Masuk Jakarta Tanpa SKIM, 6.364 Kendaraan Harus Balik Kanan

Kamis, 28 Mei 2020 - 15:48 WIB
loading...
Masuk Jakarta Tanpa SKIM, 6.364 Kendaraan Harus Balik Kanan
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo. Foto/Dok. BNPB
A A A
JAKARTA - Tidak ada kompromi. Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta, tidak memberikan izin kendaraan yang akan masuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek) tanpa mengantongi Surat Izin Keluar Masuk (SIKM).

(Baca juga: Normal Baru di Tengah Pandemi COVID-19, Ini Kata Pakar UB )

Sebanyak 11 pintu masuk Jabodetabek, telah dijaga ketat petugas gabungan. Bahkan, menurut Kepala Dishub Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo, dari data hingga Rabu (27/5/2020) malam, ada sebanyak 6.364 kendaraan yang akan masuk Jabodetabek, terpaksa diminta putar balik karena tidak mengantongi SIKM.

Menurut Syafrin, pengecekan yang dilakukan untuk menegakkan aturan SIKM sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta No. 47/2020 juga dilakukan di beberapa pintu masuk DKI Jakarta, melalui moda transportasi umum baik pesawat, kereta api maupun bus.

"Pengecekan kami tidak hanya di ruas jalan, tapi juga di Terminal Pulo Gebang, Stasiun Gambir dan Bandara (Soekarno-Hatta) di Cengkareng," kata Syafrin.

Lebih lanjut dia menegaskan, bahwa SIKM menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki oleh warga untuk keluar masuk ke wilayah Jakarta. Hal itu dilakukan semata-mata untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru penyebab COVID-19 di DKI Jakarta.

Dalam hal ini, kasus COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta sudah mulai turun dan dapat dikendalikan dalam dua periode sejak diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Adapun angka penurunan itu dillihat dari tingkat penularan atau reproduction number COVID-19, yang dihimpun ke dalam data yang terus diperbarui oleh Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Kasus COVID-19 di Jakarta ini cenderung turun. Ini yang akan kita jaga dalam jangka dua minggu setelah perpanjangan PSBB tahap tiga ini. Kita harapkan ini bisa kita terus tekan. Sehingga kita semuanya, warga yang memiliki kesadaran kolektif di Jakarta itu akan keluar dari masa PSBB dan kita menuju kepada masa transisi yang kita harapkan lebih baik ke depan," jelas Syafrin.

Oleh karena itu, Syafrin mengimbau kepada masyarakat yang sudah berada di kampung halaman agar tidak ke Jabodetabek untuk sementara waktu. Sebab, berada di kampung lebih baik daripada harus kembali ke wilayah Jabodetabek yang menjadi episentrum COVID-19.

"Bagi warga Jabodetabek yang sudah terlanjur di luar Jabodetabek, silakan anda di sana dulu, bangun kampung, jangan mudik dulu, atau kalau ingin balik maka bawa SIKM," pungkas Syafrin.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1751 seconds (0.1#10.140)