Tangis Pecah di Papua, Suster Gabreilla Meilani Dibunuh KKB Secara Brutal
loading...
A
A
A
"Saya menempatkan kalian dengan tujuan yang mulia, yaitu untuk memperpendek rentang kendali jangkauan Yankes (Pelayanan Kesehatan) di daerah terjauh, terisolir, dan perbatasan yang selama sekian tahun tidak menerima sentuhan pelayanan kesehatan yang optimal, dan kalian sudah membuktikannya," ibuh Yeremias.
Yeremias menilai, kerja tulus ikhlas pelayan kesehatan suster yang akrab dipanggil Meilani bersama rekan sejawatnya di Kiwirok telah berhasil. "Keberhasilan kalian telah terbukti dengan menurunkan angka kematian ibu dan anak, menurunkan angka kesakitan, menekan angka rujukan dan kematian," terangnya.
"Oh...negeriku kenapa engkau sekejam ini terhadap anak-anak ini...?? Apa salah mereka..?? Mereka bukan musuhmu sayang. Memang mereka anak sebrang, beda RAS tetapi datang dengan tujuan mulia. Mereka datang untuk menyelamatkan anak negeri kita," ucap Yeremias tersirat untuk KKB.
Pengabdian tulus ikhlas itu, menurut Yeremias telah dibuktikan dengan tabahnya para tenaga medis ini melayani di daerah terpencil di Pegunungan Bintang, Papua. Wilayah yang akses moda transportasinya sangat sulit dengan bebagai kekurangan fasilitas.
"Ini mereka buktikan, mereka bisa tabah dan melayani di daerah terpencil dengan meninggalkan sanak saudaranya. Meninglkan hiruk-pikuknya keramaian kotanya. Engkau tahu sendiri apa yang mereka sudah lakukan di sini. Belum tentu anak negeri sendiri dapat menjangkau luasnya negeri ini. Memang mereka berasal dari sebrang, tetapi saya yakin hatinya baik. Wahai negeriku," ucapnya lagi.
Ditegaskannya lagi, perjuangan kemerdekaan yang dijadikan dalih kelompok berlainan idiologi, kemudian tega membunuh tenaga kesehatan adalah hal yang tidak terpuji.
"Enkau berjuang sampai kita merdeka sekalipun, bila tidak ada manusia yang mendiami bumi ini, untuk siapa kemerdekaan itu..? Menolak orang yang dianggap penjajah, bukan berarti dengan cara membunuh nakes yang sedang berjuang menyelamatkan manusia pemilik negeri ini," kata Yeremias.
"Sekalipun perang antar manusia terjadi. Baju putih adalah lambang kenetralan. Tidak boleh ada pihak yang memusuhinya dengan dalil apapun, apalagi membunuh dengan cara yang keji," tegasnya.
Yeremias menilai, kerja tulus ikhlas pelayan kesehatan suster yang akrab dipanggil Meilani bersama rekan sejawatnya di Kiwirok telah berhasil. "Keberhasilan kalian telah terbukti dengan menurunkan angka kematian ibu dan anak, menurunkan angka kesakitan, menekan angka rujukan dan kematian," terangnya.
"Oh...negeriku kenapa engkau sekejam ini terhadap anak-anak ini...?? Apa salah mereka..?? Mereka bukan musuhmu sayang. Memang mereka anak sebrang, beda RAS tetapi datang dengan tujuan mulia. Mereka datang untuk menyelamatkan anak negeri kita," ucap Yeremias tersirat untuk KKB.
Pengabdian tulus ikhlas itu, menurut Yeremias telah dibuktikan dengan tabahnya para tenaga medis ini melayani di daerah terpencil di Pegunungan Bintang, Papua. Wilayah yang akses moda transportasinya sangat sulit dengan bebagai kekurangan fasilitas.
"Ini mereka buktikan, mereka bisa tabah dan melayani di daerah terpencil dengan meninggalkan sanak saudaranya. Meninglkan hiruk-pikuknya keramaian kotanya. Engkau tahu sendiri apa yang mereka sudah lakukan di sini. Belum tentu anak negeri sendiri dapat menjangkau luasnya negeri ini. Memang mereka berasal dari sebrang, tetapi saya yakin hatinya baik. Wahai negeriku," ucapnya lagi.
Ditegaskannya lagi, perjuangan kemerdekaan yang dijadikan dalih kelompok berlainan idiologi, kemudian tega membunuh tenaga kesehatan adalah hal yang tidak terpuji.
"Enkau berjuang sampai kita merdeka sekalipun, bila tidak ada manusia yang mendiami bumi ini, untuk siapa kemerdekaan itu..? Menolak orang yang dianggap penjajah, bukan berarti dengan cara membunuh nakes yang sedang berjuang menyelamatkan manusia pemilik negeri ini," kata Yeremias.
"Sekalipun perang antar manusia terjadi. Baju putih adalah lambang kenetralan. Tidak boleh ada pihak yang memusuhinya dengan dalil apapun, apalagi membunuh dengan cara yang keji," tegasnya.