Konflik Lahan Memanas, Ratusan Petani di Batanghari Nyaris Bentrok dengan PT WKS
loading...
A
A
A
BATANGHARI - Akibat konflik lahan yang tak kunjung usai, ratusan warga yang tergabung dalam petani Terusan Bersatu kembali menduduki lahan PT. Wira Karya Sakti (WKS) di Kabupaten Batanghari, Jambi. Pihak PT WKS mendatangani perkemahan warga yang sudah tidur di lahan tersebut sejak beberapa hari terakhir.
Melihat hal tersebut pihak WKS langsung merobohkan tenda–tenda penginapan warga, sontak saja membuat para petani naik pitam dan langsung cekcok dengan pihak PT WKS tersebut.
Aksi ini juga sebagai bentuk protes petani terhadap pihak perusahaan yang tidak kunjung menyerahkan lahan yang diduga diserobot PT WKS beberapa tahun silam.
Petani juga mengklaim lahan yang diduga diserobot pihak WKS seluas 2.620 hektare tersebut kini sudah ditanami tumbuhan kayu bahan baku kertas. Para petani meminta agar lahan yang sudah diklaim segera dikembalikan.
Monok, selaku wakil ketua kelompok tani Terusan Bersatu mengatakan bahwa kasus ini sudah yang kesekian kalinya petani menduduki lahan, namun belum saja menemukan titik terang. Baca: Hengki Sesalkan DPRD KBB Dorong Hak Interpelasi untuk Substansi yang Tak Jelas.
"Kami meminta agar pemerintah kabupaten batanghari mampu menyelessikan konflik ini. Pasalnya kasus ini sudah sampai ke pusat, jika pihak PT WKS tidak juga memenuhi permintaan kami, maka kami akan tetap bertahan hingga ada penyelesaian secara tertulis hitam di atas putih," ujar Monok.
Dikatakan Monok, para petani ini menduga, sejak mereka menduduki lahan, pihak WKS sengaja menutup jalan akses keluar masuk petani dengan cara membuat lobang sedalam dua meter di badan jalan. ”Bahkan pada malam harinya pihak PT WKS diduga juga sengaja membuang limbah minyak ke aliran sungai tempat para petani mendirikan tenda," pungkasnya. Baca Juga: Gempa M 5,1 Guncang Bengkulu Terasa hingga Liwa Provinsi Lampung.
Melihat hal tersebut pihak WKS langsung merobohkan tenda–tenda penginapan warga, sontak saja membuat para petani naik pitam dan langsung cekcok dengan pihak PT WKS tersebut.
Aksi ini juga sebagai bentuk protes petani terhadap pihak perusahaan yang tidak kunjung menyerahkan lahan yang diduga diserobot PT WKS beberapa tahun silam.
Petani juga mengklaim lahan yang diduga diserobot pihak WKS seluas 2.620 hektare tersebut kini sudah ditanami tumbuhan kayu bahan baku kertas. Para petani meminta agar lahan yang sudah diklaim segera dikembalikan.
Monok, selaku wakil ketua kelompok tani Terusan Bersatu mengatakan bahwa kasus ini sudah yang kesekian kalinya petani menduduki lahan, namun belum saja menemukan titik terang. Baca: Hengki Sesalkan DPRD KBB Dorong Hak Interpelasi untuk Substansi yang Tak Jelas.
"Kami meminta agar pemerintah kabupaten batanghari mampu menyelessikan konflik ini. Pasalnya kasus ini sudah sampai ke pusat, jika pihak PT WKS tidak juga memenuhi permintaan kami, maka kami akan tetap bertahan hingga ada penyelesaian secara tertulis hitam di atas putih," ujar Monok.
Dikatakan Monok, para petani ini menduga, sejak mereka menduduki lahan, pihak WKS sengaja menutup jalan akses keluar masuk petani dengan cara membuat lobang sedalam dua meter di badan jalan. ”Bahkan pada malam harinya pihak PT WKS diduga juga sengaja membuang limbah minyak ke aliran sungai tempat para petani mendirikan tenda," pungkasnya. Baca Juga: Gempa M 5,1 Guncang Bengkulu Terasa hingga Liwa Provinsi Lampung.
(nag)