Pengusaha Travel Minta Wisata Antar Daerah Zona Hijau Dibuka
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pengusaha travel agen yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Travel Agen Indonesia (Astindo) meminta pariwisata antar daerah zona hijau mulai dibuka.
Baca juga: Memilukan, Anak Menangis Histeris Melihat Ibunya Terlindas Truk di Pantura Tuban
Ketua Umum Astindo periode 2021-2025, Pauline Suharno mengatakan, pihaknya sangat mendukung upaya pemerintah menekan angka COVID-19. Termasuk dalam mengatur dan mengontrol tempat wisata di sejumlah daerah di Indonesia.
Baca juga: Ini Pengakuan Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum Penyebab Positif COVID-19
Namun demikian, sampai saat ini masih banyak pengusaha travel agen dalam kondisi mati suri. Data Desember 2020, sebanyak 37% travel agen tidak operasi. Sementara ada juga 81,2% pengusaha travel agen melakukan PHK dan merumahkan karyawannya.
"Memang sekarang sudah mulai membaik, namun belum cukup untuk menutup biaya operasional. Apalagi, saat ini banyak masyarakat berwisata secara mandiri," kata Pauline pada Munas Astindo 2021 di Kota Bandung, Selasa (8/6/2021).
Menurut dia, Indonesia sebenarnya bisa meniru negara lain dalam menggerakkan sektor pariwisata ini. Misalnya dengan membuka hubungan pariwisata antar daerah zona hijau. Konsep ini juga tidak menutup kemungkinan dibangun dengan negara lain.
"Nanti konsep wisatanya dibantu oleh travel agen, sehingga bisa lebih terkontrol. Terutama dalam penerapan protokol kesehatan, jaminan bebas COVID dan lainnya," jelasnya.
Langkah lainnya yang bisa dilakukan adalah memberi kepastian terhadap destinasi wisata. Jangan sampai, menutup destinasi wisata terkesan mendadak, sehingga merugikan wisatawan dan travel agen.
"Sebenarnya kita sudah punya aturan yang cukup bagus untuk sektor pariwisata. Tinggal bagaimana realisasi dan pengawasan di lapangan. Sehingga ekonomi berjalan, kesehatan juga bisa terjaga," sebutnya.
Sementara itu, Mantan Ketua Umum Astindo, Elli Hutabarat mengatakan, pada kondisi seperti saat ini, upaya nyata yang bisa dilakukan Astindo adalah terus bersinergi dengan banyak pihak. Sinergi ini dalam rangka mendorong anggota Astindo tetap survive.
"Apalagi kondisi kita sekarang sedang sulit. Kejar kejaran antara kesehatan dan ekonomi. Tapi pemerintah sudah ambil kebijakan yang sangat baik, walaupun kami sering tutup. Tinggal bagaimana kita tingkatkan sinergi," ujarnya.
Baca juga: Memilukan, Anak Menangis Histeris Melihat Ibunya Terlindas Truk di Pantura Tuban
Ketua Umum Astindo periode 2021-2025, Pauline Suharno mengatakan, pihaknya sangat mendukung upaya pemerintah menekan angka COVID-19. Termasuk dalam mengatur dan mengontrol tempat wisata di sejumlah daerah di Indonesia.
Baca juga: Ini Pengakuan Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum Penyebab Positif COVID-19
Namun demikian, sampai saat ini masih banyak pengusaha travel agen dalam kondisi mati suri. Data Desember 2020, sebanyak 37% travel agen tidak operasi. Sementara ada juga 81,2% pengusaha travel agen melakukan PHK dan merumahkan karyawannya.
"Memang sekarang sudah mulai membaik, namun belum cukup untuk menutup biaya operasional. Apalagi, saat ini banyak masyarakat berwisata secara mandiri," kata Pauline pada Munas Astindo 2021 di Kota Bandung, Selasa (8/6/2021).
Menurut dia, Indonesia sebenarnya bisa meniru negara lain dalam menggerakkan sektor pariwisata ini. Misalnya dengan membuka hubungan pariwisata antar daerah zona hijau. Konsep ini juga tidak menutup kemungkinan dibangun dengan negara lain.
"Nanti konsep wisatanya dibantu oleh travel agen, sehingga bisa lebih terkontrol. Terutama dalam penerapan protokol kesehatan, jaminan bebas COVID dan lainnya," jelasnya.
Langkah lainnya yang bisa dilakukan adalah memberi kepastian terhadap destinasi wisata. Jangan sampai, menutup destinasi wisata terkesan mendadak, sehingga merugikan wisatawan dan travel agen.
"Sebenarnya kita sudah punya aturan yang cukup bagus untuk sektor pariwisata. Tinggal bagaimana realisasi dan pengawasan di lapangan. Sehingga ekonomi berjalan, kesehatan juga bisa terjaga," sebutnya.
Sementara itu, Mantan Ketua Umum Astindo, Elli Hutabarat mengatakan, pada kondisi seperti saat ini, upaya nyata yang bisa dilakukan Astindo adalah terus bersinergi dengan banyak pihak. Sinergi ini dalam rangka mendorong anggota Astindo tetap survive.
"Apalagi kondisi kita sekarang sedang sulit. Kejar kejaran antara kesehatan dan ekonomi. Tapi pemerintah sudah ambil kebijakan yang sangat baik, walaupun kami sering tutup. Tinggal bagaimana kita tingkatkan sinergi," ujarnya.
(shf)