BOR Rumah Sakit COVID-19 di Jabar Terus Turun, Stok Oksigen Jadi Surplus
loading...
A
A
A
BANDUNG - Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit (RS) COVID-19 di Provinsi Jabar yang turun drastis membuat stok oksigen surplus.
Hingga Jumat (20/8/2021), BOR RS COVID-19 di Jabar berada di angka 26,60% atau jauh lebih rendah dibandingkan saat terjadinya lonjakan kasus pada 2 Juli 2021 lalu yang mencapai lebih dari 90,91%.
Angka tersebut menjadi yang terendah sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan.
Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jabar, Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, BOR RS COVID-19 di Jabar terus mengalami penurunan sejak PPKM diterapkan pada 3 Juli 2021 lalu.
Baca juga: BOR Tembus 27 Persen, Ridwan Kamil: Rekor Terendah dalam Sejarah COVID-19
Meski BOR menurun drastis, kata Setiawan, ketersediaan oksigen tetap perlu dijaga. Pasalnya, hingga saat ini, masih ada pasien COVID-19 yang dirawat di RS maupun menjalani isolasi mandiri (isoman).
"Masyarakat yang masih dirawat di rumah sakit angkanya mencapai 4.493 orang, yang tinggal di pusat isolasi saat ini 5.008 orang, di pusat isolasi desa kelurahan 3.800 orang, dan solasi mandiri di rumah-rumah ada 43 ribu orang," papar Setiawan, Sabtu (21/8/2021).
Baca juga: Anggota Paskibraka Gunungkidul Positif COVID-19 Enggan Masuk Shelter Terpadu
Oleh karena itu, Setiawan mengatakan bahwa keberadaan Posko Oksigen Jabar atau Poskibar masih dibutuhkan sebagai upaya persiapan jika ada masyarakat yang membutuhkan.
"Intinya bahwa apa yang telah terkumpul ketika kami membentuk Posko Oksigen dengan status 19 Agustus 2021 sampai saat ini sudah megumpulkan sekitar 388 ton per hari. Kalau kita bandingkan dengan pasien yang dirawat RS, posisi (stok oksigen) saat ini kita surplus," katanya.
Setiawan juga melaporkan, kasus aktif di Jabar kini berada di angka 52.000 kasus, sedangkan tingkat kesembuhan pasien COVID-19 terus meningkat hingga 90,28%. Adapun angka kematian sebesar 1,78%.
"Kasus aktif adalah persentase antara kasus aktif harian dibagi dengan kasus terkonfirmasi, Alhamdulillah terus menurun," katanya.
Hingga Jumat (20/8/2021), BOR RS COVID-19 di Jabar berada di angka 26,60% atau jauh lebih rendah dibandingkan saat terjadinya lonjakan kasus pada 2 Juli 2021 lalu yang mencapai lebih dari 90,91%.
Angka tersebut menjadi yang terendah sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan.
Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jabar, Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, BOR RS COVID-19 di Jabar terus mengalami penurunan sejak PPKM diterapkan pada 3 Juli 2021 lalu.
Baca juga: BOR Tembus 27 Persen, Ridwan Kamil: Rekor Terendah dalam Sejarah COVID-19
Meski BOR menurun drastis, kata Setiawan, ketersediaan oksigen tetap perlu dijaga. Pasalnya, hingga saat ini, masih ada pasien COVID-19 yang dirawat di RS maupun menjalani isolasi mandiri (isoman).
"Masyarakat yang masih dirawat di rumah sakit angkanya mencapai 4.493 orang, yang tinggal di pusat isolasi saat ini 5.008 orang, di pusat isolasi desa kelurahan 3.800 orang, dan solasi mandiri di rumah-rumah ada 43 ribu orang," papar Setiawan, Sabtu (21/8/2021).
Baca juga: Anggota Paskibraka Gunungkidul Positif COVID-19 Enggan Masuk Shelter Terpadu
Oleh karena itu, Setiawan mengatakan bahwa keberadaan Posko Oksigen Jabar atau Poskibar masih dibutuhkan sebagai upaya persiapan jika ada masyarakat yang membutuhkan.
"Intinya bahwa apa yang telah terkumpul ketika kami membentuk Posko Oksigen dengan status 19 Agustus 2021 sampai saat ini sudah megumpulkan sekitar 388 ton per hari. Kalau kita bandingkan dengan pasien yang dirawat RS, posisi (stok oksigen) saat ini kita surplus," katanya.
Setiawan juga melaporkan, kasus aktif di Jabar kini berada di angka 52.000 kasus, sedangkan tingkat kesembuhan pasien COVID-19 terus meningkat hingga 90,28%. Adapun angka kematian sebesar 1,78%.
"Kasus aktif adalah persentase antara kasus aktif harian dibagi dengan kasus terkonfirmasi, Alhamdulillah terus menurun," katanya.
(shf)