Rehabilitasi Hutan Mangrove Penyelamat Masyarakat Tanjung Pandan Belitung saat PPKM

Minggu, 15 Agustus 2021 - 22:12 WIB
loading...
Rehabilitasi Hutan Mangrove Penyelamat Masyarakat Tanjung Pandan Belitung saat PPKM
Ketua Kelompok Seberang Bersatu melakukan penanaman mangrove di kawasan Desa Juru Seberang, Tanjung Pandang, Belitung, Bangka Belitung. Foto/Ist
A A A
BELITUNG - Hasil rehabilitasi hutan mangrove di Desa Juru Seberang, Tanjung Pandang, Belitung, Bangka Belitung menjadi penyelamat ekonomi masyarakat saat PPKM.

Rehabilitasi itu dilakukan di lahan bekas lahan penambangan timah yang membuat dataran hingga lautan rusak. Akibat penambangan itu, ekosistem dan mata pencaharian penduduk yang mayoritas nelayan terganggu. Pada 2013, gagasan untuk merehabilitasi lingkungan mangrove itu muncul dalam bentuk tempat wisata.

Baca juga: Pembibitan Mangrove Untungkan Masyarakat Secara Ekonomi

Seiring diskusi antarwarga, gagasan menyelamatkan mangrove yang rusak justru menguat. "Jadi mayoritas warga berpikir, kalau mangrovenya dibabat, udang, kepiting, suatu hari akan punah. Akhirnya sadar, ada penambang (timah) yang masuk jadi penggiat mangrove," kata Wakil Ketua Kelompok Seberang Bersatu, Jufri dikutip Minggu (15/8/2021).

Baca juga: Swasta Diajak Ikut Rehabilitasi Hutan Mangrove, Luhut: Potensi Ekonominya Tinggi

Kelompok Seberang Bersatu awalnya hanya mengelola 5 hektare lahan. Selama masa awal ini, Jufri dan kawan-kawan mengalami kesulitan. Dari 5.000 bibit mangrove yang coba mereka tanam, mangrove yang tumbuh hanya sekitar 10%. "Waktu itu kita belum dapat ilmunya," ujarnya.

Beranjak dari kegagalan ini, Jufri dan kelompoknya membuat divisi-divisi. Ada kelompok yang khusus membudidayakan, renovasi, dan tukang. Jufri sendiri belajar teknik membudidayakan mangrove hingga ke Karangsong, Indramayu dan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Dari perjalanan ini, Jufri mulai menemukan jawaban masalah budidaya mangrove di kelompoknya.

"Saya terjun ke lapangan, baca buku, buka Google, ternyata bibit yang ditanam kelompok tidak cocok di bekas tambang. Ditemukan jenis Stylosa dan Mucronata dan program sekarang Apiculata," tuturnya.

Perjuangan kelompok ini dalam membudidayakan mangrove mulai terlihat pada 2018. Sekarang, kelompoknya sudah bisa membudidayakan bibit mangrove secara mandiri. "Ketika Stylosa-nya berbuah kita cepat panen dan budidayakan," ujar dia.

Selama proses pembibitan itu, para anggota Seberang Bersatu juga sudah memiliki pemahaman mengenai jenis mangrove apa yang cocok di lokasi tertentu. Seperti saat AirNav Indonesia menggelar penanaman 5.000 mangrove. “Delapan puluh lima persen tumbuh semua,” kata Jufri.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1672 seconds (0.1#10.140)