Siswa Nias Utara Bertaruh Nyawa Bergelantungan di Jembatan Gantung, BBPJN Gerak Cepat Memperbaiki
loading...
A
A
A
NIAS UTARA - Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Sumatera Utara, bergerak cepat membenahi jembatan gantung Sungai Muzoi di Desa Orahili, Kecamatan Namohalu Esiwa, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara, yang roboh akibat diterjang banjir.
Sebelumnya para siswa maupun warga nekat menantang maut dengan menyeberangi jembatan yang hampir roboh tersebut, dengan bergelantung di atas tali untuk diseberang sungai karena satu satunya akses yang menghubungkan antar kecamatan yang ada di Kabupaten Nias Utara.
Kepala BBPJN II Sumatera Utara, Selamat Rasidi Simanjuntak menuturkan, saat ini timnya telah diturunkan untuk meninjau langsung kondisi jembatan, dan melakukan perbaikan darurat agar dapat dilewati pejalan kaki terlebih para siswa yang ke sekolah untuk mengikuti ujian.
"Hari ini kita sudah ke lokasi dan memperbaiki jembatan tersebut secara darurat dengan memasang bambu, sehingga sementara dapat dilewati oleh pejalan kaki baik masyarakat maupun anak sekolah sehingga menekan resiko korban jiwa yang nekat melintasi jembatan tersebut," jelas Rasidi, Jumat (1/10/2021)/
Selain memperbaiki secara darurat, Rasidi juga menuturkan bahwa Senin (4/10/2021) depan, tim dari Kementerian PUPR akan ke Nias, untuk melakukan survei ulang jembatan tersebut, dan melakukan pengecekan komponen komponen yang rusak sehingga dapat didatang dari Jakarta.
"Untuk jangka panjangnya, minggu depan Tim Kementerian PUPR akan mendata ulang apa-apa aja komponen yang rusak maupun hanyut terbawa banjir, sehingga dapat didatangkan dari Jakarta, dan nantinya dapat diperbaiki ulang secara permanen dalam waktu dekat ini," tuturnya.
Rasidi berharap agar masyarakat mendukung kegiatan yang akan dilakukan oleh Balai dalam memperbaiki ulang jembatan gantung tersebut. "Kita Tidak akan lepas tangan dalam penangannya, bahkan Bina Marga Pusat tetap mengutamakan hal-hal yang berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat," tandasnya.
Pada dini hari Rabu (29/9/2021) telah terjadi banjir besar di Sungai Muzoi, yang mengakibatkan jembatan rusak berat dan tidak bisa lagi dipergunakan, sehingga para pelajar nekat melintasi jembatan tersebut meski dapat menelan korban jiwa.
Sebelumnya para siswa maupun warga nekat menantang maut dengan menyeberangi jembatan yang hampir roboh tersebut, dengan bergelantung di atas tali untuk diseberang sungai karena satu satunya akses yang menghubungkan antar kecamatan yang ada di Kabupaten Nias Utara.
Kepala BBPJN II Sumatera Utara, Selamat Rasidi Simanjuntak menuturkan, saat ini timnya telah diturunkan untuk meninjau langsung kondisi jembatan, dan melakukan perbaikan darurat agar dapat dilewati pejalan kaki terlebih para siswa yang ke sekolah untuk mengikuti ujian.
"Hari ini kita sudah ke lokasi dan memperbaiki jembatan tersebut secara darurat dengan memasang bambu, sehingga sementara dapat dilewati oleh pejalan kaki baik masyarakat maupun anak sekolah sehingga menekan resiko korban jiwa yang nekat melintasi jembatan tersebut," jelas Rasidi, Jumat (1/10/2021)/
Selain memperbaiki secara darurat, Rasidi juga menuturkan bahwa Senin (4/10/2021) depan, tim dari Kementerian PUPR akan ke Nias, untuk melakukan survei ulang jembatan tersebut, dan melakukan pengecekan komponen komponen yang rusak sehingga dapat didatang dari Jakarta.
"Untuk jangka panjangnya, minggu depan Tim Kementerian PUPR akan mendata ulang apa-apa aja komponen yang rusak maupun hanyut terbawa banjir, sehingga dapat didatangkan dari Jakarta, dan nantinya dapat diperbaiki ulang secara permanen dalam waktu dekat ini," tuturnya.
Rasidi berharap agar masyarakat mendukung kegiatan yang akan dilakukan oleh Balai dalam memperbaiki ulang jembatan gantung tersebut. "Kita Tidak akan lepas tangan dalam penangannya, bahkan Bina Marga Pusat tetap mengutamakan hal-hal yang berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat," tandasnya.
Pada dini hari Rabu (29/9/2021) telah terjadi banjir besar di Sungai Muzoi, yang mengakibatkan jembatan rusak berat dan tidak bisa lagi dipergunakan, sehingga para pelajar nekat melintasi jembatan tersebut meski dapat menelan korban jiwa.
(eyt)