Wali Kota Malang Tetap Gelar Halal Bihalal Saat PSBB, Kok Bisa?
loading...
A
A
A
MALANG - Perayaan idul Fitri 1 Syawal 1441 H, yang jatuh pada Minggu (24/5/2020), sangat jauh berbeda dengan perayaan pada tahun-tahun sebelumnya. Kemeriahan yang biasanya hadir mengiringi hari kemenangan tersebut, berubah menjadi keheningan.
(Baca juga: Titik Air Mata Wali Kota Malang dan Perawat COVID-19 di Malam Takbiran )
Pandemi COVID-19, membuat aktivitas masyarakat di Malang Raya harus dibatasi disaat merayakan Lebaran. Bahkan, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Malang Raya, juga membuat berbagai kegiatan Salat Idul Fitri di tempat umum, serta Halal Bihalal harus ditiadakan.
Berbagai pembatasan kegiatan sosial tersebut, ternyata tidak menghalangi Wali Kota Malang, Sutiaji, bersama Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, menggelar halal bihalal usai Salat Idul Fitri.
Bedanya, halal bihalal kali ini dilangsungkan secara virtual. wali kota bersama seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Malang, melakukan silaturahmi secara daring memanfaatkan aplikasi zoom.
Silaturahmi daring, menjadi solusi untuk tetap membangun kebersamaan di tengah pandemi COVID-19. Mengingat, segala kegiatan yang menghadirkan kerumunan harus ditiadakan. Bahkan, wali kota bersama wakil wali kota tidak menggelar open house.
Sepanduk besar juga dipasang di depan Rumah Dinas Wali Kota Malang, berisi pengumuman tentang tidak adanya kegiatan open house di lebaran kali ini. meski silaturahmi hanya digelar secara virtual, tetapi tidak mengurangi kehangatan saat saling bertatap muka di dunia maya.
"Ini efek Salat Idul Fitri dilaksanakan di rumah saja, sehingga semuanya menjadi imam salat. Tapi sayangnya tidak ada yang berani khutbah Idul Fitri seperti halnya Pak Wali Kota yang memang ustadz. Itu pun surat yang dibaca pasti yang pendek-pendek," seloroh Sekretarid Daerah (Sekda) Kota Malang, Wasto.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Malang, Ny. Widayati Sutiaji, yang mendampingi silaturahmi zoom tersebut, menuturkan bahwa ada hikmah tersendiri selama masa pandemi COVID-19, yakni wali kota sering berada di rumah kumpul keluarga.
"Wah jangan sampai itu doa agar pademi COVID-19 jadi lama, saya khawatir para istri-istri pimpinan perangkat daerah juga begitu," gurau Sutiaji, yang tentu saja membuat peserta silaturahi zoom tertawa.
"Lepas ada atau tidak ada COVID-19, saya minta keguyuban seperti ini terus dijaga. Karena sedikit saja celah ketidak kompakan maka ruang itu yang akan dipergunakan untuk menjadikan roda pemerintahan tidak berjalan baik. Terlebih Kota Malang ini unik dibandingkan dengan daerah lain. Suara-suara dari berbagai kelompok maupun komunitas tidak sekeras di Kota Malang. Bahkan di kota kita ini, antara kritik kelembagaan dengan hujatan yang bersifat personal sudah campur aduk. Tapi biarlah itu menjadi ladang amal kita semua," pesan Sutiaji.
(Baca juga: Titik Air Mata Wali Kota Malang dan Perawat COVID-19 di Malam Takbiran )
Pandemi COVID-19, membuat aktivitas masyarakat di Malang Raya harus dibatasi disaat merayakan Lebaran. Bahkan, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Malang Raya, juga membuat berbagai kegiatan Salat Idul Fitri di tempat umum, serta Halal Bihalal harus ditiadakan.
Berbagai pembatasan kegiatan sosial tersebut, ternyata tidak menghalangi Wali Kota Malang, Sutiaji, bersama Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, menggelar halal bihalal usai Salat Idul Fitri.
Bedanya, halal bihalal kali ini dilangsungkan secara virtual. wali kota bersama seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Malang, melakukan silaturahmi secara daring memanfaatkan aplikasi zoom.
Silaturahmi daring, menjadi solusi untuk tetap membangun kebersamaan di tengah pandemi COVID-19. Mengingat, segala kegiatan yang menghadirkan kerumunan harus ditiadakan. Bahkan, wali kota bersama wakil wali kota tidak menggelar open house.
Sepanduk besar juga dipasang di depan Rumah Dinas Wali Kota Malang, berisi pengumuman tentang tidak adanya kegiatan open house di lebaran kali ini. meski silaturahmi hanya digelar secara virtual, tetapi tidak mengurangi kehangatan saat saling bertatap muka di dunia maya.
"Ini efek Salat Idul Fitri dilaksanakan di rumah saja, sehingga semuanya menjadi imam salat. Tapi sayangnya tidak ada yang berani khutbah Idul Fitri seperti halnya Pak Wali Kota yang memang ustadz. Itu pun surat yang dibaca pasti yang pendek-pendek," seloroh Sekretarid Daerah (Sekda) Kota Malang, Wasto.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Malang, Ny. Widayati Sutiaji, yang mendampingi silaturahmi zoom tersebut, menuturkan bahwa ada hikmah tersendiri selama masa pandemi COVID-19, yakni wali kota sering berada di rumah kumpul keluarga.
"Wah jangan sampai itu doa agar pademi COVID-19 jadi lama, saya khawatir para istri-istri pimpinan perangkat daerah juga begitu," gurau Sutiaji, yang tentu saja membuat peserta silaturahi zoom tertawa.
"Lepas ada atau tidak ada COVID-19, saya minta keguyuban seperti ini terus dijaga. Karena sedikit saja celah ketidak kompakan maka ruang itu yang akan dipergunakan untuk menjadikan roda pemerintahan tidak berjalan baik. Terlebih Kota Malang ini unik dibandingkan dengan daerah lain. Suara-suara dari berbagai kelompok maupun komunitas tidak sekeras di Kota Malang. Bahkan di kota kita ini, antara kritik kelembagaan dengan hujatan yang bersifat personal sudah campur aduk. Tapi biarlah itu menjadi ladang amal kita semua," pesan Sutiaji.
(eyt)