINDOnews, Jumat (5/6/2020).

Pihaknya realistis PDIP di Kota Solo sangat kuat dan dominan, sehingga keberadaannya dapat mengusung calon sendiri. Gibran sendiri tentunya telah berkoordinasi dengan PDIP terkait bakal calon Wakil Wali Kota yang akan mendampingi. Karena itu, penentuan calon wakil yang akan mendampingi diserahkan sepenuhnya kepada Gibran dan PDIP. (Baca Juga: Calon Independen Muncul di Pilwalkot Solo, Gibran: Selamat Bertanding)

Partai Golkar sendiri lebih fokus pada persoalan demokratisasi. Sejauh ini, Juliyatmono belum mendapatkan bocoran atau informasi terkait bakal calon yang akan mendampingi Gibran . Meski demikian, pihaknya sudah bisa membaca sinyal terkait bakal calon yang bakal mendampingi bos katering Chilli Pari tersebut. "Gesturnya sudah kami baca, pada saatnya akan kelihatan," katanya.

Sosok itu dinilai bisa mendampingi Gibran jika nantinya terpilih sebagai Wali Kota Solo. Sosok itu arahnya lebih ke pengusaha.

Golkar Jawa Tengah tidak mengarahkan dukungan kepada calon lainnya, Achmad Purnomo yang selama ini bersaing dengan Gibran untuk mendapatkan rekomendasi DPP PDIP terkait siapa yang akan diusung sebagai calon wali kota. "Kan Achmad Purnomo sudah mengundurkan diri. Kami bisa membaca sangat mungkin konstelasinya calon tunggal," ujarnya.

Meski saat ini, ada bakal calon independen yang mendaftar ke KPU Solo. "Lha monggo, kita kan organisasi politik. Lebih ke persoalan demokrasi. Artinya partai politik harus mengusung, men-support pada saatnya agar Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo bisa lebih baik lagi," katanya.

Dalam pandangannya, Gibran masih cukup muda dan memiliki keterpanggilan, sehingga keberadaannya bagus dan lebih dinamis, serta milenial. "Kan milenial itu identik dengan percepatan. Memberikan pelayanan lebih cepat. Pemerintah ini kan sudah cair dengan masyarakat," katanya.

Karena kekuasaan eksekutif sudah cair di era demokratisasi seperti sekarang, sehingga keberadaannya harus berada di tengah masyarakat dan tidak boleh berjarak. Kaum milenial, anak muda jauh bisa adaptif tentang hal itu.