Serapan APBD 2021 Jawa Timur Capai 43,01 Persen, Lebih Tinggi 12,9 Persen Dibanding Periode 2020

Selasa, 27 Juli 2021 - 20:31 WIB
loading...
A A A
Di sisi lain, peningkatan realisasi anggaran belanja Jatim tahun 2021 ini juga sejalan dengan kenaikan realiasi capaian pendapatan. Meski di tengah pandemi covid-19 dan penerapan PPKM Darurat, pendapatan daerah Jatim tahun 2021 per tanggal 23 Juli 2021 telah mencapai sebesar 56,18 persen.

Realisasi Pendapatan Daerah Jatim sampai dengan tanggal 27 Juli ini tercatat 58,31 persen atau mengalami kenaikan sebesar 11,81 persen dibandingkan TA 2020 periode yang sama yaitu sebesar 46,5 persen. Peningkatan pendapatan ini seiring dengan berbagai upaya yang dilakukan Gubernur Khofifah. Salah satunya dengan meluncurkan program diskon Ramadhan, yang juga memiliki efek untuk meringankan beban masyarakat.

“Di tengah pandemi covid-19 dan adanya pembatasan PPKM Darurat, yang diperpanjang dengan PPKM Level 4, sebagaimana mungkin kita bisa membantu meringankan beban masyarakat. Tak hanya memaksimalkan belanja dari APBD, tapi juga BLT Dana Desa juga kita upayakan agar cepat dicairkan ke masyarakat, selain itu juga program-program penunjang ekonomi masyarakat dan Koperasi & UMKM, kita ingin agar meski di kondisi yang berat masyarakat tetap kita bantu untuk meringankan beban,” tegasnya.

Lebih lanjut wanita yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Sosial dan juga Menteri Pemberdayaan Perempuan ini menyebutkan bahwa dengan optimalisasi belanja daerah, ternyata memang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.

Terbukti dari data kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan I, Jawa Timur memang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi di angka -0,44 persen. Pertumbuhan ekonomi Jatim ditopang oleh sektor pertanian sebesar 0,43 persen dari sektor pertanian, dan perdagangan sebesar 0,24 persen, dan sektor infokom 0,52 persen.

“Ekonomi Jatim dalam track yang benar. Di triwulan pertama tahun 2021, kontraksi ekonomi Jatim tercatat ( -0,44) persen, dan menjadi daerah yang kontraksinya paling rendah dibandingkan provinsi besar lain di Pulau Jawa,” tegas Khofifah.

Di periode yang sama, kontraksi DKI Jakarta ada di angka( -1,56 ) persen, Jawa Tengah( -0,87) persen, Jawa Barat( -0,83 ) persen. Sedangkan kontraksi nasional (-0,76 ) persen
(msd)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2216 seconds (0.1#10.140)