Sanitasi Buruk Jadi Persoalan Serius Warga Jabar di Tengah Pandemi COVID-19
loading...
A
A
A
BANDUNG - Dengan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 50 juta jiwa, Provinsi Jawa Barat dinilai masih menghadapi persoalan serius , yakni buruknya fasilitas sanitasi .
Persoalan sanitasi yang buruk kerap masih dialami masyarakat Jabar, khususnya yang tinggal di daerah pegunungan atau perbukitan. Padahal, mereka membutuhkan fasilitas sanitasi yang bersih dan sehat, terutama di tengah situasi pandemi saat ini.
"Kondisi tersebut bukan karena sumber mata air yang mengering, namun pembangunan yang tidak merata yang menyebabkan banyak warga tak bisa menjangkau fasilitas sanitasi yang layak," ungkap M Khirzan N Noe'man, Direktur Wakaf Salman di Bandung, Selasa (29/6/2021).
Khirzan menyebutkan, kondisi tersebut salah satunya dialami oleh warga Kampung Mekarmanik, Cimenyan, Kabupaten Bandung yang masih menggunakan sarana mandi cuci kakus (MCK) tidak layak.
"Warga di kampung tersebut masih menggunakan MCK dengan sanitasi buruk yang membahayakan kesehatan maupun lingkungan karena aliran pembuangan yang masih sembarangan," ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, lanjut dia, sebagai lembaga wakaf, Wakaf Salman bekerja sama dengan Yayasan Odesa Indonesia telah merampungkan pembangunan MCK komunal di desa tersebut."MCK komunal yang dibangun ini diharapkan bisa memudahkan masyarakat Desa Mekarmanik untuk memenuhi kebutuhan sanitasi," katanya.
Lebih lanjut Khirzan mengatakan, selain membantu masyarakat mewujudkan fasilitas sanitasi yang layak melalui program Wakaf Air, pihaknya juga berupaya memberikan solusi atas permasalahan sanitasi lainnya dengan pengadaan mesin filtrasi air minum.
Mesin berteknologi Reverse Osmosis (RO) yang dapat mengubah air baku menjadi air siap minum ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat.
Sejauh ini, Wakaf Salman telah menyalurkan bantuan mesin RO ke beberapa tempat di Bandung, di antaranya Masjid Lautze 2, Masjid Al Lathief, Masjid Raya Provinsi Jawa Barat, Masjid Salman ITB, Masjid Saifuddaulah dan masih banyak lagi."Mesin RO ini menjadi solusi kebutuhan sanitasi karena masyarakat dengan mudahnya dapat mengakses air bersih," imbuhnya.
Dia menambahkan, setelah menjalankan program Wakaf Air bagi masyarakat, tepat pada 26 Juni 2021 lalu, Wakaf Salman juga mengadakan acara virtual bertema "Nasib Air di Tanah Air".
"Acara ini digelar secara daring serta diisi oleh beberapa publik figur salah satunya aktor local, Ricky Perdana. Melalui acara ini, masyarakat diajak untuk menelusuri jejak dan fakta air bersih di Indonesia. Setelah itu, masyarakat diajak untuk melihat progress berjalanya program Wakaf Air," katanya.
Sementara itu,salah satu warga Desa Mekarmanik, Ratna mengaku, selama puluhan tahun harus menempuh perjalanan sejauh 7 kilometer untuk mengakses fasilitas sanitasi.Selain itu, dirinya harus membawa ember untuk membawa air untuk kebutuhan rumah tangganya.
"Alhamdulillah, sekarang nggak perlu ambil air jauh-jauh ke atas karena sekarang sudah ada MCK komunal," ujar wanita yang tinggal seorang diri ini.
Persoalan sanitasi yang buruk kerap masih dialami masyarakat Jabar, khususnya yang tinggal di daerah pegunungan atau perbukitan. Padahal, mereka membutuhkan fasilitas sanitasi yang bersih dan sehat, terutama di tengah situasi pandemi saat ini.
"Kondisi tersebut bukan karena sumber mata air yang mengering, namun pembangunan yang tidak merata yang menyebabkan banyak warga tak bisa menjangkau fasilitas sanitasi yang layak," ungkap M Khirzan N Noe'man, Direktur Wakaf Salman di Bandung, Selasa (29/6/2021).
Khirzan menyebutkan, kondisi tersebut salah satunya dialami oleh warga Kampung Mekarmanik, Cimenyan, Kabupaten Bandung yang masih menggunakan sarana mandi cuci kakus (MCK) tidak layak.
"Warga di kampung tersebut masih menggunakan MCK dengan sanitasi buruk yang membahayakan kesehatan maupun lingkungan karena aliran pembuangan yang masih sembarangan," ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, lanjut dia, sebagai lembaga wakaf, Wakaf Salman bekerja sama dengan Yayasan Odesa Indonesia telah merampungkan pembangunan MCK komunal di desa tersebut."MCK komunal yang dibangun ini diharapkan bisa memudahkan masyarakat Desa Mekarmanik untuk memenuhi kebutuhan sanitasi," katanya.
Lebih lanjut Khirzan mengatakan, selain membantu masyarakat mewujudkan fasilitas sanitasi yang layak melalui program Wakaf Air, pihaknya juga berupaya memberikan solusi atas permasalahan sanitasi lainnya dengan pengadaan mesin filtrasi air minum.
Mesin berteknologi Reverse Osmosis (RO) yang dapat mengubah air baku menjadi air siap minum ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat.
Sejauh ini, Wakaf Salman telah menyalurkan bantuan mesin RO ke beberapa tempat di Bandung, di antaranya Masjid Lautze 2, Masjid Al Lathief, Masjid Raya Provinsi Jawa Barat, Masjid Salman ITB, Masjid Saifuddaulah dan masih banyak lagi."Mesin RO ini menjadi solusi kebutuhan sanitasi karena masyarakat dengan mudahnya dapat mengakses air bersih," imbuhnya.
Dia menambahkan, setelah menjalankan program Wakaf Air bagi masyarakat, tepat pada 26 Juni 2021 lalu, Wakaf Salman juga mengadakan acara virtual bertema "Nasib Air di Tanah Air".
"Acara ini digelar secara daring serta diisi oleh beberapa publik figur salah satunya aktor local, Ricky Perdana. Melalui acara ini, masyarakat diajak untuk menelusuri jejak dan fakta air bersih di Indonesia. Setelah itu, masyarakat diajak untuk melihat progress berjalanya program Wakaf Air," katanya.
Sementara itu,salah satu warga Desa Mekarmanik, Ratna mengaku, selama puluhan tahun harus menempuh perjalanan sejauh 7 kilometer untuk mengakses fasilitas sanitasi.Selain itu, dirinya harus membawa ember untuk membawa air untuk kebutuhan rumah tangganya.
"Alhamdulillah, sekarang nggak perlu ambil air jauh-jauh ke atas karena sekarang sudah ada MCK komunal," ujar wanita yang tinggal seorang diri ini.
(nic)