Guru Ngaji Cabuli Santrinya di Rumah yang Ditempati Bersama Istri dan Anaknya
loading...
A
A
A
SIDOARJO - Kondisi rumah kontrakan yang juga dijadikan pondok pesantren oleh guru ngaji berinisial AH, kini kondisinya lengang, usai terbongkarnya kasus pencabulan yang dilakukan sang ustaz terhadap para santrinya tersebut.
Rumah tersebut, baru tujuh bulan ini ditempati AH bersama anak dan istrinya, serta dua guru ngaji lainnya, dan 25 santri . Mereka menempati rumah kontrakan tersebut, karena rumah yang ditempati sebelumnya, dalam proses renovasi.
Lebih dari 10 santri di yayasan ponpes tersebut menjadi korban pencabulan yang dilakukan AH. Aksi pencabulan dilakukan malam hari usai mengaji. Pencabulan dilakukan AH di dalam rumah yang juga ditempati anak dan istrinya, yakni di kawasan Sidokare Asri, Kabupaten Sidoarjo.
Setiap harinya, yakni pagi dan sore para pengajar mengajar ngaji anak didiknya di sebuah masjid yang jaraknya tak jauh dari rumah tersebut. Warga sekitar sangat terkejut dengan kejadian ini. Mereka tidak menyangka seorang guru ngaji dapat berbuat bejat kepada anak didiknya.
Ketua RT, Slamet Budianto mengaku, para warga di kawasan ini pun sering mengirimkan sedikit bantuan, untuk dapat meringankan atau membantu anak-anak yang berstatus yatim dan piatu di rumah yayasan ponpes tersebut.
"Rumah tersebut dikontrak tersangka AH , untuk dua tahun. Dikarenakan rumah tempat tinggal sebelumnya sedang dibangun, dan selama ini menjadi tempat tinggal 22 anak didik yang kebanyakan berasal dari luar Pulau Jawa," terangnya.
Rumah tersebut, baru tujuh bulan ini ditempati AH bersama anak dan istrinya, serta dua guru ngaji lainnya, dan 25 santri . Mereka menempati rumah kontrakan tersebut, karena rumah yang ditempati sebelumnya, dalam proses renovasi.
Lebih dari 10 santri di yayasan ponpes tersebut menjadi korban pencabulan yang dilakukan AH. Aksi pencabulan dilakukan malam hari usai mengaji. Pencabulan dilakukan AH di dalam rumah yang juga ditempati anak dan istrinya, yakni di kawasan Sidokare Asri, Kabupaten Sidoarjo.
Setiap harinya, yakni pagi dan sore para pengajar mengajar ngaji anak didiknya di sebuah masjid yang jaraknya tak jauh dari rumah tersebut. Warga sekitar sangat terkejut dengan kejadian ini. Mereka tidak menyangka seorang guru ngaji dapat berbuat bejat kepada anak didiknya.
Ketua RT, Slamet Budianto mengaku, para warga di kawasan ini pun sering mengirimkan sedikit bantuan, untuk dapat meringankan atau membantu anak-anak yang berstatus yatim dan piatu di rumah yayasan ponpes tersebut.
"Rumah tersebut dikontrak tersangka AH , untuk dua tahun. Dikarenakan rumah tempat tinggal sebelumnya sedang dibangun, dan selama ini menjadi tempat tinggal 22 anak didik yang kebanyakan berasal dari luar Pulau Jawa," terangnya.
(eyt)