New Normal Butuh Persiapan yang Sangat Matang Sekali dari Sekolah
loading...
A
A
A
BANYUASIN - Langkah pemerintah pusat yang akan menerapkan kebijakan New Normal mendapat tanggapan dari sejumlah kepala sekolah di Sumatera Selatan. Salah satunya, tanggapan dari kepala sekolah SDIT Mufidatul Ilmi Talang Kelapa, Banyuasin.
Menurut Mutiara Rahma, S.Pd, MM, Kepala Sekolah SDIT Mufidatul Ilmi Talang Kelapa, bahwa kegiatan belajar di rumah atau jarak jauh memiliki dampak yang positif bagi dunia pendidikan. Sejak diberlakukan belajar di rumah pada Maret yang lalu, banyak sekali hal yang membuat para pendidik dan orang tua dituntut untuk proaktif.
Sikap proaktif dalam menjalankan home learning dituntut supaya bisa berjalan optimal sesuai dengan kurikulum yang sudah disusun sejak awal semester tahun ajaran 2019/2020. ( Baca:New Normal, Para Orang Tua Keberatan Sekolah Dibuka Kembali )
Meski kegiatan belajar di rumah punya dampak positif, tapi juga punya kekurangan. Memang belajar di rumah terasa nyaman, tapi tetap saja peserta didik rindu dengan suasana di sekolah, belajar, beribadah, dan bermain bersama. Ditambah lagi cara guru menyampaikan materi pelajaran berbeda antara di kelas dan di rumah.
"Oleh karena itu kebijakan New Normal sebenarnya cukup tepat, hanya saja dalam pelaksanaan nanti harus dilakukan persiapan yang sangat matang sekali oleh sekolah," kata Mutiara, Kamis (28/5/2020).
SDIT Mufidatul Ilmi sendiri sejak awal sudah melakukan berbagai persiapan dalam pencegahan COVID-19. Pihak sekolah sudah bekerja sama dengan organisasi sosial untuk melakukan penyemprotan disinfektan.
Menurut Mutiara, jika nanti New Normal diberlakukan maka pihaknya akan memperbanyak tempat cuci tangan, menyiapkan hand shop, dan jika memungkinkan akan menyiapkan rapid test. Pihaknya juga akan mengecek terlebih dahulu suhu tubuh peserta didik, dan yang terpenting secara kontinu melakukan sosialisasi terhadap seluruh komponen yang ada di wilayah sekitar sekolah untuk tetap mengikuti protokol pencegahan COVID-19.
“Untuk anak yang sakit tidak boleh datang ke sekolah. Dipersilakan belajar di rumah, jadi anak yang sehat dan fit saja yang boleh mengikuti proses belajar di sekolah,” tutup Mutiara.
Lihat Juga: Parit, Jejak Nadi Masyarakat Bugis Perantauan di Pelosok Perairan Banyuasin, Sumatera Selatan
Menurut Mutiara Rahma, S.Pd, MM, Kepala Sekolah SDIT Mufidatul Ilmi Talang Kelapa, bahwa kegiatan belajar di rumah atau jarak jauh memiliki dampak yang positif bagi dunia pendidikan. Sejak diberlakukan belajar di rumah pada Maret yang lalu, banyak sekali hal yang membuat para pendidik dan orang tua dituntut untuk proaktif.
Sikap proaktif dalam menjalankan home learning dituntut supaya bisa berjalan optimal sesuai dengan kurikulum yang sudah disusun sejak awal semester tahun ajaran 2019/2020. ( Baca:New Normal, Para Orang Tua Keberatan Sekolah Dibuka Kembali )
Meski kegiatan belajar di rumah punya dampak positif, tapi juga punya kekurangan. Memang belajar di rumah terasa nyaman, tapi tetap saja peserta didik rindu dengan suasana di sekolah, belajar, beribadah, dan bermain bersama. Ditambah lagi cara guru menyampaikan materi pelajaran berbeda antara di kelas dan di rumah.
"Oleh karena itu kebijakan New Normal sebenarnya cukup tepat, hanya saja dalam pelaksanaan nanti harus dilakukan persiapan yang sangat matang sekali oleh sekolah," kata Mutiara, Kamis (28/5/2020).
SDIT Mufidatul Ilmi sendiri sejak awal sudah melakukan berbagai persiapan dalam pencegahan COVID-19. Pihak sekolah sudah bekerja sama dengan organisasi sosial untuk melakukan penyemprotan disinfektan.
Menurut Mutiara, jika nanti New Normal diberlakukan maka pihaknya akan memperbanyak tempat cuci tangan, menyiapkan hand shop, dan jika memungkinkan akan menyiapkan rapid test. Pihaknya juga akan mengecek terlebih dahulu suhu tubuh peserta didik, dan yang terpenting secara kontinu melakukan sosialisasi terhadap seluruh komponen yang ada di wilayah sekitar sekolah untuk tetap mengikuti protokol pencegahan COVID-19.
“Untuk anak yang sakit tidak boleh datang ke sekolah. Dipersilakan belajar di rumah, jadi anak yang sehat dan fit saja yang boleh mengikuti proses belajar di sekolah,” tutup Mutiara.
Lihat Juga: Parit, Jejak Nadi Masyarakat Bugis Perantauan di Pelosok Perairan Banyuasin, Sumatera Selatan
(ihs)