Disparbud Bandung Barat Dorong Eksistensi Pelaku Industri Kreatif Musik Angkat Pamor Daerah
loading...
A
A
A
KABUPATEN BANDUNG BARAT - Pandemi Covid-19 membuat berbagai aktivitas pekerjaan maupun bisnis di masyarakat menjadi terganggu. Para pelaku industri kreatif di bidang musik yang ada di Kabupaten Bandung Barat pun merasakan hal yang sama, sehingga untuk tetap bisa bertahan harus ada inovasi yang dilakukan.
Ringga Hardika seorang pegiat industri kreatif bidang musik yang mengusung aliran free jazz dan jazz tradisional, merasakan betul imbas dari pandemi Covid-19. Selama pandemi, aktivitas pentasnya menjadi berkurang sehingga berimbas kepada penghasilannya.
"Selama Covid-19 agenda manggung mengisi acara nggak ada, karena aturan tidak boleh berkerumun. Paling coba diakali dengan pentas secara online dan streaming," kata warga Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat ini.
Padahal ketika pandemi belum melanda, dirinya sering tampil di beberapa acara di dalam dan luar negeri. Seperti 2018 main di Thailand Puket Internasional Jazz Day berkolaborasi dengan musisi jazz dr Asia, Eropa, dan Amerika. Lalu 2019 mentas di Malaysia dengan musisi Jepang dan Malaysia. Semula pada 2020 akan tampil di Yokohama Jazz Promenade di Jepang tapi batal karena Covid-19.
Pria yang belajar bass akustik secara autodidak ini merasakan betul bagaimana sepinya job akibat pandemi. Namun dirinya bertahan sambil mengajar les musik dan berkreasi dengan grup bandnya Ringga Hardika Trio yang pernah tampil di International Jazz Day dari Unesco pada 2020 secara streaming.
Sementara Ringga Hardika Quartet pada 2021 baru main di Cirebon International Jazz Day, dan acara komunitas jazz di Jabar secara online. Semua pengalaman dan kesempatan itu didapatkannya, karena pria yang terinspirasi musisi jazz Chick Corea dan Herbie Hancock ini tergabung dalam forum komunitas jazz international di media sosial.
"Saya sering upload ke komunitas, saat bermain musik jazz atau bass akustik. Banyak musisi luar yang tertarik karena mereka menganggap di Indonesia baru saya yang memainkan. Jadi suka ada undangan atau kolaborasi untuk main bareng," tutur pengagum Christian McBride dan Ron Carter ini.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pemerintah Kabupaten Bandung Barat Heri Partomo mengatakan, pelaku industri kreatif jangan kehilangan kreativitas menghadapi pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan akan berakhir. Di tengah kondisi serba tidak pasti ini dibutuhkan ide-ide baru dan inovatif agar produk yang dibuat tetap bisa ditawarkan.
"Sektor pariwisata sekarang sedang mati suri, banyak pelaku industri kreatif di bidang kriya dan seni pertunjukan yang terdampak. Makanya kita arahkan mereka untuk berinovasi dan menampilkan karyanya secara oline," ucapnya.
Sedangkan Kabid Pengembangan Ekraf, Disparbud KBB, Hani Nurismandiyah menambahkan, banyak pelaku usaha industri kreatif yang mencapai sekitar 2.000 lebih, harus alih profesi sementara untuk bertahan hidup selama Covid-19. Sementara untuk bidang kuliner dan souvenir mereka diarahkan agar menjual produk secara online.
"Pelaku seni pertunjukkan memang tidak bisa tampil selama pandemi, tapi kreativitas harus terus tumbuh dan bertahan di tengah kondisi sulit," ujarnya. Advetorial
Ringga Hardika seorang pegiat industri kreatif bidang musik yang mengusung aliran free jazz dan jazz tradisional, merasakan betul imbas dari pandemi Covid-19. Selama pandemi, aktivitas pentasnya menjadi berkurang sehingga berimbas kepada penghasilannya.
"Selama Covid-19 agenda manggung mengisi acara nggak ada, karena aturan tidak boleh berkerumun. Paling coba diakali dengan pentas secara online dan streaming," kata warga Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat ini.
Padahal ketika pandemi belum melanda, dirinya sering tampil di beberapa acara di dalam dan luar negeri. Seperti 2018 main di Thailand Puket Internasional Jazz Day berkolaborasi dengan musisi jazz dr Asia, Eropa, dan Amerika. Lalu 2019 mentas di Malaysia dengan musisi Jepang dan Malaysia. Semula pada 2020 akan tampil di Yokohama Jazz Promenade di Jepang tapi batal karena Covid-19.
Pria yang belajar bass akustik secara autodidak ini merasakan betul bagaimana sepinya job akibat pandemi. Namun dirinya bertahan sambil mengajar les musik dan berkreasi dengan grup bandnya Ringga Hardika Trio yang pernah tampil di International Jazz Day dari Unesco pada 2020 secara streaming.
Sementara Ringga Hardika Quartet pada 2021 baru main di Cirebon International Jazz Day, dan acara komunitas jazz di Jabar secara online. Semua pengalaman dan kesempatan itu didapatkannya, karena pria yang terinspirasi musisi jazz Chick Corea dan Herbie Hancock ini tergabung dalam forum komunitas jazz international di media sosial.
"Saya sering upload ke komunitas, saat bermain musik jazz atau bass akustik. Banyak musisi luar yang tertarik karena mereka menganggap di Indonesia baru saya yang memainkan. Jadi suka ada undangan atau kolaborasi untuk main bareng," tutur pengagum Christian McBride dan Ron Carter ini.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pemerintah Kabupaten Bandung Barat Heri Partomo mengatakan, pelaku industri kreatif jangan kehilangan kreativitas menghadapi pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan akan berakhir. Di tengah kondisi serba tidak pasti ini dibutuhkan ide-ide baru dan inovatif agar produk yang dibuat tetap bisa ditawarkan.
"Sektor pariwisata sekarang sedang mati suri, banyak pelaku industri kreatif di bidang kriya dan seni pertunjukan yang terdampak. Makanya kita arahkan mereka untuk berinovasi dan menampilkan karyanya secara oline," ucapnya.
Sedangkan Kabid Pengembangan Ekraf, Disparbud KBB, Hani Nurismandiyah menambahkan, banyak pelaku usaha industri kreatif yang mencapai sekitar 2.000 lebih, harus alih profesi sementara untuk bertahan hidup selama Covid-19. Sementara untuk bidang kuliner dan souvenir mereka diarahkan agar menjual produk secara online.
"Pelaku seni pertunjukkan memang tidak bisa tampil selama pandemi, tapi kreativitas harus terus tumbuh dan bertahan di tengah kondisi sulit," ujarnya. Advetorial
(ars)