Solar Langka, Antrean Kendaraan Mengular di SPBU Semarang dan Salatiga

Sabtu, 16 Oktober 2021 - 17:15 WIB
loading...
Solar Langka, Antrean...
Sejumlah truk, bus dan kendaraan bermotor bermesin diesel lainnya saat antre bio solar di SPBU Tengaran, Kabupaten Semarang, Sabtu (16/10/2021). Foto/SINDOnews/Angga Rosa
A A A
SEMARANG - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis bio solar membuat antrean truk, bus dan kendaraan bermotor bermesin diesel lainnya mengular di SPBU Kabupaten Semarang dan Salatiga, Sabtu (16/10/2021). Di antaranya terlihat di SPBU Tengaran, Kabupaten Semarang.

Antrean kendaraan ini merupakan imbas dari minimnya ketersediaan stok bio solar sejumlah SPBU di wilayah Kabupaten Semarang dan Salatiga.



Seorang sopir truk Yuwono (36) warga Tengaran menuturkan, kondisi ini terjadi sejak pekan lalu. Stok bio solar yang dimiliki sejumlah SPBU terbatas sehingga cepat habis.

"Solar sekarang langka. Kondisi ini merata di sejumlah daerah. Beberapa hari lalu, saya dari Klaten sampai Salatiga tidak dapat solar. Semua SPBU disepanjang jalan dari Klaten hingga Salatiga kehabisan solar," katanya, Sabtu (16/10/2021).

Dia mengeluhkan minimnya stok bio solar di SPBU. Sebab kondisi ini sangat berpengaruh pada pekerjaannya selaku sopir truk.

"Kalau tidak ada bio solar, mau berangkat kerja ya tidak bisa. Kalau mobil (truk) diisi dexlite, biaya operasional naik sementara harga jual pasir dan material lainnya tidak bisa serta merta naik," ujarnya.



Sopir truk lainnya, Edi (39) waga Sumowono, Kabupaten Semarang mengatakan, minimnya stok bio solar di SPBU membuat sopir truk kebingungan. Para sopir harus mencari solar dulu sebelum berangkat ke lokasi tambang pasir.

"Kalau tidak dapat solar, terpaksa balik ke rumah. Tidak jadi kerja. Sebab kalau nekat berangkat, bisa kehabisan solar di jalan. Itu pernah saya alami, akhirnya terpaksa mengisi BBM dengan dexlite. Akibatnya, saya pulang tidak membawa uang," ujarnya

Dia mengatakan, meski kondisi di lapangan seperti itu, namun sopir truk tidak bisa serta merta menaikkan harga jual material. Jika harga dinaikkan, maka tentunya konsumen tidak mau.

"Kalau kondisi ini berlangsung lama, akan berpengaruh pada usaha material. Kami mohon pemerintah bisa menanggapi keluhan kami," ucapnya.

Sementara itu, petugas salah satu SPBU di Salatiga, Joko menuturkan, sekarang pasokan solar dari Pertamina dibatasi. SPBU tempatnya bekerja hanya mendapat jatah bio solar sebanyak 2.500 per hari.

"Sekarang solar di batasi. Di SPBU ini dijatah 2.500 liter per hari. Kalau sudah habis, ya tidak bisa melayani konsumen," ucapnya.

Dia mengaku tidak mengetahui penyebab pembatasan pasokan. "Penyebabnya saya tidak tahu. Yang jelas ada pembatasan pasokan bio solar," ujarnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1601 seconds (0.1#10.140)