Gelombang Ketiga Covid-19 Berpotensi Terjadi Februari atau Maret 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagian ahli menyebutkan bahwa gelombang ketiga Covid-19 berpotensi terjad pada akhir tahun 2021 dan Januari 2022, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memprediksi potensi gelombang ketiga terjadi pada Februari atau Maret 2022.
“Sebagian ahli menyampaikan akhir tahun ini, beberapa hal ahli bilang awal Januari,” dikutip dari media sosial pribadinya, Minggu (17/10/2021).
“Kalau saya sendiri sambil harap-harap cemas, itu mungkin masih bulan Februari atau Maret. Tentu yang harapan dan doa-nya yang paling baik adalah tentu tidak timbul gelombang ketiga,” ujar Zubairi.
Ia mengatakan, potensi gelombang ketiga ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Salah satunya yakni angka kasus Covid-19 di negara tetangga yakni Malaysia, Singapura, Thailand, juga Filipina saat ini naik signifikan.
“Pertama, Indonesia kan juga terkait dengan banyak negara lain. Negara tetangga kita kan Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina sekarang rankingnya naik setiap hari kasusnya banyak banget melebihi kasus harian Indonesia,” ucapnya.
Kedua, kata Zubairi akibat mutasi virus yang bisa muncul kapan saja. “Tadi itu kalau melihat tetangga kita begitu tinggi, kemudian ada varian-varian baru yang muncul,” katanya.
Ketiga, potensi klaster Covid-19 akibat pembukaan aktivitas. Zubairi mengatakan pembukaan sekolah tatap muka juga ternyata menyebabkan beberapa klaster. Ditambah lagi penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional yang mendeteksi adanya 83 orang positif Covid-19 yang bisa menimbulkan klaster penularan.
“Kemudian kita tahu PON Papua walaupun sebagian besar yang terinfeksi itu sembuh namun ada 83, walaupun yang 83 itu tidak sedikit dan bisa menular ke banyak orang walaupun kondisi kesehatannya yang bagus, namun sekali lagi bisa merupakan sumber penularan untuk klaster-klaster yang baru. Itu yang perlu dikhawatirkan,” paparnya.
“Belum lagi tempat pariwisata dibuka, sekarang bayangin saja yang ke Puncak itu banyak banget,” kata Zubairi.
Meski begitu, Zubairi berharap tidak terjadi gelombang ketiga di tahun depan namun akan berubah dari pandemi Covid-19 menjadi endemi.
“Namun sudah waktunya endemi. Semoga tahun depan bukan gelombang ketiga, namun endemi. Artinya hanya ada di satu daerah, di provinsi kemudian nanti hilang, kemudian muncul lagi di tempat lain. Itu harapan dan doa kita agar pandemi yang ketiga, gelombang ketiga ini tidak muncul, namun semoga menjadi endemi,” kata Zubairi.
“Sebagian ahli menyampaikan akhir tahun ini, beberapa hal ahli bilang awal Januari,” dikutip dari media sosial pribadinya, Minggu (17/10/2021).
“Kalau saya sendiri sambil harap-harap cemas, itu mungkin masih bulan Februari atau Maret. Tentu yang harapan dan doa-nya yang paling baik adalah tentu tidak timbul gelombang ketiga,” ujar Zubairi.
Ia mengatakan, potensi gelombang ketiga ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Salah satunya yakni angka kasus Covid-19 di negara tetangga yakni Malaysia, Singapura, Thailand, juga Filipina saat ini naik signifikan.
“Pertama, Indonesia kan juga terkait dengan banyak negara lain. Negara tetangga kita kan Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina sekarang rankingnya naik setiap hari kasusnya banyak banget melebihi kasus harian Indonesia,” ucapnya.
Kedua, kata Zubairi akibat mutasi virus yang bisa muncul kapan saja. “Tadi itu kalau melihat tetangga kita begitu tinggi, kemudian ada varian-varian baru yang muncul,” katanya.
Ketiga, potensi klaster Covid-19 akibat pembukaan aktivitas. Zubairi mengatakan pembukaan sekolah tatap muka juga ternyata menyebabkan beberapa klaster. Ditambah lagi penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional yang mendeteksi adanya 83 orang positif Covid-19 yang bisa menimbulkan klaster penularan.
“Kemudian kita tahu PON Papua walaupun sebagian besar yang terinfeksi itu sembuh namun ada 83, walaupun yang 83 itu tidak sedikit dan bisa menular ke banyak orang walaupun kondisi kesehatannya yang bagus, namun sekali lagi bisa merupakan sumber penularan untuk klaster-klaster yang baru. Itu yang perlu dikhawatirkan,” paparnya.
“Belum lagi tempat pariwisata dibuka, sekarang bayangin saja yang ke Puncak itu banyak banget,” kata Zubairi.
Meski begitu, Zubairi berharap tidak terjadi gelombang ketiga di tahun depan namun akan berubah dari pandemi Covid-19 menjadi endemi.
“Namun sudah waktunya endemi. Semoga tahun depan bukan gelombang ketiga, namun endemi. Artinya hanya ada di satu daerah, di provinsi kemudian nanti hilang, kemudian muncul lagi di tempat lain. Itu harapan dan doa kita agar pandemi yang ketiga, gelombang ketiga ini tidak muncul, namun semoga menjadi endemi,” kata Zubairi.
(agn)