Undip Tak Batasi Diskusi Kampus, Rektor : Asal Tak Dikaitkan Politik
loading...
A
A
A
SEMARANG - Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Prof Dr Yos Johan Utama tidak membatasi kegiatan kampus atau mahasiswa yang bersifat positif. Bahkan, Rektor perguruan tinggi negeri di Kota Semarang ini juga sangat mendukung kegiatan seminar mencari solusi terkait pandemi COVID- 19.
"Sebaiknya kegiatan seminar dan diskusi publik di kampus lebih bersifat mencari solusi dan memberikan sumbangsih kepada negara untuk penyelesaian masalah COVID -19," ungkap Prof Yos Johan , Senin (1/6/2020).
Diketahui, wabah COVID-19 masih terus terjadi, dan penularannya juga masif. Sehingga sangat diperlukan dari berbagai pihak untuk bersama-sama memerangi virus ini supaya kembali normal. (Baca juga : JPW Desak Ancaman ke Panitia Diskusi 'Pemecatan Presiden' Diusut Tuntas )
Selain itu, beberapa kampus di Indonesia sesuai arahan pemerintah, telah menghentikan proses kegiatan belajar mengajar langsung (tatap muka) dan menggantinya dengan kuliah daring/online, termasuk Universitas Diponegoro Semarang yang memberlakukan kuliah online per 16 Maret 2020.
Menurutnya, mahasiswa harus sadar akan kesehatan sendiri dan orang lain, dan jangan panik atau stres, karena dapat memperlemah sistem imun yang justru berbahaya dalam situasi seperti ini. Pada situasi seperti ini sangat dibutuhkan penambahan literasi, melakukan promosi kesehatan dan ikut ambil bagian dalam setiap kebijakan demi mengurangi penyebaran COVID-19.
"Sebagai mahasiswa harus mengambil aksi dengan melakukan prinsip social distancing, meningkatkan literasi, belajar di rumah, dan online learning. Semua yang berperan adalah pahlawan. Dengan menjaga upaya penularan virus semakin rendah. Jadilah agent of change dalam situasi pandemik ini,” tegasnya.
Masih terkait kegiatan diskusi publik kampus, pihaknya juga meminta supaya kegiatan kampus lebih menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.
"Tidak sepantasnya diskusi atau seminar di kampus dikait-kaitkan dengan politik, dan bahkan membuat kegaduhan di masyarakat. Ini saatnya kita bersama-sama mencari solusi dan bergotong royong serta menjaga persatuan bangsa untuk menyelamatkan negara dari pandemi COVID-19," pungkasnya.(Baca juga : UII Kutuk Intimidasi terhadap Diskusi Mahasiswa CLS FH UGM )
"Sebaiknya kegiatan seminar dan diskusi publik di kampus lebih bersifat mencari solusi dan memberikan sumbangsih kepada negara untuk penyelesaian masalah COVID -19," ungkap Prof Yos Johan , Senin (1/6/2020).
Diketahui, wabah COVID-19 masih terus terjadi, dan penularannya juga masif. Sehingga sangat diperlukan dari berbagai pihak untuk bersama-sama memerangi virus ini supaya kembali normal. (Baca juga : JPW Desak Ancaman ke Panitia Diskusi 'Pemecatan Presiden' Diusut Tuntas )
Selain itu, beberapa kampus di Indonesia sesuai arahan pemerintah, telah menghentikan proses kegiatan belajar mengajar langsung (tatap muka) dan menggantinya dengan kuliah daring/online, termasuk Universitas Diponegoro Semarang yang memberlakukan kuliah online per 16 Maret 2020.
Menurutnya, mahasiswa harus sadar akan kesehatan sendiri dan orang lain, dan jangan panik atau stres, karena dapat memperlemah sistem imun yang justru berbahaya dalam situasi seperti ini. Pada situasi seperti ini sangat dibutuhkan penambahan literasi, melakukan promosi kesehatan dan ikut ambil bagian dalam setiap kebijakan demi mengurangi penyebaran COVID-19.
"Sebagai mahasiswa harus mengambil aksi dengan melakukan prinsip social distancing, meningkatkan literasi, belajar di rumah, dan online learning. Semua yang berperan adalah pahlawan. Dengan menjaga upaya penularan virus semakin rendah. Jadilah agent of change dalam situasi pandemik ini,” tegasnya.
Masih terkait kegiatan diskusi publik kampus, pihaknya juga meminta supaya kegiatan kampus lebih menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.
"Tidak sepantasnya diskusi atau seminar di kampus dikait-kaitkan dengan politik, dan bahkan membuat kegaduhan di masyarakat. Ini saatnya kita bersama-sama mencari solusi dan bergotong royong serta menjaga persatuan bangsa untuk menyelamatkan negara dari pandemi COVID-19," pungkasnya.(Baca juga : UII Kutuk Intimidasi terhadap Diskusi Mahasiswa CLS FH UGM )
(nun)