Peluang Emas di Tengah Pandemi, Indonesia Butuh Ratusan Ribu Software Engineer

Rabu, 30 Juni 2021 - 22:40 WIB
loading...
Peluang Emas di Tengah Pandemi, Indonesia Butuh Ratusan Ribu Software Engineer
Peluang bagi software engineer masih terbuka lebar mengingat masih tingginya kebutuhan software engineer yang mencapai 600.000 orang per tahun. Foto/Ilustrasi
A A A
BANDUNG - Di tengah situasi ekonomi yang memburuk akibat pandemi COVID-19 , tersimpan sebuah peluang bagi mereka yang tertarik dalam dunia teknologi informasi. Peluang emas tersebut tak lain adalah software engineer yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan rintisan maupun perusahaan yang sudah mapan.

Melirik potensi tersebut, PT Bank BNI (Persero) Tbk pun mendorong lembaga pelatihan (bootcamp) digital lokal untuk menghadirkan talenta-telenta yang mumpuni dan mampu mengikuti perkembangan kebutuhan industri teknologi informasi di Tanah Air.

Melalui bootcamp digital lokal, diharapkan lahir software engineer yang mandiri, baik dalam membangun perusahaan rintisan sendiri maupun berkarier di perusahaan yang sudah mapan.

Baca juga: Siapkan Lockdown Tingkat RT, Jabar Butuh Anggaran Tiap Hari Rp2,5 Miliar

Kepala Divisi Strategi dan Arsitektur IT Bank BNI, Ari Pratiwi mengatakan, bekerja sama dengan universitas lokal, Bank BNI memiliki bootcamp digital untuk melahirkan software engineer yang mumpuni dan andal.

Menurutnya, peluang bagi software engineer masih terbuka lebar mengingat masih tingginya kebutuhan software engineer yang mencapai 600.000 orang per tahun.

"Kita punya digital talent bootcamp bekerja sama dengan local university. BNI corporate services ya, yang berhubungan dengan education. Kita akan melakukan beberapa bootcamp, salah satunya bekerja sama dengan Rumah Coding Cerdas untuk memenuhi kebutuhan talenta software engineer itu," tutur Ari dalam keterangan resminya, Rabu (30/6/2021).

Menurut Ari, Rumah Coding Cerdas (RCC) sendiri merupakan wadah atau gerakan untuk membangun program pelatihan bagi siapapun yang berminat menekuni bidang pemrograman di Tanah Air.

Koordinator RCC, Rachmat Fajrin mengatakan, dalam implementasi program, RCC fokus pada pengembangan software engineer di Indonesia, agar dapat menjadi full stack javascript yang kini sedang banyak dibutuhkan banyak perusahaan di berbagai industri.

Menurutnya, para peserta menjalani pelatihan, mulai dari fundamental hingga menjadi programmer mandiri. RCC, kata dia, memiliki visi besar dan jauh ke depan untuk develop, empower, dan membantu membangun networking atau relasi bagi setiap peserta didiknya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1136 seconds (0.1#10.140)