Ridwan Kamil Ragukan Data Ratusan Sekolah di Jabar Jadi Klaster COVID-19
loading...
A
A
A
"Jadi kita melakukan dua proses secara bersamaan, yang penting dia berada di PPKM Level 3 maka sudah boleh tatap muka walaupun belum divaksin, tapi kita terus mengupayakan vaksinasi semaksimal mungkin," ujarnya.
Secara umum, Kang Emil pun mengklaim bahwa capaian vaksinasi harian Jabar sudah tertinggi di Indonesiadengan kecepatan 300.000 dosis per hari disusul Jawa Tengah 250.000 dosis per hari, Jawa Timur 219.000 dosis per hari, Banten 77.000 dosis per hari, Sumatera Utara 70.000 dosis per hari, dan DKI Jakarta 62.000 dosis per hari.
"Nah, Jabar sudah 311.000 dosis per hari, jadi sudah sangat tinggi. Jadi sudah kita arahkan maksimalkan juga ke para siswa yang akan melakukan tatap muka karena tidak ada lagi PPKM Level 4 di Jabar. Bahkan, dari laporan BNPB terkait kewaspadaan, minggu ini 100 persen Jabar kewaspadaan rendah alias kuning," terangnya.
Dalam kesempatan itu, Kang Emil juga menyinggung soal tingkat keterisian tempat tidur atau beda occupancy ratio (BOR) rumah sakit rujukan COVID-19 di Jabar yang terus membaik. Dia menyebutkan, BOR RS COVID-19 Jabar kini sudah turun tajam hingga hanya 6,2 persen.
"Jadi ini terendah. Artinya, 0,42 persen positivity rate juga sudah di bawah jauh (dari standar) WHO yang 5 persen, kita di jabar hanya 1,48 persen, kemudian sudah zona kuning semua dan kasus aktif tinggal 3.800," katanya.
Secara umum, Kang Emil pun mengklaim bahwa capaian vaksinasi harian Jabar sudah tertinggi di Indonesiadengan kecepatan 300.000 dosis per hari disusul Jawa Tengah 250.000 dosis per hari, Jawa Timur 219.000 dosis per hari, Banten 77.000 dosis per hari, Sumatera Utara 70.000 dosis per hari, dan DKI Jakarta 62.000 dosis per hari.
"Nah, Jabar sudah 311.000 dosis per hari, jadi sudah sangat tinggi. Jadi sudah kita arahkan maksimalkan juga ke para siswa yang akan melakukan tatap muka karena tidak ada lagi PPKM Level 4 di Jabar. Bahkan, dari laporan BNPB terkait kewaspadaan, minggu ini 100 persen Jabar kewaspadaan rendah alias kuning," terangnya.
Dalam kesempatan itu, Kang Emil juga menyinggung soal tingkat keterisian tempat tidur atau beda occupancy ratio (BOR) rumah sakit rujukan COVID-19 di Jabar yang terus membaik. Dia menyebutkan, BOR RS COVID-19 Jabar kini sudah turun tajam hingga hanya 6,2 persen.
"Jadi ini terendah. Artinya, 0,42 persen positivity rate juga sudah di bawah jauh (dari standar) WHO yang 5 persen, kita di jabar hanya 1,48 persen, kemudian sudah zona kuning semua dan kasus aktif tinggal 3.800," katanya.
(shf)