Melihat Kajian Rumah Panggung Woloan dalam Program Dosen Membangun Desa

Jum'at, 29 Oktober 2021 - 14:17 WIB
loading...
Melihat Kajian Rumah...
Seminar Nasional melalui online yang diselenggarakan oleh Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI), Kawanua Katolik (Kawkat) serta Pemerintah Kota Tomohon Sulawesi Utara (Ist).
A A A
TOMOHON - Bermula dari rumah yang menempel pada pohon, kemudian berubah menjadi rumah panjang, dan yang bertahan hingga kini adalah rumah adat Minahasa berbentuk panggung.

Hal ini tercatat dalam penelitian Dr. WR Van Hoevell pada penelitiannya di tahun 1850. Rumah adat Minahasa berbentuk panggung terdiri dari dua jenis, yaitu berpilar batu (Wale Weiwangin) dan berpilar balok kayu (Wale Meito’tol). Jenis kedua inilah yang menjadi model rumah Minahasa yang diperjualbelikan di Desa Woloan.

"Rumah adat Minahasa memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Minahasa. Kearifan lokal juga melekat di rumah ini," ungkap Dr. Paul Ricardo Renwarin pada seminar nasional melalui online yang diselenggarakan oleh Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI), Kawanua Katolik (Kawkat) serta Pemerintah Kota Tomohon Sulawesi Utara pada Kamis (28/10/ 2021).

Lebih lanjut Ricardo, yang juga sebagai peneliti dan budayawan Minahasa, menambahkan mengenai From Nature to Culture. Memang benar bangunan ‘rumah’ itu bercorak material-fisik-benda mati. Tetapi di tangan manusia pembangun atau para tukang, yang alami-natural-mati ini diolah dan ditata (cultivate) menjadi ‘hidup’, yaitu ‘rumah hidup’ (the living house).

Dari mana diperoleh ‘filosofi’ rumah hidup ini ? Lewat perlakuan khusus para tukang, baik lewat tindakan, kata-kata ungkapan, doa, simbol-simbol dalam proses mem-’bangun’ atau mendirikan rumah. Ricardo menjelaskan juga pentingnya memahami alur pembangunan rumah: sejak batu pertama sampai penggunaan rumah tersebut untuk dihuni atau istilah orang Minahasa adalah acara naik rumah baru.

Pembicara lain, Dr. Krismanto Kusbiantoro, melihat rumah panggung woloan dalam perspektif penguatan arsitektur tradisional nusantara. Dari sisi arsitektur, rumah bisa dilihat dari dua dimensi yakni rumah sebagai tempat bernaung dan rumah sebagai tempat berlindung.

Krismanto menjelaskan bahwa dalam kasus Arsitektur vernakular Asia Tenggara, yang memiliki iklim panas disertai dengan curah hujan dan kelembaban yang tinggi (Sekitar 70-100% memiliki kelembaban tinggi dan suhu sekitar 30 derajat Celsius) maka pola yang logis adalah pola shelter/bernaung yang artinya memiliki bukaan yang besar untuk udara mengalir, cahaya matahari masuk ke dalam ruang dan atap yang lebar dan besar untuk menahan curah hujan yang tinggi.

Tujuh (7) fitur umum hunian tradisional di Asia Tenggara yakni hunian tripartite, berlantai dengan berbagai ketinggian, atap yang condong keluar, hiasan pada wuwung, atap yang melengkung seperti sadel kuda dan treatment berbeda kayu antara akar dan pucuk.

Untuk arsitek rumah panggung Woloan merupakan Huniatan Tirpartite karena ada kaki berupa tiang panggung dengan kolongnya, badan rumah berupa dinding dengan jendela dan pintu serta kepala berupa atap pelana. Krismanto juga menambahkan bahwa rumah panggung Woloan berlantai dengan berbagai ketinggian. "Beda ketinggian pada area tertentu seperti teras kamar mandi lebih rendah," ujar Krismanto.

Pembicara lain, Anton J Supit, melihat dari sisi ekonomi dan bisnis. “Seberapa besar pengaruh industri Rumah Panggung Woloan ini terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Juga bagaimana rumah yang tidak dijual bisa menjadi daya tarik destinasi wisata,"sebut Anton. Baca: Terkait Kasus Video Viral Pemukulan Kakek, Polres Majalengka Lakukan Upaya Mediasi.

Sebagai pengusaha, saya melihat bahwa untuk menaikkan nilai jual atau pun nilai wisata maka dibutuhkan sentuhan-sentuhan arsitektur modern tanpa harus meninggalkan unsur lokal wisdom.

Inti dari webinar series pertama ini yang diselenggarakan oleh Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI), Kawanua Katolik (Kawkat) dan Pemerintah Kota Tomohon Sulawesi Utara adalah penyatuan dari berbagai sudut pandang. Baca Juga: Ratusan Warga Bandung Antusias Ikuti Vaksinasi Lotte Mart dan MNC Peduli.

Wali Kota Tomohon Caroll Senduk yang hadir langsung dalam Webinar ini sangat mengapresiasi program dosen membangun desa ini. Ketua Umum IKDKI dan Kawkat, sama-sama sependapat, semoga dengan webinar series online yang akan diselenggarakan sampai series keenam, dapat menghasilkan terobosan baru ke depan untuk pengembangan Rumah Panggung Woloan dan memberikan dampak positif, ekonomi dan sosial budaya khususnya bagi masyarakat lokal.
(nag)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2697 seconds (0.1#10.140)