Kisah Ida Ayu Nyoman Rai Srimben, Nenek Sukmawati Soekarnoputri yang Nekat Melawan Adat demi Cinta

Minggu, 24 Oktober 2021 - 09:19 WIB
loading...
A A A
Hingga satu ketika, Srimben sedang membawakan tarian di pura, tepatnya saat Hari Raya Galungan. Tiba-tiba, matanya tertuju kepada seorang lekaki yang sejak tadi menatapnya. Pria itu tidak lain adalah Raden Soekemi Sosrodihardjo.

Soekemi merupakan guru sekolah rendah di Singaraja yang ditugaskan oleh Kementerian Pendidikan Kolonial Belanda. Saat itu, guru asal Jawa itu sudah dua tahun ditempatkan di Bali.

Setelah berkenalan di pura, beberapa hari kemudian Soekemi memberanikan diri ke rumah Srimben. Tanpa disangka, keluarga besar Bale Agung membukakan pintu lebar. Soekemi rupanya punya keahlian membaca lontar sehingga dikagumi keluarga Srimben.

Kisah Ida Ayu Nyoman Rai Srimben, Nenek Sukmawati Soekarnoputri yang Nekat Melawan Adat demi Cinta


Soekemi memanfaatkan kesempatan itu untuk terus melakukan pendekatan kepada Srimben. Singkat cerita, Srimben pun tak kuasa menolak ketika Soekemi menyatakan cintanya.

Dengan penuh keyakinan, Soekemi lalu datang menemui Nyoman Pasek seraya menyatakan ingin menikahi anaknya. "Bapak Srimben dengan tegas menjawab tidak bisa. Soekemi orang Jawa, agamanya Islam," tutur Arsana.

Menurut Arsana, penolakan Nyoman Pasek memang sesuai doktrin leluhurnya zaman itu. "Dulu ada semacam doktrin di leluhur kami, kalau laki-laki dan perempuan kawinnya intern di sini saja," ungkapnya.



Puncaknya, 15 Juni 1887. Srimben yang saat itu berumur 17 tahun nekat meninggalkan keluarga besar dan melepas adatnya untuk kawin lari bersama Soekemi. Keduanya menikah tanpa restu orang tua Srimben.

Dalam buku "Ibu Indonesia dalam Kenangan" yang ditulis Nurinwa Ki S Hendrowinoto dkk terungkap, setelah pernikahan, Soekemi dan Srimben menemui Nyoman Pasek lewat bantuan seorang kepala polisi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2883 seconds (0.1#10.140)