BNPT Bantu Mahasiswa Perantauan dan Masyarakat Terdampak Pandemi
loading...
A
A
A
""Karena ini adalah bagian dari jatidiri, budaya dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Dan InsyaAllah ini akan ditiru oleh dunia di belahan bumi manapun," ucap mantan Kapolres Gianyar ini.
Ahmad Nurwakhid juga berpesan kepada para mahasiswa untuk mewaspadai penyebaran paham radikalisme-terorisme di kalangan generasi muda atau mahasiswa. Menurutnya radikalisme dan terorisme itu adalah proxy untuk menghancurkan agama dan menghancurkan bangsa dan negara.
"Maka kita harus menjaga, harus budayakan untuk selalu bersikap moderat, bersikap toleran, peduli terhadap kebersamaan, peduli terhadap budaya dan kearifan lokal yaitu silaturahmi dan gotong royong," kata mantan Kadensus 88/Anti Teror Polda DIY ini
Generasi muda dan mahasiswa harus meyakini bahwa radikalisme terorisme itu adalah musuh agama dan musuh negara. Dikatakan musuh agama karenahal tersebut merupakan tindakan sikap perbuatan yang bertentangan dengan agama dan nilai-nilai prinsip-prinsip agama.
"Karena prinsip agama itu menebar kedamaian, kasih sayang, menebar toleransi, berakhlak karimah, mencintai, menghormati negaranya, bangsanya pemimpin dan pemerintahan yang sah dan kemudian rahmatan lil alamin. Selain itu radikal terorisme ini juga mengadu domba dan menjadi fitnah bagi Agama," katanya.
Maka dari itu menurutnya, BNPT sebagai leading sector penanggulangan terorisme di Indonesia bersama dengan seluruh rakyat Indonesia diharapkan bisa bersama-sama membangun harmoni bangsa Indonesia agar aman, damai dan sejahtera.
"Karena sikap tindakan dan ideologi yang diusung kelompok radikal terorisme yaitu ideologi transnasional itu bertentangan dengan perjanjian-perjanjian yang sudah menjadi kesepakatan, yang tertuang di dalam konsensus nasional bangsa Indonesia, yaitu bertentangan dengan Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI," tegasnya.
Sementara itu Ketua Umum YHPB, Aditya Yusma mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan kepedulian terhadap generasi milenial, pemuda dan mahasiswa khususnya. Karena dengan gerakan ini, dirinya berharap pemuda dan mahasiswa bisa bergerak untuk Indonesia Harmoni.
"Kami berharap para generasi milenial ini akan menjadi pintu-pintu penyebar toleransi dan menangkal mencegah tumbuhnya paham-paham radikal intoleran dan terorisme. Di mana BNPT ini adalah milik kita untuk membangun harmoni bangsa," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Muliansyah dari Universitas Islam Jakarta selaku mahasiswa perantauan penerima bantuan merasakan sangat berterima kasih kepada BNPT dan YHPB atas adanya bantuan tersebut.
Ahmad Nurwakhid juga berpesan kepada para mahasiswa untuk mewaspadai penyebaran paham radikalisme-terorisme di kalangan generasi muda atau mahasiswa. Menurutnya radikalisme dan terorisme itu adalah proxy untuk menghancurkan agama dan menghancurkan bangsa dan negara.
"Maka kita harus menjaga, harus budayakan untuk selalu bersikap moderat, bersikap toleran, peduli terhadap kebersamaan, peduli terhadap budaya dan kearifan lokal yaitu silaturahmi dan gotong royong," kata mantan Kadensus 88/Anti Teror Polda DIY ini
Generasi muda dan mahasiswa harus meyakini bahwa radikalisme terorisme itu adalah musuh agama dan musuh negara. Dikatakan musuh agama karenahal tersebut merupakan tindakan sikap perbuatan yang bertentangan dengan agama dan nilai-nilai prinsip-prinsip agama.
"Karena prinsip agama itu menebar kedamaian, kasih sayang, menebar toleransi, berakhlak karimah, mencintai, menghormati negaranya, bangsanya pemimpin dan pemerintahan yang sah dan kemudian rahmatan lil alamin. Selain itu radikal terorisme ini juga mengadu domba dan menjadi fitnah bagi Agama," katanya.
Maka dari itu menurutnya, BNPT sebagai leading sector penanggulangan terorisme di Indonesia bersama dengan seluruh rakyat Indonesia diharapkan bisa bersama-sama membangun harmoni bangsa Indonesia agar aman, damai dan sejahtera.
"Karena sikap tindakan dan ideologi yang diusung kelompok radikal terorisme yaitu ideologi transnasional itu bertentangan dengan perjanjian-perjanjian yang sudah menjadi kesepakatan, yang tertuang di dalam konsensus nasional bangsa Indonesia, yaitu bertentangan dengan Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI," tegasnya.
Sementara itu Ketua Umum YHPB, Aditya Yusma mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan kepedulian terhadap generasi milenial, pemuda dan mahasiswa khususnya. Karena dengan gerakan ini, dirinya berharap pemuda dan mahasiswa bisa bergerak untuk Indonesia Harmoni.
"Kami berharap para generasi milenial ini akan menjadi pintu-pintu penyebar toleransi dan menangkal mencegah tumbuhnya paham-paham radikal intoleran dan terorisme. Di mana BNPT ini adalah milik kita untuk membangun harmoni bangsa," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Muliansyah dari Universitas Islam Jakarta selaku mahasiswa perantauan penerima bantuan merasakan sangat berterima kasih kepada BNPT dan YHPB atas adanya bantuan tersebut.