Emak-emak di Mojokerto Kembali Jadi Korban Penipuan Berkedok Arisan dan Investasi Umroh
loading...
A
A
A
MOJOKERTO - Dugaan aksi penipuan dengan modus arisan kembali terjadi di Kabupaten Mojokerto. Lagi-lagi, kalangan emak-emak yang menjadi korbannya. Hal itu terkuak ibu-ibu asal Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto melapor ke mapolres setempat.
Kepada penyidik, tiga orang emak-emak ini mengaku menjadi korban penipuan berkedok arisan, investasi, hingga umroh yang dijalankan seseorang berinisial SD, warga Desa Plososari Kecamatan Puri.
Yunanik, (38) salah seorang korban mengaku memilih melaporkan dugaan aksi penipuan berkedok arisan, investasi, dan umroh yang dikoordinatori SD yang tak lain merupakan tetangganya sendiri. Lantaran hingga saat ini, hasil arisan serta investasi yang dijanjikan SD tak kunjung dibagikan.
Baca juga: Emak-emak di Mojokerto Jadi Korban Arisan Fiktif, Ketua DPD Minta Masyarakat Waspada
"Janjinya, hasil investasinya itu akan dibagikan setiap bulan. Ternyata dibagikan cuma di dua bulan pertama saja. Tapi ternyata setelah itu sudah tidak ada pembagian hasil lagi," kata warga Desa Plososari, Kecamatan Puri, ini saat melapor ke Mapolres Mojokerto, Jumat (28/5/2021).
Kepada polisi, Yunanik mengaku mulai mengikuti arisan dan investasi yang dijalankan SD ini sejak Oktober tahun 2020 lalu. Ia mengaku merugi hingga Rp70 juta. Rinciannya, Rp20 juta untuk umroh dan Rp50 juta untuk investasi. Belum lagi uang bagi hasil, karena SD menjanjanjikannya keuntungan hampir 100% dari uang yang disetorkan.
"Janjinya itu, kalau kita investasi Rp15 juta, nanti setiap bulannya dibagikan Rp1,9 juta selama 15 bulan. Jadi total yang kami terima itu sekitar Rp28,5 juta. Sedangkan untuk umroh, itu setelah lebaran haji, ya sekitar Juli-Agustus tahun ini," imbuhnya.
Baca juga: Berburu Burung, Remaja Probolinggo Tak Sengaja Tembak Teman Sendiri hingga Tewas
Menurutnya, Yunanik memilih membawa kasus dugaan arisan, investasi bodong ini ke ranah hukum lantaran mengendus perilaku tak beres dari SD. Ia mulai berkilah, dan tak ada itikad baik dari untuk memberikan uang bagi hasil. Kendati Yunanik dan para korban sudah berbicara baik-baik dengan SD namun upaya tersebut tak membuahkan hasil.
"Ada sekitar 20 orang yang mengikuti arisan dan investasi itu. Kalau kerugian jelas ratusan juta. Kami sudah menagih berkali-kali, tapi dia malah marah-marah setiap kali ditagih. Nomor telepon sama whatsapp kita juga diblokir," jelas Yunanik.
Kepada penyidik, tiga orang emak-emak ini mengaku menjadi korban penipuan berkedok arisan, investasi, hingga umroh yang dijalankan seseorang berinisial SD, warga Desa Plososari Kecamatan Puri.
Yunanik, (38) salah seorang korban mengaku memilih melaporkan dugaan aksi penipuan berkedok arisan, investasi, dan umroh yang dikoordinatori SD yang tak lain merupakan tetangganya sendiri. Lantaran hingga saat ini, hasil arisan serta investasi yang dijanjikan SD tak kunjung dibagikan.
Baca juga: Emak-emak di Mojokerto Jadi Korban Arisan Fiktif, Ketua DPD Minta Masyarakat Waspada
"Janjinya, hasil investasinya itu akan dibagikan setiap bulan. Ternyata dibagikan cuma di dua bulan pertama saja. Tapi ternyata setelah itu sudah tidak ada pembagian hasil lagi," kata warga Desa Plososari, Kecamatan Puri, ini saat melapor ke Mapolres Mojokerto, Jumat (28/5/2021).
Kepada polisi, Yunanik mengaku mulai mengikuti arisan dan investasi yang dijalankan SD ini sejak Oktober tahun 2020 lalu. Ia mengaku merugi hingga Rp70 juta. Rinciannya, Rp20 juta untuk umroh dan Rp50 juta untuk investasi. Belum lagi uang bagi hasil, karena SD menjanjanjikannya keuntungan hampir 100% dari uang yang disetorkan.
"Janjinya itu, kalau kita investasi Rp15 juta, nanti setiap bulannya dibagikan Rp1,9 juta selama 15 bulan. Jadi total yang kami terima itu sekitar Rp28,5 juta. Sedangkan untuk umroh, itu setelah lebaran haji, ya sekitar Juli-Agustus tahun ini," imbuhnya.
Baca juga: Berburu Burung, Remaja Probolinggo Tak Sengaja Tembak Teman Sendiri hingga Tewas
Menurutnya, Yunanik memilih membawa kasus dugaan arisan, investasi bodong ini ke ranah hukum lantaran mengendus perilaku tak beres dari SD. Ia mulai berkilah, dan tak ada itikad baik dari untuk memberikan uang bagi hasil. Kendati Yunanik dan para korban sudah berbicara baik-baik dengan SD namun upaya tersebut tak membuahkan hasil.
"Ada sekitar 20 orang yang mengikuti arisan dan investasi itu. Kalau kerugian jelas ratusan juta. Kami sudah menagih berkali-kali, tapi dia malah marah-marah setiap kali ditagih. Nomor telepon sama whatsapp kita juga diblokir," jelas Yunanik.