Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Ganjar: Anak-anak Mulai Terbiasa Kelas Bergiliran

Rabu, 01 September 2021 - 15:08 WIB
loading...
Pembelajaran Tatap Muka...
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka di SDN Kedungpane 02, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Foto/Ist
A A A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali mengecek praktik pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang digelar sejumlah sekolah dasar di Kota Semarang. Sekolah pertama yang dikunjungi Ganjar sambil gowes adalah SDN Kedungpane 02, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.

"Anak-anak sudah mulai terbiasa dengan model kelas bergiliran dan protokol kesehatan yang ketat," kata Ganjar, Rabu (1/9/2021).

Saat tiba di sekolah tersebut, belum terlihat banyak aktivitas. Baru ada seorang guru yang berjaga di depan gerbang dengan memegang thermo gun. Sementara di dalam kelas baru ada beberapa siswa kelas 6 dan kelas 5.

Baca juga: Jabar Bebas Zona Merah, Pembelajaran Tatap Muka Bisa Dimulai di Seluruh Wilayah

Hampir semua siswa yang ditemui Ganjar di kelas itu berangkat sekolah tanpa diantar orang tua. Mereka berangkat dengan jalan kaki karena jarak sekolah dan rumah tidak jauh.

"Jalan kaki, Pak. Sampai sekolah langsung cuci tangan. Lebih senang belajar di sekolah daripada di rumah, bisa bertemu teman," kata sejumlah siswa yang ditanyai Ganjar.

Baca juga: Siswa SD ke Sekolah Harus Lewat Kuburan, Jalan Utama Ditutup Tembok Beton 3 Meter

Sekolah selanjutnya adalah SDN Tambakaji 04, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Berbeda dengan SDN Kedungpane 02, di SDN Tambakaji 04 lebih banyak jumlah siswa yang mengikuti PTM terbatas. Kebanyakan juga berangkat dengan diantar oleh orangtua. Penerapan protokol kesehatan juga sudah bagus.

"Dari sini saja sudah bagus, sudah ada rutenya, di kotak-kotak. Harapannya mengajak disiplin agar dari sini (antre) itu bisa mengatur jarak. Tadi dicek juga suhu dan sebagainya, menurut saya bagus. di kelas juga relatif bagus," kata Ganjar.

Saat meninjau aktivitas di ruang kelas, Ganjar melihat anak-anak sudah mulai terbiasa dengan PTM terbatas dengan metode masuk kelas bergiliran.

"Anak-anak nampaknya terbiasa. Kalau kita melihat bisa disiplin seperti ini dan orang tua busa antar-jemput akan berjalan lancar. Anak-anak saya lihat juga riang gembira," katanya.

Ganjar juga mengapresiasi SDN Tambakaji 04 yang sudah melakukan inovasi dengan model pembelajaran hybrid. Di setiap kelas dipasang dua kamera, yakni sisi belakang dan depan. Siswa yang belajar di rumah juga bisa mengikuti dsn berinteraksi langsung dengan guru atau teman-temannya di kelas melalui google meet.

"Gurunya kreatif. Metode ini bisa mendekatkan mereka yang di rumah dan di sekolah. Ketika mereka bergiliran (masuk) lama-lama akan muncul kebiasaan bahwa sekolah di rumah dan di sekolahan yang hybrid itu akan menjadi sesuatu yang biasa. Saya tadi sempat bicara dengan salah satu siswa yang mengikuti dari rumah ternyata mereka merasa tidak ada kesulitan. Bagus dan bisa dikembangkan," ungkap Ganjar.

Sementara itu, Kepala SDN Tambakaji 04, Sutriyono, menambahkan siswa yang mengikuti PTM terbatas terdiri atas siswa kelas 5 dan 6. Tiap tingkat dibagi dal empat kelas dengan jadwal masuk sekolah sesuai urutan ganjil-genap.

"Total siswa kelas 5 dan 6 itu sekitar 160an, yang mengikuti ini setengahnya, tiap kelas dibagi masing-masing empat ruang. Kami juga pakai metode blended learning (hybrid), siswa yang di kelas belajar langsung tatap muka dengan guru, yang di rumah mengikuti secara online," jelasnya.

Sutriyono menambahkan, untuk mengatur agar tidak terjadi kerumunan saat masuk ke lingkungan sekolah, para siswa per kelas mendapat jadwal masing-masing. Selanjutnya mereka akan mengikuti pembelajaran maksimal 2 jam.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2117 seconds (0.1#10.140)