Wahid Foundation Gelar Forum NUSANTARA Promosi Kesetaraan Gender
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wahid Foundation berkolaborasi dengan UN Women menggelar Webinar melalui Forum NUSANTARA (Gerakan Nasional untuk Indonesia Damai, Adil, dan Setara) pada Selasa (10/8/2021).
Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, dalam sambutannya mengatakan, kegiatan webinar tersebut bertujuan untuk memperluas diseminasi mekanisme pencegahan kekerasan berbasis gender dan ekstremisme kekerasan berbasis komunitas demi membangun Desa/Keluarahan Damai . Selain itu, juga untuk memperkuat sinergi antar lembaga organisasi masyarakat sipil dan pemerintah.
“Desa Damai tidak hanya membangun interaksi secara positif dengan mereka yang memiliki nilai-nilai berbeda. Perempuan sebagai agen perdamaian juga dipastikan terlindungi dari ancaman kekerasan melalui mekanisme yang dibentuk oleh komunitas,” ujar Yeni.
Lebih lanjut, Yenny menyampaikan, forum NUSANTARA diinisiasi agar menjadi sarana untuk berbagi cerita di Desa Damai tentang praktik baik yang terjadi di desa.
“Kami membekali desa/kelurahan dengan serial panduan Aksi Desa/Kelurahan Damai. Di samping itu, kami juga menyediakan layanan digital berbasis teknologi atau e-learning bagi yang mau belajar dan berlatih cara membangun Desa/Kelurahan Damai. Silahkan diakses di peacevillage.id,” terang Yenny.
Sampai saat ini, Yeni menyampaikan, sebanyak 14 Desa/Kelurahan Damai telah melakukan deklarasi dari total 30 Desa/Kelurahan Damai yang didampingi oleh Wahid Foundation sejak 2017. Pada kurun waktu 2020-2021, Desa/Kelurahan Damai merancang Rencana Aksi Desa/Kelurahan Damai untuk membangun mekanisme pencegahan kekerasan dan konflik dengan pendekatan keamanan insani dan responsif gender.
Jamshed Kazi, UN Women Representative and Liaison to ASEAN mengatakan bahwa upaya tersebut diperkuat dengan memajukan kepemimpinan perempuan, pemberdayaan ekonomi perempuan, dan melindungi perempuan dan anak perempuan dari kekerasan berbasis gender.
Inisiatif Desa Damai, lanjutnya, telah membentuk mekanisme inovatif untuk mencegah ekstremisme berbasis kekerasan di tingkat akar rumput. "Bekerja sama dengan Wahid Foundation, UN Women akan terus mendukung komunitas untuk memberdayakan perempuan sebagai agen perdamaian,” ujar Jamshed Kazi.
Dalam webinar ini, Yenny Wahid sekaligus meluncurkan E-Learning dan serial Buku Panduan Aksi Desa/Kelurahan Damai dengan ditandai pukulan kentongan virtual. Selain itu, acara ini juga dimeriahkan dengan Talkshow “Merawat Damai, Membangun Kesejahteraan, dan Mencegah Kekerasan: Belajar Bersama Desa/Kelurahan Damai.”
Hadir dalam webinar ini Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Dia memberikan apresiasi dan dukungan atas program Desa/Kelurahan Damai yang diinisiasi oleh Wahid Foundation. Menurutnya, program ini sangat sesuai dengan Rencana Aksi Nasional Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial.
I Gusti Bintang Darmawati yang bertindak sebagai keynote speaker. menyoroti masih tingginya kekerasan yang dialami oleh wanita. Selain itu, tambahnya, hingga kini masih banyak ketimpangan gender sehingga menimbulkan diskriminasi sampai kekerasan gender.
"Bahkan dalam data yang diterima pada 2016, 1 dari 3 perempuan usia 16 sampai 54 tahun pernah mengalami kekerasan. Semoga dengan Forum seperti ini kita bisa mempromosikan nilai-nilai perdamaian dan keadilan dalam masyarakat,” katanya.
Hadir juga Direktur Kerjasama Regional dan Multilateral Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Andhika Chrisnayudhanto yang juga turut hadir dalam kesempatan tersebut. Ia mengatakan bahwa Program Desa merupakan role model terbaik implementasi Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE) di tingkat akar rumput.
Bahkan, menurutnya, bagusnya program ini bisa merangkul banyak pihak dan bisa bersinergi dengan berbagai aktor mulai dari pemerintah desa, kelompok perempuan, tokoh masyarakat, dan aparat desa. Apa yang diinisiasi oleh Wahid Foundation, menurutnya, sudah sesuai dengan 3 pilar RAN PE, yaitu pilar pencegahan, pilar penegakan hukum, dan pilar kemitraan dan kerja sama internasional.
"Kemudian program ini patut menjadi contoh bagi kita bagaimana RAN PE bisa diterima oleh semua masyarakat bahkan bisa bersinergi dengan melibatkan banyak pihak di tingkat lokal. Harapannya apa yang dilakukan oleh WF ini bisa juga diterapkan di daerah lain,” terangnya.
Webinar ini dihadiri 250 peserta yang terdiri dari Kementerian dan atau Lembaga Pemerintahan, Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Organisasi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Kota Batu, Kabupaten Malang, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kota Solo, Kota Depok dan Kabupaten Bogor). Jaringan Organisasi Masyarakat Sipil di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat, perwakilan dari 16 Desa/Kelurahan Damai dan Mitra Internasional.
Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, dalam sambutannya mengatakan, kegiatan webinar tersebut bertujuan untuk memperluas diseminasi mekanisme pencegahan kekerasan berbasis gender dan ekstremisme kekerasan berbasis komunitas demi membangun Desa/Keluarahan Damai . Selain itu, juga untuk memperkuat sinergi antar lembaga organisasi masyarakat sipil dan pemerintah.
“Desa Damai tidak hanya membangun interaksi secara positif dengan mereka yang memiliki nilai-nilai berbeda. Perempuan sebagai agen perdamaian juga dipastikan terlindungi dari ancaman kekerasan melalui mekanisme yang dibentuk oleh komunitas,” ujar Yeni.
Lebih lanjut, Yenny menyampaikan, forum NUSANTARA diinisiasi agar menjadi sarana untuk berbagi cerita di Desa Damai tentang praktik baik yang terjadi di desa.
“Kami membekali desa/kelurahan dengan serial panduan Aksi Desa/Kelurahan Damai. Di samping itu, kami juga menyediakan layanan digital berbasis teknologi atau e-learning bagi yang mau belajar dan berlatih cara membangun Desa/Kelurahan Damai. Silahkan diakses di peacevillage.id,” terang Yenny.
Sampai saat ini, Yeni menyampaikan, sebanyak 14 Desa/Kelurahan Damai telah melakukan deklarasi dari total 30 Desa/Kelurahan Damai yang didampingi oleh Wahid Foundation sejak 2017. Pada kurun waktu 2020-2021, Desa/Kelurahan Damai merancang Rencana Aksi Desa/Kelurahan Damai untuk membangun mekanisme pencegahan kekerasan dan konflik dengan pendekatan keamanan insani dan responsif gender.
Jamshed Kazi, UN Women Representative and Liaison to ASEAN mengatakan bahwa upaya tersebut diperkuat dengan memajukan kepemimpinan perempuan, pemberdayaan ekonomi perempuan, dan melindungi perempuan dan anak perempuan dari kekerasan berbasis gender.
Inisiatif Desa Damai, lanjutnya, telah membentuk mekanisme inovatif untuk mencegah ekstremisme berbasis kekerasan di tingkat akar rumput. "Bekerja sama dengan Wahid Foundation, UN Women akan terus mendukung komunitas untuk memberdayakan perempuan sebagai agen perdamaian,” ujar Jamshed Kazi.
Dalam webinar ini, Yenny Wahid sekaligus meluncurkan E-Learning dan serial Buku Panduan Aksi Desa/Kelurahan Damai dengan ditandai pukulan kentongan virtual. Selain itu, acara ini juga dimeriahkan dengan Talkshow “Merawat Damai, Membangun Kesejahteraan, dan Mencegah Kekerasan: Belajar Bersama Desa/Kelurahan Damai.”
Hadir dalam webinar ini Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Dia memberikan apresiasi dan dukungan atas program Desa/Kelurahan Damai yang diinisiasi oleh Wahid Foundation. Menurutnya, program ini sangat sesuai dengan Rencana Aksi Nasional Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial.
I Gusti Bintang Darmawati yang bertindak sebagai keynote speaker. menyoroti masih tingginya kekerasan yang dialami oleh wanita. Selain itu, tambahnya, hingga kini masih banyak ketimpangan gender sehingga menimbulkan diskriminasi sampai kekerasan gender.
"Bahkan dalam data yang diterima pada 2016, 1 dari 3 perempuan usia 16 sampai 54 tahun pernah mengalami kekerasan. Semoga dengan Forum seperti ini kita bisa mempromosikan nilai-nilai perdamaian dan keadilan dalam masyarakat,” katanya.
Hadir juga Direktur Kerjasama Regional dan Multilateral Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Andhika Chrisnayudhanto yang juga turut hadir dalam kesempatan tersebut. Ia mengatakan bahwa Program Desa merupakan role model terbaik implementasi Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE) di tingkat akar rumput.
Bahkan, menurutnya, bagusnya program ini bisa merangkul banyak pihak dan bisa bersinergi dengan berbagai aktor mulai dari pemerintah desa, kelompok perempuan, tokoh masyarakat, dan aparat desa. Apa yang diinisiasi oleh Wahid Foundation, menurutnya, sudah sesuai dengan 3 pilar RAN PE, yaitu pilar pencegahan, pilar penegakan hukum, dan pilar kemitraan dan kerja sama internasional.
"Kemudian program ini patut menjadi contoh bagi kita bagaimana RAN PE bisa diterima oleh semua masyarakat bahkan bisa bersinergi dengan melibatkan banyak pihak di tingkat lokal. Harapannya apa yang dilakukan oleh WF ini bisa juga diterapkan di daerah lain,” terangnya.
Webinar ini dihadiri 250 peserta yang terdiri dari Kementerian dan atau Lembaga Pemerintahan, Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Organisasi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Kota Batu, Kabupaten Malang, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kota Solo, Kota Depok dan Kabupaten Bogor). Jaringan Organisasi Masyarakat Sipil di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat, perwakilan dari 16 Desa/Kelurahan Damai dan Mitra Internasional.
(don)