Jelang New Normal, Pemkab Pasuruan Bentuk Desa Kebal COVID-19
loading...
A
A
A
PASURUAN - Jelang penerapan New Normal (tatanan kehidupan baru) di Indonesia pada Juni mendatang, Pemkab Pasuruan akan membentuk Desa Kebal (Keluarga Berdaya Lawan) COVID-19.
(Baca juga: 10 Hari PSBB Malang Raya, 4.589 Kendaraan Dipaksa Putar Balik )
Pembentukan Desa Kebal COVID-19 ini bertujuan mendorong semangat gotong royong yang tumbuh dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat dalam melawan COVID-19.
Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf mengatakan, Desa Kebal COVID-19 adalah desa yang benar-benar siap dan tangguh dalam menjaga seluruh warga dari berbagai permasalahan akibat dampak pandemi COVID-19. Baik dalam hal kesehatan, keamanan dan kenyamanan, hingga sosial ekonomi.
"Intinya adalah kegotong royongan semua lapisan masyarakat di desa. Dan itu semuanya dimulai dari keluarga sebagai bagian terkecil dari masyarakat," kata Irsyad di sela-sela kesibukannya, Rabu (27/05/2020) sore.
Rencananya, setiap satu kecamatan memiliki dua desa sebagai pioneer (perintis) desa kebal COVID-19. Sukses tidaknya penerapan Desa Kebal COVID-19 ini tergantung dari komitmen seluruh satgas (satuan tugas) yang terlibat dalam upaya pencegahan COVID-19 di desa. Yakni Satgas Kesehatan (petugas kesehatan hingga relawan), Satgas Keamanan (Hansip, Linmas, Banser), hingga Satgas Sosial Ekonomi.
"Semua harus jalan, kompak dan tidak ada rasa iri atau kecemburuan dalam bentuk apapun. Sama-sama bertekad untuk menjaga desa masing-masing agar terhindar dari COVID-19. Kalaupun ada warga yang menjadi terdampak COVID-19, jangan sampai dikucilkan, tapi diperhatikan," terangnya.
Untuk Satgas Kesehatan, setiap petugas maupun relawan harus intens mengawasi setiap warga yang terindikasi COVID-19, sehingga bisa diatasi dengan gerak cepat dan tak terlambat. Begitu pula dengan Satgas Keamanan yang ikut andil dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat, mengingatkan setiap warga yang terlihat di luar rumah agar senantiasa mentaati anjuran pemerintah, seperti physical and social dictancing, memakai masker dan aturan lainnya.
Juga dengan Satgas ekonomi dan sosial yang harus bisa melakukan berbagai cara agar warganya survive dan mandiri selama pandemic berlangsung.
"Saya ambil contoh yang sangat sederhana. Dulu ada yang Namanya jimpitan beras. Yakni setiap warga mengumpulkan beras satu gelas setiap hari. Kalau ditelateni bakal jadi banyak dan berguna untuk warga yang lagi kesusahan menghadapi COVID-19. Kalau dalam hal pertanian, ada KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) dengan menanam sayur dengan media hidroponik. Ini salah satu kegiatan yang bisa dilakukan supaya desa dan masyarakat juga tangguh dalam menghadapi COVID-19," jelasnya.
Selain Satgas, peran penting Ketua RT dan Ketua RW dalam menggerakkan seluruh warga dalam menerapkan New Normal, sangat dibutuhkan. Ini semata-mata untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya menjaga diri dan keluarga dari COVID-19.
"Kemampuan RT dan RW dalam implementasi di lapangan juga harus jalan. Kemampuan upaya pencegahan, edukasi, kewaspadaan social and physical distancing juga harus jalan. Kalau sudah jalan, maka untuk menciptakan keluarga yang berdaya melawan COVID-19, juga pasti berhasil," tegas orang nomor satu di Kabupaten Pasuruan ini.
Sebagai bentuk persiapan, saat ini Pemkab Pasuruan sudah hampir selesai dalam melakukan pendataan terhadap desa-desa di Kabupaten Pasuruan yang siap dijadikan sebagai Desa Kebal COVID-19.
Untuk mendukung pembentukan Desa Kebal COVID-19 ini, setiap organisasi perangkat daerah diharapkan dapat menindaklanjuti dengan melakukan reorientasi program dan kegiatan yang belum dilakukan.
Kata Irsyad, semua organisasi perangkat daerah punya peran dalam mendukung pembentukan Desa Kebal COVID-19, dan menselaraskan dengan jargon-jargon pelayanan publik seperti Pelasan (Pelatihan Santri), Perwira (perempuan wirausaha) dan jargon lainnya.
"Semuanya tetap dilakukan dengan cara sesuai dengan kondisi pandemi COVID-19. Misalnya pelatihan santri secara online, atau perwira keluarga dengan memberikan dukungan stimulant dari pemerintah," ucapnya kepada.
Dalam hal anggaran, Pemkab Pasuruan akan melakukan evaluasi dan pengkajian dalam sisi aturan pemerintah tentang BTT (Biaya Tidak Terduga) maupun Dana Desa (DD).
"Sekarang masih kita format. Seluruh organisasi perangkat daerah harus menyiapkan program kongkrit, kemudian kita integrasikan dengan kampung tangguh yang digagas oleh Polri. Tujuannya hanya satu, kita semuanya menjadi tangguh dan siap menuju tatanan kehidupan baru yang dinamakan new normal," ucap Irsyad.
(Baca juga: 10 Hari PSBB Malang Raya, 4.589 Kendaraan Dipaksa Putar Balik )
Pembentukan Desa Kebal COVID-19 ini bertujuan mendorong semangat gotong royong yang tumbuh dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat dalam melawan COVID-19.
Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf mengatakan, Desa Kebal COVID-19 adalah desa yang benar-benar siap dan tangguh dalam menjaga seluruh warga dari berbagai permasalahan akibat dampak pandemi COVID-19. Baik dalam hal kesehatan, keamanan dan kenyamanan, hingga sosial ekonomi.
"Intinya adalah kegotong royongan semua lapisan masyarakat di desa. Dan itu semuanya dimulai dari keluarga sebagai bagian terkecil dari masyarakat," kata Irsyad di sela-sela kesibukannya, Rabu (27/05/2020) sore.
Rencananya, setiap satu kecamatan memiliki dua desa sebagai pioneer (perintis) desa kebal COVID-19. Sukses tidaknya penerapan Desa Kebal COVID-19 ini tergantung dari komitmen seluruh satgas (satuan tugas) yang terlibat dalam upaya pencegahan COVID-19 di desa. Yakni Satgas Kesehatan (petugas kesehatan hingga relawan), Satgas Keamanan (Hansip, Linmas, Banser), hingga Satgas Sosial Ekonomi.
"Semua harus jalan, kompak dan tidak ada rasa iri atau kecemburuan dalam bentuk apapun. Sama-sama bertekad untuk menjaga desa masing-masing agar terhindar dari COVID-19. Kalaupun ada warga yang menjadi terdampak COVID-19, jangan sampai dikucilkan, tapi diperhatikan," terangnya.
Untuk Satgas Kesehatan, setiap petugas maupun relawan harus intens mengawasi setiap warga yang terindikasi COVID-19, sehingga bisa diatasi dengan gerak cepat dan tak terlambat. Begitu pula dengan Satgas Keamanan yang ikut andil dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat, mengingatkan setiap warga yang terlihat di luar rumah agar senantiasa mentaati anjuran pemerintah, seperti physical and social dictancing, memakai masker dan aturan lainnya.
Juga dengan Satgas ekonomi dan sosial yang harus bisa melakukan berbagai cara agar warganya survive dan mandiri selama pandemic berlangsung.
"Saya ambil contoh yang sangat sederhana. Dulu ada yang Namanya jimpitan beras. Yakni setiap warga mengumpulkan beras satu gelas setiap hari. Kalau ditelateni bakal jadi banyak dan berguna untuk warga yang lagi kesusahan menghadapi COVID-19. Kalau dalam hal pertanian, ada KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) dengan menanam sayur dengan media hidroponik. Ini salah satu kegiatan yang bisa dilakukan supaya desa dan masyarakat juga tangguh dalam menghadapi COVID-19," jelasnya.
Selain Satgas, peran penting Ketua RT dan Ketua RW dalam menggerakkan seluruh warga dalam menerapkan New Normal, sangat dibutuhkan. Ini semata-mata untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya menjaga diri dan keluarga dari COVID-19.
"Kemampuan RT dan RW dalam implementasi di lapangan juga harus jalan. Kemampuan upaya pencegahan, edukasi, kewaspadaan social and physical distancing juga harus jalan. Kalau sudah jalan, maka untuk menciptakan keluarga yang berdaya melawan COVID-19, juga pasti berhasil," tegas orang nomor satu di Kabupaten Pasuruan ini.
Sebagai bentuk persiapan, saat ini Pemkab Pasuruan sudah hampir selesai dalam melakukan pendataan terhadap desa-desa di Kabupaten Pasuruan yang siap dijadikan sebagai Desa Kebal COVID-19.
Untuk mendukung pembentukan Desa Kebal COVID-19 ini, setiap organisasi perangkat daerah diharapkan dapat menindaklanjuti dengan melakukan reorientasi program dan kegiatan yang belum dilakukan.
Kata Irsyad, semua organisasi perangkat daerah punya peran dalam mendukung pembentukan Desa Kebal COVID-19, dan menselaraskan dengan jargon-jargon pelayanan publik seperti Pelasan (Pelatihan Santri), Perwira (perempuan wirausaha) dan jargon lainnya.
"Semuanya tetap dilakukan dengan cara sesuai dengan kondisi pandemi COVID-19. Misalnya pelatihan santri secara online, atau perwira keluarga dengan memberikan dukungan stimulant dari pemerintah," ucapnya kepada.
Dalam hal anggaran, Pemkab Pasuruan akan melakukan evaluasi dan pengkajian dalam sisi aturan pemerintah tentang BTT (Biaya Tidak Terduga) maupun Dana Desa (DD).
"Sekarang masih kita format. Seluruh organisasi perangkat daerah harus menyiapkan program kongkrit, kemudian kita integrasikan dengan kampung tangguh yang digagas oleh Polri. Tujuannya hanya satu, kita semuanya menjadi tangguh dan siap menuju tatanan kehidupan baru yang dinamakan new normal," ucap Irsyad.
(eyt)