Dukung Salatiga Menuju Kota Gastro History, Sandiaga Siap All Out
loading...
A
A
A
SALATIGA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyatakan, pihaknya mendukung upaya Kota Salatiga menuju Kota Gastronomi dalam Unesco Creative Cities Network (UCCN) 2021 ini. Sandiaga akan all out membantu Salatiga menuju Kota Ganstronomi.
Itu disampaikan Sandiaga saat menghadiri Salatiga International Gastronomi Conference yang digelar secara daring. Sandiaga Uno menyebutkan bahwa pihaknya melihat Kota Salatiga terus tumbuh berkembang walau di tengah pandemi.
“Terbukti beberapa kali akan mampir ke Kota Salatiga tapi hotelnya selalu penuh. Selamat untuk Pak Wali Kota dan masyarakat Kota Salatiga,” ujar Sandiaga dalam siaran pers yang diterima wartawan, Sabtu (19/6/2021).
Sandiaga menilai, Kota Salatiga memiliki potensi besar, salah satunya melalui city of memory yang bisa dipadupadankan dengan storynomics tourism (pendekatan pariwisata yang dikemas dalam cerita atau konten tentang budaya maupun sejarah).
Menurutnya, stakeholder gastronomi di Kota Salatiga sangat luas dan itu merupakan daya tarik wisata ekonomi kreatif. “Teman Parekraf akan all out mendukung Kota Salatiga menuju Kota Gastronomi di UCCN dengan tiga strategi, yaitu inovasi, adaptasi dan kolaborasi,” tegas Sandiaga.
Agar makanan lokal yang diunggulkan oleh Kota Salatiga bisa mengangkat pariwisata dan menjadi meal experience tourism, lanjut Sandiaga, maka kualitas harus ditingkatkan. Begitu juga dengan kualitas pelayanan harus disempurnakan, kebersihan dan kesehatan menjadi yang prioritas utama, suasana yang menyenangkan, harga yang terjangkau dan ada cerita di balik makanan.
“Itulah strategi inovasi yang harus kita kembangkan dalam customer journey on digital platform. Strategi adaptasi dan kolaborasi harus kita tingkatkan, apalagi kita saat ini sedang berada di tengah pandemi,” tandasnya. Baca juga: FTJ 2021 Ungkit Semangat Pelaku Parekraf di Halmahera Barat
Sementara itu, Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengatakan, Pemkot Salatiga saat ini tengah mengikuti Kompetisi Jaringan Kota Kreatif Dunia yang diselenggarakan oleh UNESCO. Ini untuk memperkenalkan Kota Salatiga, sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang kaya akan sejarah dan kuliner tradisionalnya melegenda.
“Salah satu makanan tradisional Kota Salatiga telah tertulis dalam Serat Centhini, yang menyatakan jika kuliner Sambal Tumpang telah ada sejak tahun 1914 sampai 1923. Atas dasar itu, dari tujuh sektor yang ada di Kota Kreatif Dunia, Kota Salatiga memutuskan untuk memilih sektor gastronomi tanpa melepaskan dari pengaruh sejarah sebelumnya,” ungkap Yuliyanto.
Selain itu, sebagai kota yang multi etnis, Kota Salatiga juga memiliki kuliner yang sangat beragam. Dari total 14.440 UMKM yang terdaftar di Kota Salatiga, 6.178 diantaranya merupakan UMKM berbasis kuliner.
Itu disampaikan Sandiaga saat menghadiri Salatiga International Gastronomi Conference yang digelar secara daring. Sandiaga Uno menyebutkan bahwa pihaknya melihat Kota Salatiga terus tumbuh berkembang walau di tengah pandemi.
“Terbukti beberapa kali akan mampir ke Kota Salatiga tapi hotelnya selalu penuh. Selamat untuk Pak Wali Kota dan masyarakat Kota Salatiga,” ujar Sandiaga dalam siaran pers yang diterima wartawan, Sabtu (19/6/2021).
Sandiaga menilai, Kota Salatiga memiliki potensi besar, salah satunya melalui city of memory yang bisa dipadupadankan dengan storynomics tourism (pendekatan pariwisata yang dikemas dalam cerita atau konten tentang budaya maupun sejarah).
Menurutnya, stakeholder gastronomi di Kota Salatiga sangat luas dan itu merupakan daya tarik wisata ekonomi kreatif. “Teman Parekraf akan all out mendukung Kota Salatiga menuju Kota Gastronomi di UCCN dengan tiga strategi, yaitu inovasi, adaptasi dan kolaborasi,” tegas Sandiaga.
Agar makanan lokal yang diunggulkan oleh Kota Salatiga bisa mengangkat pariwisata dan menjadi meal experience tourism, lanjut Sandiaga, maka kualitas harus ditingkatkan. Begitu juga dengan kualitas pelayanan harus disempurnakan, kebersihan dan kesehatan menjadi yang prioritas utama, suasana yang menyenangkan, harga yang terjangkau dan ada cerita di balik makanan.
“Itulah strategi inovasi yang harus kita kembangkan dalam customer journey on digital platform. Strategi adaptasi dan kolaborasi harus kita tingkatkan, apalagi kita saat ini sedang berada di tengah pandemi,” tandasnya. Baca juga: FTJ 2021 Ungkit Semangat Pelaku Parekraf di Halmahera Barat
Sementara itu, Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengatakan, Pemkot Salatiga saat ini tengah mengikuti Kompetisi Jaringan Kota Kreatif Dunia yang diselenggarakan oleh UNESCO. Ini untuk memperkenalkan Kota Salatiga, sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang kaya akan sejarah dan kuliner tradisionalnya melegenda.
“Salah satu makanan tradisional Kota Salatiga telah tertulis dalam Serat Centhini, yang menyatakan jika kuliner Sambal Tumpang telah ada sejak tahun 1914 sampai 1923. Atas dasar itu, dari tujuh sektor yang ada di Kota Kreatif Dunia, Kota Salatiga memutuskan untuk memilih sektor gastronomi tanpa melepaskan dari pengaruh sejarah sebelumnya,” ungkap Yuliyanto.
Selain itu, sebagai kota yang multi etnis, Kota Salatiga juga memiliki kuliner yang sangat beragam. Dari total 14.440 UMKM yang terdaftar di Kota Salatiga, 6.178 diantaranya merupakan UMKM berbasis kuliner.