Kisah Anggota Polisi di Aceh Rela Jualan Mie Caluk Demi Bantu Orangtuanya
loading...
A
A
A
PIDIE JAYA - Brigadir Antoni, Anggota Polres Pidie , Aceh rela menanggalkan baju seragamnnya , usai pulang dinas dan langsung berjualan mie caluk di bulan puasa , demi berbakti kepada orangtuanya.
Meski kini dia sudah memiliki seragam polisi dengan pangkat Brigadir, dia tidak melupakan rutinitasnya sejak kecil, yakni berjualan mie caluk.
Brigadir Antoni Wahyudi (29) begitulah nama yang tertera di baju seragamnnya, dia merupakan personil anggota polisi bagian sumber daya (Sumda) di Polres Pidie, Aceh . Tak seperti anggota polisi kebanyakan, Antoni langsung berubah menjadi seorang penjual mie usai pulang dinas.
Pekerjaan ini dia lakukan semata demi membantu orangtuanya, berjualan penganan berbuka puasa selama bulan Ramadhan.
Sejak hari pertama puasa, selesai dinas dia langsung berjualan mie caluk di simpang empat Pasar Bambi, Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie, Aceh.
Setiap hari, warung milik Antoni ini dibuka sekitar pukul 15.30 WIB sore, untuk menjual dagangannya, anggota polisi ini berjualan bersama adiknya. Sebelum dia menjadi polisi, dirinya sudah bekerja berjualan mie caluk khas Aceh ini membantu orang tua.
Brigadir Antoni Wahyudi mengaku tak malu berjualan mie caluk, meskipun banyak orang mengenalnya sebagai seorang polisi. Dia tetap berjualan mie demi membantu ayah dan ibunya setiap hari di bulan puasa.
Dalam sehari, mie caluk terjual sampai 50 Kg, adapun yang dijual yaitu ada mie caluk plus pecal harganya dari Rp3.000-5.000 per bungkusnya. “Jadi dalam sehari bisa terjual 50 Kg,” tuturnya kepada wartawan di sela melayani pelanggan.
Berjualan mie caluk ini bisa dikatakan cara dia menunjukan bakti kepada orang tua, apalagi mie caluk juga makanan favoritnya.
Kendati sepanjang tahun Antoni mengaku tak adanya kendala dengan waktu kerja yang sudah diatur, di bulan puasa pulang kerja pukul 13.00 WIB, maka jualan mienya dimulai pukul 15.30 WIB sore. “Berjualan mulai sore habis dinas, sekitar pukul 15.30 WIB,” ujar brigadir polisi ini.
Namun untuk proses racik meracikan mie caluk, sepenuhnya dibantu oleh ibunya. Meskipun dia mengaku sudah mengetahui bumbu mie caluk serba nikmat itu, namun untuk berjualan, Brigadir Antoni mengunakan satu meja dan di atasnya disiapkan mie caluk, pecal, bumbu kacang, mie hun dan mie goreng untuk kuliner buka puasa.
Meski kini dia sudah memiliki seragam polisi dengan pangkat Brigadir, dia tidak melupakan rutinitasnya sejak kecil, yakni berjualan mie caluk.
Brigadir Antoni Wahyudi (29) begitulah nama yang tertera di baju seragamnnya, dia merupakan personil anggota polisi bagian sumber daya (Sumda) di Polres Pidie, Aceh . Tak seperti anggota polisi kebanyakan, Antoni langsung berubah menjadi seorang penjual mie usai pulang dinas.
Pekerjaan ini dia lakukan semata demi membantu orangtuanya, berjualan penganan berbuka puasa selama bulan Ramadhan.
Sejak hari pertama puasa, selesai dinas dia langsung berjualan mie caluk di simpang empat Pasar Bambi, Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie, Aceh.
Setiap hari, warung milik Antoni ini dibuka sekitar pukul 15.30 WIB sore, untuk menjual dagangannya, anggota polisi ini berjualan bersama adiknya. Sebelum dia menjadi polisi, dirinya sudah bekerja berjualan mie caluk khas Aceh ini membantu orang tua.
Brigadir Antoni Wahyudi mengaku tak malu berjualan mie caluk, meskipun banyak orang mengenalnya sebagai seorang polisi. Dia tetap berjualan mie demi membantu ayah dan ibunya setiap hari di bulan puasa.
Dalam sehari, mie caluk terjual sampai 50 Kg, adapun yang dijual yaitu ada mie caluk plus pecal harganya dari Rp3.000-5.000 per bungkusnya. “Jadi dalam sehari bisa terjual 50 Kg,” tuturnya kepada wartawan di sela melayani pelanggan.
Berjualan mie caluk ini bisa dikatakan cara dia menunjukan bakti kepada orang tua, apalagi mie caluk juga makanan favoritnya.
Kendati sepanjang tahun Antoni mengaku tak adanya kendala dengan waktu kerja yang sudah diatur, di bulan puasa pulang kerja pukul 13.00 WIB, maka jualan mienya dimulai pukul 15.30 WIB sore. “Berjualan mulai sore habis dinas, sekitar pukul 15.30 WIB,” ujar brigadir polisi ini.
Namun untuk proses racik meracikan mie caluk, sepenuhnya dibantu oleh ibunya. Meskipun dia mengaku sudah mengetahui bumbu mie caluk serba nikmat itu, namun untuk berjualan, Brigadir Antoni mengunakan satu meja dan di atasnya disiapkan mie caluk, pecal, bumbu kacang, mie hun dan mie goreng untuk kuliner buka puasa.
(nic)