Sultan Kembali Menyapa, Ajak Warga Introspeksi di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X kembali menyapa warga Yogyakarta di tengah pandemi virus corona jenis baru, Covid-19. Sultan mengajak masyarakat untuk introspeksi diri, lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memohon perlindungan.
Introspeksi memerlukan sebuah keberanian, kecermatan berpikir, ketenangan hati, dan kesiapan mengakui segala perbuatan, di mana dalam sesanti Jawa disebut sebagai prinsip Mulat Sarira Hangrasa Wani.
"Ketika akal pikiran tak mampu lagi menjangkau logika, berdoa memohon kepada Sang Khalik adalah ikhtiar terbaik. Manusia perlu mundur 'sakpecak', mengevaluasi apa yang sudah, sedang dan akan terjadi. Pun dengan kondisi saat ini, di mana banyak manusia merasa tertekan, dan bahkan tak tahu harus berbuat apa akibat wabah Corona," kata Sultan dalam keterangan tertulis yang disebar oleh Bagian Humas Pemda DIY, Selasa (21/4/2020).
Menurut Ngarso Dalem (sapaan untuk Raja Yogyakarta), sebuah bencana global, di mana hampir seluruh dunia merasakan dampak virus corona, menjadi momentum manusia untuk bangkit bersama, menyalakan kembali asa ketika optimisme menipis. Nyala atau nur yang harus dibangkitkan dan dipertahankan adalah sifat gotong-royong yang sudah mendarah daging di seluruh hati warga.
"Penyemprotan disinfektan, pembatasan sosial mandiri, maraknya donasi dan distribusi bantuan swadaya, menunjukkan bahwa nur itu masih ada dan semakin terang cahayanya. Inilah kekuatan sejati seorang manusia, di mana ego pribadi dilebur, dan diarahkan untuk saling membantu tanpa ada tendensi. Semua dilakukan dengan sadar, dengan melebur harapan bersama manusia lainnya, demi menuju kondisi yang lebih baik," katanya.
Menurut Sultan, semua perlu memahami pentingnya upaya lahiriah dan batiniah, 'Madep Mantep Menembah Mring Gusti dan Ngudi Laku Utama Kanthi Sentoso Ing Budi' akan membawa manusia selangkah lebih tenteram dalam situasi apapun. "Kita tetap harus menjadi warga masyarakat yang migunani tumraping liyan dalam menghadapi realita kehidupan. Jangan merasa sendiri apalagi terhakimi dalam situasi ini, selalu selaraskan kehidupan dengan lingkungan dan alam, 'Yakin Marang Samubarang Tumindak Kang Dumadi' dan yakinlah Tuhan tak pernah memberikan ujian yang tak mampu dilewati oleh umat-Nya," kata Raja yang nama kecilnya Herjuno Darpito ini.
Untuk itu, Sultan mengajak melakukan instrospeksi, 'Lir Handaya Paseban Jati', mengalirkan hidup semata pada tuntunan Ilahi, dan kemudian bangkit bersama, 'Holopis Kuntul Baris, Mbangun Bebrayan Tumuju Raharjaning Praja'.
"Melalui berdoa dan berupaya, segala bencana dan pagebluk pasti dapat dilewati bersama, agar kita hidup kembali tenang dan bahagia seperti sediakala," katanya.
Introspeksi memerlukan sebuah keberanian, kecermatan berpikir, ketenangan hati, dan kesiapan mengakui segala perbuatan, di mana dalam sesanti Jawa disebut sebagai prinsip Mulat Sarira Hangrasa Wani.
"Ketika akal pikiran tak mampu lagi menjangkau logika, berdoa memohon kepada Sang Khalik adalah ikhtiar terbaik. Manusia perlu mundur 'sakpecak', mengevaluasi apa yang sudah, sedang dan akan terjadi. Pun dengan kondisi saat ini, di mana banyak manusia merasa tertekan, dan bahkan tak tahu harus berbuat apa akibat wabah Corona," kata Sultan dalam keterangan tertulis yang disebar oleh Bagian Humas Pemda DIY, Selasa (21/4/2020).
Menurut Ngarso Dalem (sapaan untuk Raja Yogyakarta), sebuah bencana global, di mana hampir seluruh dunia merasakan dampak virus corona, menjadi momentum manusia untuk bangkit bersama, menyalakan kembali asa ketika optimisme menipis. Nyala atau nur yang harus dibangkitkan dan dipertahankan adalah sifat gotong-royong yang sudah mendarah daging di seluruh hati warga.
"Penyemprotan disinfektan, pembatasan sosial mandiri, maraknya donasi dan distribusi bantuan swadaya, menunjukkan bahwa nur itu masih ada dan semakin terang cahayanya. Inilah kekuatan sejati seorang manusia, di mana ego pribadi dilebur, dan diarahkan untuk saling membantu tanpa ada tendensi. Semua dilakukan dengan sadar, dengan melebur harapan bersama manusia lainnya, demi menuju kondisi yang lebih baik," katanya.
Menurut Sultan, semua perlu memahami pentingnya upaya lahiriah dan batiniah, 'Madep Mantep Menembah Mring Gusti dan Ngudi Laku Utama Kanthi Sentoso Ing Budi' akan membawa manusia selangkah lebih tenteram dalam situasi apapun. "Kita tetap harus menjadi warga masyarakat yang migunani tumraping liyan dalam menghadapi realita kehidupan. Jangan merasa sendiri apalagi terhakimi dalam situasi ini, selalu selaraskan kehidupan dengan lingkungan dan alam, 'Yakin Marang Samubarang Tumindak Kang Dumadi' dan yakinlah Tuhan tak pernah memberikan ujian yang tak mampu dilewati oleh umat-Nya," kata Raja yang nama kecilnya Herjuno Darpito ini.
Untuk itu, Sultan mengajak melakukan instrospeksi, 'Lir Handaya Paseban Jati', mengalirkan hidup semata pada tuntunan Ilahi, dan kemudian bangkit bersama, 'Holopis Kuntul Baris, Mbangun Bebrayan Tumuju Raharjaning Praja'.
"Melalui berdoa dan berupaya, segala bencana dan pagebluk pasti dapat dilewati bersama, agar kita hidup kembali tenang dan bahagia seperti sediakala," katanya.
(abd)