Bertaruh Nyawa! Siswa di Nias Utara Bergelantungan di Atas Jembatan Gantung Ambruk
loading...
A
A
A
NIAS UTARA - Miris! Siswa sekolah di Desa Orahili, Namohalu Esiwa, Nias Utara, Sumatera Utara tiap hari harus bertaruh nyawa melewati jembatan gantung Sungai Muzoi yang ambruk. Jembatan itu ambruk akibat diterjang banjir.
Akibatnya sejumlah kecamatan di Nias Utara terisolir karena jembatan tersebut merupakan akses penghubung satu satunya di wilayah tersebut.
Otoni Halawa, salah seorang warga Desa Orahili mengungkapkan, meski jembatan gantung tersebut roboh akibat diterjang banjir namun warga tetap nekat melewatinya. Sebab jembatan tersebut itu satu satunya akses yang menghubungkan antar kecamatan yang ada di Kabupaten Nias Utara.
"Sangat memprihatinkan, jika para pelajar ingin bersekolah mereka nekat bergelantungan di atas jembatan untuk menyeberang agar dapat tiba di sekolah mereka masing-masing. Kami berharap agar pemerintah daerah maupun pihak terkait dapat mencari solusi karena jembatan ini merupakan akses satu satunya untuk bisa melewati sungai," kata Otoni, Jumat (1/9/2021).
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Besar Pembangunan Jalan dan Jembatan Nasional (BBPJN) Wilayah Sumatera Utara, Firman Hutauruk membenarkan, jika pada Rabu dini hari, Rabu (29/9/2021) telah terjadi banjir besar di Sungai Muzoi. Banjir menyebabkan jembatan rusak berat dan tidak bisa lagi dipergunakan.
"Memang benar dua tahun lalu Kementerian PUPR telah menggelontorkan anggaran untuk membangun jembatan gantung tersebut dan jembatan tersebut telah selesai dikerjakan serta telah dipergunakan sebagaimana mestinya, sebagai barang milik negara dan juga telah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Nias Utar," terang Firman.
Selain itu, Firman juga menuturkan bahwa pihaknya telah melaporkan kondisi jembatan yang rusak diterjang banjir tersebut untuk dilakukan perbaikan ulang sehingga dapat difungsikan kembali.
"Saya mengharapkan dukungan semua pihak baik masyarakat, aparat desa dan pemerintahan, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat wilayah Kepulauan Nias untuk bersama membangun Jalan Nasional dan fasilitas prasarana umum lainnya yang menjadi tanggung jawab BBPJN dan Kementerian PUPR," ujarnya.
Diketahui, jembatan tersebut dibangun pada tahun 2019 dengan biaya sebesar Rp2,9 milliar dari dana APBN melalui BBPJN, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Akibatnya sejumlah kecamatan di Nias Utara terisolir karena jembatan tersebut merupakan akses penghubung satu satunya di wilayah tersebut.
Otoni Halawa, salah seorang warga Desa Orahili mengungkapkan, meski jembatan gantung tersebut roboh akibat diterjang banjir namun warga tetap nekat melewatinya. Sebab jembatan tersebut itu satu satunya akses yang menghubungkan antar kecamatan yang ada di Kabupaten Nias Utara.
"Sangat memprihatinkan, jika para pelajar ingin bersekolah mereka nekat bergelantungan di atas jembatan untuk menyeberang agar dapat tiba di sekolah mereka masing-masing. Kami berharap agar pemerintah daerah maupun pihak terkait dapat mencari solusi karena jembatan ini merupakan akses satu satunya untuk bisa melewati sungai," kata Otoni, Jumat (1/9/2021).
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Besar Pembangunan Jalan dan Jembatan Nasional (BBPJN) Wilayah Sumatera Utara, Firman Hutauruk membenarkan, jika pada Rabu dini hari, Rabu (29/9/2021) telah terjadi banjir besar di Sungai Muzoi. Banjir menyebabkan jembatan rusak berat dan tidak bisa lagi dipergunakan.
"Memang benar dua tahun lalu Kementerian PUPR telah menggelontorkan anggaran untuk membangun jembatan gantung tersebut dan jembatan tersebut telah selesai dikerjakan serta telah dipergunakan sebagaimana mestinya, sebagai barang milik negara dan juga telah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Nias Utar," terang Firman.
Selain itu, Firman juga menuturkan bahwa pihaknya telah melaporkan kondisi jembatan yang rusak diterjang banjir tersebut untuk dilakukan perbaikan ulang sehingga dapat difungsikan kembali.
"Saya mengharapkan dukungan semua pihak baik masyarakat, aparat desa dan pemerintahan, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat wilayah Kepulauan Nias untuk bersama membangun Jalan Nasional dan fasilitas prasarana umum lainnya yang menjadi tanggung jawab BBPJN dan Kementerian PUPR," ujarnya.
Diketahui, jembatan tersebut dibangun pada tahun 2019 dengan biaya sebesar Rp2,9 milliar dari dana APBN melalui BBPJN, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
(shf)