Dampingi Kunker Luhut di Bandung, Ridwan Kamil Pamer Wajah Baru DAS Citarum
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mendampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dalam kunjungan kerjanya di Bandung, Selasa (7/8/201).
Dalam kunker tersebut, Menko Luhut meninjau progres pelaksanaan program percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Secaba Rindam III Siliwangi, TPSA Cicabe, Jajaway Cidurian, dan Kantor Satuan Tugas (Satgas) Citarum.
Dalam kesempatan itu, Kang Emil, sapaan akrab gubernur memaparkan kondisi terkini sungai terpanjang di wilayah Provinsi Jabar itu. Menurutnya, berkat kerja sama semua pihak, sungai yang sempat mendapat julukan sungai terkotor di dunia itu kini memiliki wajah baru.
Kang Emil mengatakan, wajah baru Citarum yang jauh lebih baik saat ini tak lepas dari hadirnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2018 tentang percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum yang dikemas melalui program Citarum Harum.
Kang Emil menyebut, pandemi COVID-19 juga memberikan pelajaran berharga tentang arti kekompakan dan kebersamaan. Menurutnya, tanpa kekompakan dan kebersamaan semua pihak, tidak mungkin pandemi dapat terkendali.
"Citarum juga sama, makanya sebelum ada perpres Citarum itu susah (ditangani), tapi semenjak ada perpres, berhimpunlah warna warni seragam ini menjadi satu pasukan, satu kesatuan, sehingga hasilnya luar biasa," tutur Kang Emil di hadapan Menko Luhut.
Dalam penanganan Citarum, termasuk pandemi COVID-19 di Jabar, lanjut Kang Emil, pihaknya menerapkan teori pentahelix yang melibatkan academy, bussiness, community, government, dan media (ABCGM). "Ada sekitar 300 komunitas yang kita rangkul (dalam penanganan DAS Citarum), sebut Kang Emil.
Kang Emil mengaku bahagia dan senang dapat mendampingi kunker Menko Luhut. Pasalnya, kata Kang Emil, dirinya dapat melaporkan langsung penanganan DAS Citarum yang sempat terhenti sekitar dua tahun akibat pandemi COVID-19.
Menurutnya, meski sempat terhenti, namun penanganan DAS Citarum tetap menunjukkan progress yang baik. Bahkan, Kang Emil mengungkapkan bahwa tingkat pencemaran di DAS Citarum kini sudah berada di tingkat cemar ringan atau jauh lebih baik dari target cemar sedang.
"Saya laporkan, (penanganan DAS Citarum) sudah berlangsung di tahun ketiga 2021 dan berita baiknya, dari target cemar sedang, hari ini di skor 50 kita sudah cemar ringan, sehingga dalam tahun-tahun ke depan Sungai Citarum akan jauh lebih bersih," terang Kang Emil.
Tidak hanya itu, Kang Emil menyatakan bahwa penanganan sampah di Sungai Citarum juga sudah jauh lebih baik. Lewat kolaborasi dengan semua pihak, volume sampah di Sungai Citarum sudah berkurang hingga 2.700 ton per hari. "Persampahan sudah kita kurangi 2.700 ton per hari yang biasa masuk ke Sungai Citarum dari anak-anak sungai dan ke laut," imbuh Kang Emil.
Selain itu, Kang Emil juga menyebut, dalam penanganan DAS Citarum, pihaknya berhasil menghijaukan kembali 36.000 hektare lahan kritis dari total 80.000-90.000 hektare lahan kritis yang ditargetkan tuntas di akhir program penanganan DAS Citarum, 2025 mendatang.
"Pak Menko juga mengapresiasi kinerja Dansektor-Dansektor (komandan sektor) dalam penataan anak sungai yang banyak terkendala pemukiman ilegal yang kerap menyebabkan banjir," terang Kang Emil.
Dalam kesempatan itu, Kang Emil mengharapkan kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Agustus atau November 2021 mendatang, agar pihaknya dapat melaporkan langsung progres penanganan DAS Citarum.Sementara itu, Menko Luhut mengaku senang dengan progress penanganan DAS Citarum, terutama terkait tingkat pencemaran yang kini sudah berada di tingkat cemar ringan.
"Tadi saya bersama Pak Gubernur sudah mengunjungi beberapa tempat untuk (meninjau program) Citarum Harum setelah hampir dua tahun terhenti karena COVID-19. Saya senang sekali, targetnya kita cemar sedang, sekarang cemar ringan, saya kira programnya berjalan dengan bagus," tuturnya.
Dalam kunkernya kitu, lanjut Menko Luhut, pihaknya kembali melakukan updating program Citarum Harum untuk kemudian akan dilaporkan kepada Presiden Jokowi. "Kami akan lapor Presiden karena ini juga program Presiden. Saya (diminta) selesaikan dari 3 tahun yang lalu 2018 dan kita berharap ini kita akan tuntaskan," katanya.
Menko Luhut juga mengapresiasi ide dan masukan dari Gubernur Jabar dan tim dalam penanganan DAS Citarum, termasuk dukungan Pangdam III/Siliwangi, Kapolda Jabar, dan para Dansektor yang dinilainya sangat membantu dalam pelaksanaan program Citarum Harum.
"Saya kira ide-ide dari Gubernur dan tim bagus dan dukungan Pangdam, Kapolda, maupun komandan sektor sangat membantu. Jadi apa yang saya lihat ke depan masih bisa berkembang," tandas Menko Luhut.
Lihat Juga: Usai Bersihkan DAS Citarum, Pandawara Group dan Juragan 99 Akan Lanjutkan Kolaborasi di Malang
Dalam kunker tersebut, Menko Luhut meninjau progres pelaksanaan program percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Secaba Rindam III Siliwangi, TPSA Cicabe, Jajaway Cidurian, dan Kantor Satuan Tugas (Satgas) Citarum.
Dalam kesempatan itu, Kang Emil, sapaan akrab gubernur memaparkan kondisi terkini sungai terpanjang di wilayah Provinsi Jabar itu. Menurutnya, berkat kerja sama semua pihak, sungai yang sempat mendapat julukan sungai terkotor di dunia itu kini memiliki wajah baru.
Kang Emil mengatakan, wajah baru Citarum yang jauh lebih baik saat ini tak lepas dari hadirnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2018 tentang percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum yang dikemas melalui program Citarum Harum.
Kang Emil menyebut, pandemi COVID-19 juga memberikan pelajaran berharga tentang arti kekompakan dan kebersamaan. Menurutnya, tanpa kekompakan dan kebersamaan semua pihak, tidak mungkin pandemi dapat terkendali.
"Citarum juga sama, makanya sebelum ada perpres Citarum itu susah (ditangani), tapi semenjak ada perpres, berhimpunlah warna warni seragam ini menjadi satu pasukan, satu kesatuan, sehingga hasilnya luar biasa," tutur Kang Emil di hadapan Menko Luhut.
Dalam penanganan Citarum, termasuk pandemi COVID-19 di Jabar, lanjut Kang Emil, pihaknya menerapkan teori pentahelix yang melibatkan academy, bussiness, community, government, dan media (ABCGM). "Ada sekitar 300 komunitas yang kita rangkul (dalam penanganan DAS Citarum), sebut Kang Emil.
Kang Emil mengaku bahagia dan senang dapat mendampingi kunker Menko Luhut. Pasalnya, kata Kang Emil, dirinya dapat melaporkan langsung penanganan DAS Citarum yang sempat terhenti sekitar dua tahun akibat pandemi COVID-19.
Menurutnya, meski sempat terhenti, namun penanganan DAS Citarum tetap menunjukkan progress yang baik. Bahkan, Kang Emil mengungkapkan bahwa tingkat pencemaran di DAS Citarum kini sudah berada di tingkat cemar ringan atau jauh lebih baik dari target cemar sedang.
"Saya laporkan, (penanganan DAS Citarum) sudah berlangsung di tahun ketiga 2021 dan berita baiknya, dari target cemar sedang, hari ini di skor 50 kita sudah cemar ringan, sehingga dalam tahun-tahun ke depan Sungai Citarum akan jauh lebih bersih," terang Kang Emil.
Tidak hanya itu, Kang Emil menyatakan bahwa penanganan sampah di Sungai Citarum juga sudah jauh lebih baik. Lewat kolaborasi dengan semua pihak, volume sampah di Sungai Citarum sudah berkurang hingga 2.700 ton per hari. "Persampahan sudah kita kurangi 2.700 ton per hari yang biasa masuk ke Sungai Citarum dari anak-anak sungai dan ke laut," imbuh Kang Emil.
Selain itu, Kang Emil juga menyebut, dalam penanganan DAS Citarum, pihaknya berhasil menghijaukan kembali 36.000 hektare lahan kritis dari total 80.000-90.000 hektare lahan kritis yang ditargetkan tuntas di akhir program penanganan DAS Citarum, 2025 mendatang.
"Pak Menko juga mengapresiasi kinerja Dansektor-Dansektor (komandan sektor) dalam penataan anak sungai yang banyak terkendala pemukiman ilegal yang kerap menyebabkan banjir," terang Kang Emil.
Dalam kesempatan itu, Kang Emil mengharapkan kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Agustus atau November 2021 mendatang, agar pihaknya dapat melaporkan langsung progres penanganan DAS Citarum.Sementara itu, Menko Luhut mengaku senang dengan progress penanganan DAS Citarum, terutama terkait tingkat pencemaran yang kini sudah berada di tingkat cemar ringan.
"Tadi saya bersama Pak Gubernur sudah mengunjungi beberapa tempat untuk (meninjau program) Citarum Harum setelah hampir dua tahun terhenti karena COVID-19. Saya senang sekali, targetnya kita cemar sedang, sekarang cemar ringan, saya kira programnya berjalan dengan bagus," tuturnya.
Dalam kunkernya kitu, lanjut Menko Luhut, pihaknya kembali melakukan updating program Citarum Harum untuk kemudian akan dilaporkan kepada Presiden Jokowi. "Kami akan lapor Presiden karena ini juga program Presiden. Saya (diminta) selesaikan dari 3 tahun yang lalu 2018 dan kita berharap ini kita akan tuntaskan," katanya.
Menko Luhut juga mengapresiasi ide dan masukan dari Gubernur Jabar dan tim dalam penanganan DAS Citarum, termasuk dukungan Pangdam III/Siliwangi, Kapolda Jabar, dan para Dansektor yang dinilainya sangat membantu dalam pelaksanaan program Citarum Harum.
"Saya kira ide-ide dari Gubernur dan tim bagus dan dukungan Pangdam, Kapolda, maupun komandan sektor sangat membantu. Jadi apa yang saya lihat ke depan masih bisa berkembang," tandas Menko Luhut.
Lihat Juga: Usai Bersihkan DAS Citarum, Pandawara Group dan Juragan 99 Akan Lanjutkan Kolaborasi di Malang
(don)