Dibangun di Kawasan Laut, PLTB Bantaeng Butuh Rp2,8 Triliun
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Kabupaten Bantaeng diproyeksikan bakal memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Uniknya, kincir dari pembangkit dibangun di kawasan laut Pa'jukukang. Adapun estimasi anggaran yang dibutuhkan mencapai USD200 juta atau setara Rp2,8 triliun.
Direktur PT Bantaeng Sinergi Cemerlang (Basic), Tony Pahlevi, menyampaikan pihaknya selaku Perseroda Bantaeng telah menekan kerja sama dengan PT WPD Energy perihal suplai energi listrik untuk Kawasan Industri Bantaeng alias KIBA. Kerja sama itu ditandatangani pada pameran Apkasi Otonomi Expo (AOE) 2021 di Jakarta, belum lama ini.
"Perjanjian kerja sama ini dalam rangka pembangunan PLTB, sama yang ada di Kabupaten Jeneponto. Tetapi kita out source, baling-balingnya ada di laut, bukan di darat," ungkap Tony.
Ia menjelaskan keberadaan PLTB di Bantaeng penting guna menopang kebutuhan listrik untuk KIBA. Adapun nilai investasi proyek PLTB mencapai USD200 juta atau setara Rp2,8 triliun. "MoU ini akan berjalan dalam waktu dua tahun. Karena masih banyak perizinan yang dilakukan kedua belah pihak untuk merealisasikan energy baru terbarukan," tuturnya.
Dia mengatakan PLTB dipilih karena salah satu sumber energi yang terbarukan dan ramah lingkungan. Rencana PLTB ini memiliki kapasitas setara 1.000 MW. "Kalau ini terjadi, maka ini yang pertama di Indonesia," jelas dia.
Selain meneken kerja sama dengan PT. WPD, PT Basic juga meneken adendum perjanjian kerja sama dengan Butta Toa Group. Perusahaan ini akan mulai membangun tiga pabrik hingga 2027. Ketiga pabrik itu adalah smelter, stainless stell dan pabrik metal.
Pabrik pertama yang akan dibangun adalah smelter, dimana pelaksanaan groundbreaking dimulai pada Desember 2021. Rencana pembangunan tersebut akan tuntas pada 2024. Selanjutnya, untuk stainles stell dan pabrik metal akan dibangun pada tahap selanjutnya. Pabrik stainles stell dibangun pada 2023 dan selesai pada 2025, lalu untuk pabrik metal selesai pada 2027.
"Nilai investasinya ini Rp11,3 triliun untuk tiga pabrik ini. Kita harapkan proses ini bisa selesai tepat waktu," tuturnya.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian, menyempatkan diri hadir di stand pameran milik PT Basic. Pada kesempatan itu, Bupati Bantaeng, Ilham Azikin, memaparkan grand desain pembangunan PLTB di kawasan laut Pa'jukukang untuk menyuplai energi listrik di KIBA. Ilham mengklaim grand desain tersebut adalah yang pertama di Indonesia.
"Jika ini terwujud, ini adalah yang pertama di Indonesia," jelas dia.
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, mengaku kagum dengan rencana itu. Dia berharap rencana tersebut bisa terwujud untuk masa depan Bantaeng yang lebih baik.
Sekadar diketahui, KIBA memiliki luas lahan mencapai 3.151 hektare. Kawasan ini masuk dalan Project strategis nasional (PSN). Selain industri smelter, di kawasan ini juga akan dibangun pelabuhan ekspor untuk mendukung aktivitas niaga di Indonesia.
Direktur PT Bantaeng Sinergi Cemerlang (Basic), Tony Pahlevi, menyampaikan pihaknya selaku Perseroda Bantaeng telah menekan kerja sama dengan PT WPD Energy perihal suplai energi listrik untuk Kawasan Industri Bantaeng alias KIBA. Kerja sama itu ditandatangani pada pameran Apkasi Otonomi Expo (AOE) 2021 di Jakarta, belum lama ini.
"Perjanjian kerja sama ini dalam rangka pembangunan PLTB, sama yang ada di Kabupaten Jeneponto. Tetapi kita out source, baling-balingnya ada di laut, bukan di darat," ungkap Tony.
Ia menjelaskan keberadaan PLTB di Bantaeng penting guna menopang kebutuhan listrik untuk KIBA. Adapun nilai investasi proyek PLTB mencapai USD200 juta atau setara Rp2,8 triliun. "MoU ini akan berjalan dalam waktu dua tahun. Karena masih banyak perizinan yang dilakukan kedua belah pihak untuk merealisasikan energy baru terbarukan," tuturnya.
Dia mengatakan PLTB dipilih karena salah satu sumber energi yang terbarukan dan ramah lingkungan. Rencana PLTB ini memiliki kapasitas setara 1.000 MW. "Kalau ini terjadi, maka ini yang pertama di Indonesia," jelas dia.
Selain meneken kerja sama dengan PT. WPD, PT Basic juga meneken adendum perjanjian kerja sama dengan Butta Toa Group. Perusahaan ini akan mulai membangun tiga pabrik hingga 2027. Ketiga pabrik itu adalah smelter, stainless stell dan pabrik metal.
Pabrik pertama yang akan dibangun adalah smelter, dimana pelaksanaan groundbreaking dimulai pada Desember 2021. Rencana pembangunan tersebut akan tuntas pada 2024. Selanjutnya, untuk stainles stell dan pabrik metal akan dibangun pada tahap selanjutnya. Pabrik stainles stell dibangun pada 2023 dan selesai pada 2025, lalu untuk pabrik metal selesai pada 2027.
"Nilai investasinya ini Rp11,3 triliun untuk tiga pabrik ini. Kita harapkan proses ini bisa selesai tepat waktu," tuturnya.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian, menyempatkan diri hadir di stand pameran milik PT Basic. Pada kesempatan itu, Bupati Bantaeng, Ilham Azikin, memaparkan grand desain pembangunan PLTB di kawasan laut Pa'jukukang untuk menyuplai energi listrik di KIBA. Ilham mengklaim grand desain tersebut adalah yang pertama di Indonesia.
"Jika ini terwujud, ini adalah yang pertama di Indonesia," jelas dia.
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, mengaku kagum dengan rencana itu. Dia berharap rencana tersebut bisa terwujud untuk masa depan Bantaeng yang lebih baik.
Sekadar diketahui, KIBA memiliki luas lahan mencapai 3.151 hektare. Kawasan ini masuk dalan Project strategis nasional (PSN). Selain industri smelter, di kawasan ini juga akan dibangun pelabuhan ekspor untuk mendukung aktivitas niaga di Indonesia.
(agn)