Kisah Calon Bintara Polri yang Namanya Dihapus, Rafael: Kecewa, Sedih dan Malu
loading...
A
A
A
"Apakah ini adil pak, kami orang susah, orang tak punya pak, kami mohon keadilan, mohon bantuan dari Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Kapolri, kiranya anak kami dapat pendidikan. Atas bantuannya kami keluarga dan seluruh masyarakat Desa Pinapalangkow menyampaikan terima kasih. Kepada bapak Kapolri dan Bapak Presiden, kami di sini minta keadilan untuk anak kami, terima kasih," tuturnya.
Polda Sulut Beri Penjelasan
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Pol Pol Jules Abast menjelasn, calon siswa Bintara Rafael Malalangi dan orang tuanya sudah dipanggil dan diberi penjelasan di Polda Sulut. Pemanggilan dilakukan bersamaan dengan keluarga calon siswa Franco Kowal yang mengajukan keberatan karena dinyatakan tidak lulus.
Selanjutnya berdasarkan data dan dikroscek, Franco Kowal yang akhirnya diakomodir jadi calon siswa yang lulus seleksi calon Bintara Polri.
"Dengan diakomodirnya keberatan calon siswa Bintara Franco Kowal, maka dengan sendirinya calon siswa bintara Rafael Malalangi menjadi rangking terakhir dan menjadi di luar kuota penerimaan calon siswa bintara 2021," kata Kabid Humas.
Julest Abast juga meminta penjelasan kepada Rafael dan keluarga terkait viralnya video yang ada di media sosial (medsos). "Dalam video tersebut disebutkan telah menerima surat dari Polda yang menyatakan Rafael tidak lulus. Dan ternyata kejadian sebenarnya Rafael dan keluarga dipanggil ke Polda Sulut untuk diberi penjelasan," ujarnya.
Kenly Malalangi selaku ayah dari Rafael Malalangi mengakui dan meminta maaf atas beredarnya video viral di medsos tersebut. "Kami sebagai orang tua dari Rafael Malalangi meminta maaf sebesar-besarnya kepada Kapolri dan Kapolda Sulut," ujar Kenly Malalangi.
Setelah kejadian video viral di medsos, Polda Sulut berupaya untuk mengusulkan kebijakan ke Mabes Polri, yang bisa mempertimbangkan untuk menerima Rafael Malalangi untuk masuk dalam kuota di gelombang kedua untuk ikut pendidikan tahun 2022.
Polda Sulut Beri Penjelasan
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Pol Pol Jules Abast menjelasn, calon siswa Bintara Rafael Malalangi dan orang tuanya sudah dipanggil dan diberi penjelasan di Polda Sulut. Pemanggilan dilakukan bersamaan dengan keluarga calon siswa Franco Kowal yang mengajukan keberatan karena dinyatakan tidak lulus.
Selanjutnya berdasarkan data dan dikroscek, Franco Kowal yang akhirnya diakomodir jadi calon siswa yang lulus seleksi calon Bintara Polri.
"Dengan diakomodirnya keberatan calon siswa Bintara Franco Kowal, maka dengan sendirinya calon siswa bintara Rafael Malalangi menjadi rangking terakhir dan menjadi di luar kuota penerimaan calon siswa bintara 2021," kata Kabid Humas.
Julest Abast juga meminta penjelasan kepada Rafael dan keluarga terkait viralnya video yang ada di media sosial (medsos). "Dalam video tersebut disebutkan telah menerima surat dari Polda yang menyatakan Rafael tidak lulus. Dan ternyata kejadian sebenarnya Rafael dan keluarga dipanggil ke Polda Sulut untuk diberi penjelasan," ujarnya.
Kenly Malalangi selaku ayah dari Rafael Malalangi mengakui dan meminta maaf atas beredarnya video viral di medsos tersebut. "Kami sebagai orang tua dari Rafael Malalangi meminta maaf sebesar-besarnya kepada Kapolri dan Kapolda Sulut," ujar Kenly Malalangi.
Setelah kejadian video viral di medsos, Polda Sulut berupaya untuk mengusulkan kebijakan ke Mabes Polri, yang bisa mempertimbangkan untuk menerima Rafael Malalangi untuk masuk dalam kuota di gelombang kedua untuk ikut pendidikan tahun 2022.
(shf)