Khofifah Larang Warga Jatim Balik ke Jakarta

Selasa, 26 Mei 2020 - 20:35 WIB
loading...
Khofifah Larang Warga Jatim Balik ke Jakarta
FOTO/SINDOnews/Ilustrasi
A A A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur ( Jatim ) Khofifah Indar Parawansa melarang masyarakat Jatim kembali masuk ke Jakarta sementara waktu. Ini diperlukan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

"Yang kemarin sempat mudik ke berbagai daerah di Jatim, jangan dulu kembali ke Jakarta. Selesaikan observasi dan sampai dinyatakan sehat dengan menunjukkan hasil rapid tes dan PCR test . Sebaiknya tunggu situasi berangsur normal," pinta Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Selasa (26/5/2020).

Khofifah mengatakan, imbauan ini sesuai dengan apa yang diinstruksikan pemerintah pusat agar tidak menimbulkan persoalan baru di ibu kota akibat munculnya klaster baru atau gelombang baru. "Episentrum penyebaran COVID-19 ada di Jakarta. Jangan sampai terjadi ledakan pasien positif COVID-19 lagi. Mohon untuk bersabar dan tidak gegabah," tandasnya. (Baca juga: Sambut New Normal, Masuk Bali Wajib Tes COVID-19)

DKI Jakarta, kata dia, juga tengah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan itu berlangsung hingga 4 Juni 2020. Kecuali mendesak dan memang urusan dinas, dipersilakan. Meski demikian, semua protokol kesehatan tetap wajib dipenuhi. "Rezeki tidak hanya ada di Jakarta. Di kampung sekalipun, rezeki, nafkah, dan penghasilan tetap dapat diperoleh," ujarnya.

Terlebih saat ini jumlah e-commerce pun semakin banyak. Tentunya hal itu membuka banyak peluang usaha dengan pasar yang jauh lebih luas. "Pasca munculnya COVID-19, gelombang transformasi bisnis ke ranah daring atau online semakin cepat. Saya yakin jika kita bisa beradaptasi dengan cepat, maka peluang pun semakin besar. Terkait modal, saat ini banyak peluang usaha dengan menjadi reseller atau drop shipper tanpa butuh modal besar," lanjut Khofifah.

Sementara itu, pasien positif COVID-19 di Jatim hingga Selasa (26/5/2020) sore mencapai 3.875 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 506 orang dinyatakan sembuh. Sedangkan total pasien meninggal dunia sebanyak 303 orang. "Tentu semua pihak harus waspada dan terus menjaga agar penyebaran COVID- 19 makin turun dan akhirnya berhenti," ujarnya.
(nbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1396 seconds (0.1#10.140)