Infrastruktur Jalan Digenjot, Pariwisata di Torut Kian Menggeliat
loading...
A
A
A
TANA TORAJA - Keseriusan pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel untuk membangun dan memperbaiki sejumlah jalan ruas di Rantepao Kabupeten Toraja Utara (Torut) terus digenjot. Alhasil, kabupaten pemekaran sejak 2008 kini menuai hasil. Sejumlah tempat wisata dan perekomian warga saat ini kian menggeliat.
Bahkan, daerah pemekaran dari Kabupeten Tana Toraja ini sudah semakin berkembang akibat akses jalan antar daerah, antar kabupaten, dan antar desa sudah direspons oleh pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah.
Salah satu warga Torut, Benyamin Pairunan mengatakan, berkat infrastruktur yang semakin hari semakin baik menyebabkan tingkat perekomian warga membaik. Dan dengan meratanya akses jalan yang sudah baik menuju tempat-tempat wisata, maka dengan sendirinya para wisatawan luar negeri maupun dalam negeri dapat menikmati keindahan wisata di Torut.
“Kami sangat senang karena pemerintah sudah memperbaiki jalan-jalan menuju tempat wisata, termasuk di Kampung Lolai (negeri di atas awan) Kecamatan Kapalapitu, Kabupaten Toraja Utara ,” jelasnya.
Benyamin yang mengaku putra daerah Toraja Utara ini jarang berkunjung ke daerah kelahirannya ini, dan pada saat ada waktu untuk berlibur dengan keluarga akses jalan menuju tempat wisata semakin baik. Dan para pengunjung pun semakin bergairah datang berwisata, baik domestik maupun manca negara.
“Harapan kami sebagai anak daerah kepada pemerintah jalanan menuju tempat wisata semakin diperbaiki, dan jalan yang sempit segera diperlebar, begitu pun dengan lampu penerangan jalannya,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga meminta kepada pemerintah untuk memfungsikan lebih maksimal transportasi udara dalam hal ini bandara dari dan menuju Toraja Utara.
“Saya melihat pelancong dari luar negeri kecenderungannya suka naik pesawat untuk mempersingkat waktu menuju tempat wisata,” ungkapnya.
Senada warga Toraja Utara, Frengky Toding menyatakan, dulu jalan menuju tempat wisata sangat jelek dan rusak parah, para wisatawan enggan untuk mendatanginya. Kini dengan keseriusan pemerintah untuk memperbaiki jalan menuju tempat wisata memberikan dampak kepada sektor pariwisata dan perekonomian warga.
“Saat ini masyarakat sangat senang dengan bagusnya jalan menuju tempat wisata. Meski masih ada jalan yang sempit dan belum ada lampu jalannya. Kami berharap pemerintah terus membenahi jalan dan perangkat lainnya,” paparnya.
Dengan membaiknya akses jalan menuju tempat wisata pengunjung wisata semakin banyak yang berdatangan, bahkan pada hari-hari libur tempat penginapan penuh. Dan warga juga banyak yang menyewakan tenda-tenda dan rumahnya untuk para pelancong dari berbagai daerah yang datang ke Toraja Utara.
Kepala UPT Wilayah II Enrekang, Tana Toraja dan Toraja Utara, Kristian Sampe Buah mengungkapkan, pembangunan jalan ruas Rantepao-Sadan-Batusitanduk dengan panjang tuas jalan 11,4 kilometer (km), di mana dalam pengerjaannya terbagi dua segmen. Dan dalam perjalanan pengerjaannya terkendala lahan hutan lindung milik kehutanan.
“Setelah kami laporkan ke pemerintah provinsi akhirnya mendapatkan solusinya dengan memunculkan pengerjaan segmen tiga,” tandasnya.
Untuk segmen pertama, minus pekerjaan marka, segmen kedua pekerjaan LPA yang layak, dan segmen ketiga pengerjaan jalan yang ada di hutan lindung dialihkan ke jalan ruas Rantepao-Sadan-Batusitanduk ini.
Untuk pengerjaan segmen ketiga ini, khusus bahu jalan rehat beton pengerjaannya mencapai 90%. Dan secara keseluruhan progres pengerjaannya sudah mencapai 80%.
“Sebenarnya agak terlambat bukan karena kontraktor, tapi ada lahan kita ambil dan ada rumah yang kita rombak total untuk pengerjaan jalan yang sementara kita kerjakan,” tandasnya.
Selanjutnya, untuk progres penyelesaian jalan yang menghubungkan Kabupaten Luwu tersebut akan rampung sekitar bulan Agustus 2021. Untuk anggaran proyek ini menelan anggaran mencapai Rp72 miliar dari anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN), di mana kontraknya dimulai 24 Desember 2020.
“Kita harapkan ruas jalan Torut ini yang masih minus 3,5 km yang belum tertangani untuk bisa diselesaikan atau rampung pada 2022,” ujarnya.
Dengan selesainya sejumlah pengerjaan jalan perekonomian dapat meningkat, khususnya sektor pariwisata yang menghubungkan akses Luwu Raya.
General Superintendent (GS) PT Delta Batara Jaya Frans Sandy Poembonan menyebutkan, pengerjaan ruas jalan menuju Luwu Raya tersebut mengalami kesulitan yang disebabkan curah hujan dan pelebaran jalan dari awal empat meter menjadi delapan meter.
“Sebagai putra daerah saya harus mengerjakan semua proyek jalan lebih profesional. Dan pengerjaan proyek dapat dinikmati serta dirasakan masyarakat.
Dengan memasuki tahap perampungan proyek jalan ini respons masyarakat begitu antusias, dan berharap pemerintah tingkat I lebih perhatian lagi.
Bahkan, daerah pemekaran dari Kabupeten Tana Toraja ini sudah semakin berkembang akibat akses jalan antar daerah, antar kabupaten, dan antar desa sudah direspons oleh pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah.
Salah satu warga Torut, Benyamin Pairunan mengatakan, berkat infrastruktur yang semakin hari semakin baik menyebabkan tingkat perekomian warga membaik. Dan dengan meratanya akses jalan yang sudah baik menuju tempat-tempat wisata, maka dengan sendirinya para wisatawan luar negeri maupun dalam negeri dapat menikmati keindahan wisata di Torut.
“Kami sangat senang karena pemerintah sudah memperbaiki jalan-jalan menuju tempat wisata, termasuk di Kampung Lolai (negeri di atas awan) Kecamatan Kapalapitu, Kabupaten Toraja Utara ,” jelasnya.
Benyamin yang mengaku putra daerah Toraja Utara ini jarang berkunjung ke daerah kelahirannya ini, dan pada saat ada waktu untuk berlibur dengan keluarga akses jalan menuju tempat wisata semakin baik. Dan para pengunjung pun semakin bergairah datang berwisata, baik domestik maupun manca negara.
“Harapan kami sebagai anak daerah kepada pemerintah jalanan menuju tempat wisata semakin diperbaiki, dan jalan yang sempit segera diperlebar, begitu pun dengan lampu penerangan jalannya,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga meminta kepada pemerintah untuk memfungsikan lebih maksimal transportasi udara dalam hal ini bandara dari dan menuju Toraja Utara.
“Saya melihat pelancong dari luar negeri kecenderungannya suka naik pesawat untuk mempersingkat waktu menuju tempat wisata,” ungkapnya.
Senada warga Toraja Utara, Frengky Toding menyatakan, dulu jalan menuju tempat wisata sangat jelek dan rusak parah, para wisatawan enggan untuk mendatanginya. Kini dengan keseriusan pemerintah untuk memperbaiki jalan menuju tempat wisata memberikan dampak kepada sektor pariwisata dan perekonomian warga.
“Saat ini masyarakat sangat senang dengan bagusnya jalan menuju tempat wisata. Meski masih ada jalan yang sempit dan belum ada lampu jalannya. Kami berharap pemerintah terus membenahi jalan dan perangkat lainnya,” paparnya.
Dengan membaiknya akses jalan menuju tempat wisata pengunjung wisata semakin banyak yang berdatangan, bahkan pada hari-hari libur tempat penginapan penuh. Dan warga juga banyak yang menyewakan tenda-tenda dan rumahnya untuk para pelancong dari berbagai daerah yang datang ke Toraja Utara.
Kepala UPT Wilayah II Enrekang, Tana Toraja dan Toraja Utara, Kristian Sampe Buah mengungkapkan, pembangunan jalan ruas Rantepao-Sadan-Batusitanduk dengan panjang tuas jalan 11,4 kilometer (km), di mana dalam pengerjaannya terbagi dua segmen. Dan dalam perjalanan pengerjaannya terkendala lahan hutan lindung milik kehutanan.
“Setelah kami laporkan ke pemerintah provinsi akhirnya mendapatkan solusinya dengan memunculkan pengerjaan segmen tiga,” tandasnya.
Untuk segmen pertama, minus pekerjaan marka, segmen kedua pekerjaan LPA yang layak, dan segmen ketiga pengerjaan jalan yang ada di hutan lindung dialihkan ke jalan ruas Rantepao-Sadan-Batusitanduk ini.
Untuk pengerjaan segmen ketiga ini, khusus bahu jalan rehat beton pengerjaannya mencapai 90%. Dan secara keseluruhan progres pengerjaannya sudah mencapai 80%.
“Sebenarnya agak terlambat bukan karena kontraktor, tapi ada lahan kita ambil dan ada rumah yang kita rombak total untuk pengerjaan jalan yang sementara kita kerjakan,” tandasnya.
Selanjutnya, untuk progres penyelesaian jalan yang menghubungkan Kabupaten Luwu tersebut akan rampung sekitar bulan Agustus 2021. Untuk anggaran proyek ini menelan anggaran mencapai Rp72 miliar dari anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN), di mana kontraknya dimulai 24 Desember 2020.
“Kita harapkan ruas jalan Torut ini yang masih minus 3,5 km yang belum tertangani untuk bisa diselesaikan atau rampung pada 2022,” ujarnya.
Dengan selesainya sejumlah pengerjaan jalan perekonomian dapat meningkat, khususnya sektor pariwisata yang menghubungkan akses Luwu Raya.
General Superintendent (GS) PT Delta Batara Jaya Frans Sandy Poembonan menyebutkan, pengerjaan ruas jalan menuju Luwu Raya tersebut mengalami kesulitan yang disebabkan curah hujan dan pelebaran jalan dari awal empat meter menjadi delapan meter.
“Sebagai putra daerah saya harus mengerjakan semua proyek jalan lebih profesional. Dan pengerjaan proyek dapat dinikmati serta dirasakan masyarakat.
Dengan memasuki tahap perampungan proyek jalan ini respons masyarakat begitu antusias, dan berharap pemerintah tingkat I lebih perhatian lagi.
(agn)