Kabupaten Jayapura Diguncang Gempa M5,2 BMKG Sebut karena Deformasi Kerak Bumi Menengah
loading...
A
A
A
JAYAPURA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bermagnitudo 5,2 pada Rabu pukul 19.30 WIB di Kabupaten Jayapura , Papua, akibat aktivitas deformasi kerak bumi di kedalaman menengah.
Gempa yang dimutahirkan menjadi bermagnitudo 5 berpusat pada koordinat 2,91 LS dan 139,6 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 99 KM arah utara Kota Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua, pada kedalaman 111 KM.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi kerak bumi di kedalaman menengah," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang S Prayitno dalam keterangannya di Jakarta.
Bambang mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
Guncangan gempa bumi tersebut dirasakan di daerah Wamena dan Jayapura, III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar dia.
Hingga pukul 20.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Bambang mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Warga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Selain itu periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
Gempa yang dimutahirkan menjadi bermagnitudo 5 berpusat pada koordinat 2,91 LS dan 139,6 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 99 KM arah utara Kota Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua, pada kedalaman 111 KM.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi kerak bumi di kedalaman menengah," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang S Prayitno dalam keterangannya di Jakarta.
Bambang mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
Guncangan gempa bumi tersebut dirasakan di daerah Wamena dan Jayapura, III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar dia.
Hingga pukul 20.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Bambang mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Warga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Selain itu periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
(sms)