Butuh Investasi Rp1,3 Triliun, Megaproyek Wana Wisata Ciater Dijajakan di Dubai Expo 2021

Sabtu, 30 Oktober 2021 - 14:11 WIB
loading...
Butuh Investasi Rp1,3 Triliun, Megaproyek Wana Wisata Ciater Dijajakan di Dubai Expo 2021
Anjungan Indonesia di Dubai Expo 2021. Jabar ajak investor melalui ajang Dubai Expo 2021 untuk menggarap megaproyek wana wisata Ciater di atas lahan 450 hektare. Foto/Dok/Ilustrasi
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat (Jabar) menjajakan sejumlah potensi investasi sektor pariwisata, khususnya wisata alam di ajang dagang dan investasi Dubai Expo 2021 di Uni Emirat Arab (UEA). Pemprov membutuhkan investasi hingga Rp1,3 triliun untuk pengembangan wana wisata Ciater di Kabupaten Subang.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik mengatakan, rencana megaproyek di atas lahan seluas 450 hektare tersebut membutuhkan investasi besar.

"Ciater itu kurang lebih nilai investasinya Rp1,3 triliun, sangat menjanjikan untuk pertumbuhan ekonomi Jawa Barat karena serapan tenaga kerjanya bisa banyak dan transaksi ekonominya pun tinggi," ungkap di Bandung, Sabtu (30/10/2021).

Menurutnya, peluang investasi dalam megaproyek wana wisata tersebut sangat menarik. Hal itu tak lepas dari status megaproyek tersebut yang sudah masuk ke dalam brown book. Artinya, dari sisi perencanaan dan kesiapan lahan, termasuk regulasinya sudah siap.

Selain megaproyek wana wisata tersebut, Dedi juga menyebutkan, megaproyek lainnya yang ditawarkan di Dubai Expo 2021, yakni pasar kreatif di Kota Bandung, tepatnya di Jalan Pahlawan dengan luas lahan sekitar 4 hektare.

"Di bidang parekraf (pariwisata dan ekonomi kreatif), kita ada dua objek yang sudah masuk brown book, yakni pengembangan Ciater, ada lahan 450 hektare dan pasar kreatif di Kota Bandung, kurang lebih lahannya 4 hektare," katanya.

Lebih lanjut Dedi mengatakan, pihaknya optimistis, keikutsertaan Jabar dalam ajang Dubai Expo 2021 bakal membuahkan hasil, yakni menjaring para investor dari timur tengah.

Terlebih, kata Dedi, Jabar selama ini dikenal sebagai destinasi wisatawan karena memiliki berbagai objek pariwisata berbasis alam, mulai dari gunung, air terjun, hingga pantai.

Jawa Barat punya pantai di Pangandaran, lalu ada Kawah Putih, Tangkuban Parahu. Lalu, ada pula destinasi buatan seperti taman hiburan, taman safari atau Jatiluhur, termasuk budayanya juga.

"Ada Desa Ciptagelar, tari topeng, angklung. Belum lagi kalau berbicara tentang kuliner. Ini sangat diminati oleh wisatawan, termasuk produk kreatif yang dihasilkan warga Jawa Barat," papar Dedi.

Adapun indikator Jabar sebagai primadona wisatawan, yakni potensi jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jabar. Berdasarkan data yang dikantonginya, sebanyak 3,6 juta wisatawan mancanegara dan 64 juta wisatawan nusantara berwisata di Jabar selama 2019 lalu atau sebelum pandemi melanda.

Diakui Dedi, pandemi COVID-19 berpengaruh signifikan terhadap sektor pariwisata, yakni turunnya kunjungan wisatawan karena berbagai kebijakan di sektor kesehatan. Selama 2020, kunjungan wisatawan mancanegara menurun drastis hingga hanya 31.000 wisatawan dan wisatawan nusantara 35 juta wisatawan.

"Tahun ini, kami fokus pada sektor kesehatan dan pemulihan ekonomi. Salah satu yang diandalkan dalam pemulihan ekonomi adalah sektor pariwisata. Kami sudah memberlakukan prokes yang ketat sesuai CHSE, kemudian wisata halal juga banyak terdapat di jabar," tandasnya.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2689 seconds (0.1#10.140)
pixels