Gibran Copot Lurah Terkait Pungli THR, Warga Gajahan Solo Protes
loading...
A
A
A
Warga pun memprotes keputusan Gibran tersebut memasang spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Suparno di pagar Kantor Kelurahan Gajahan. Para warga juga berencana akan menemui Gibran untuk meminta supaya Suparno dapat bertugas kembali.
Sejumlah pemuda setempat juga mengumpulkan tanda tangan warga sebagai bentuk dukungan kepada Suparno. Puluhan warga turut menandatangani spanduk.
Saat ini spanduk tersebut sudah tidak terpasang di kantor kelurahan setelah dicopot petugas. Salah seorang warga, Joko Purwanto mengatakan bahwa sejumlah pemuda meminta dukungan dengan membawa spanduk untuk ditandatangani ke rumah-rumah warga.
"Soalnya orangnya baik kepada masyarakat. Masalah pungutan saya enggak pati anu. Tapi tahu-tahu ada pemecatan. Masyarakat enggak terima," kata Joko yang juga menjabat Ketua RT 001 RW 005 Gajahan, Selasa (4/5/2021).
Menurut dia, warga sekitar tidak tahu adanya pungutan liar yang dilakukan linmas dengan tanda tangan lurah setempat. "Sebenarnya Pak Lurah dua kali enggak mau teken. Tapi Ketua LPMK teken kan mau enggak mau teken," paparnya.
Dia menjelaskan pencopotan jabatan menjadi sandungan bagi Lurah Gajahan. Dia mengklaim lurah sering mau menombok untuk biaya mengurus sampah. Joko menambahkan, warga RW 007 Kelurahan Gajahan akan menemui Gibran dengan membawa tanda tangan warga. Warga berharap Suparno bisa melanjutkan tugas sebagai Lurah Gajahan.
Sementara itu, Suparno menjelaskan mengambil hikmah atas pencopotan jabatan yang dia alami. Dia tidak mendukung atas upaya dukungan warga kepadanya. "Warga ya nggak apa-apa. Bekerja bisa saja salah bisa benar. Pun mboten (tidak menyayangkan pencopotan). Saya salah," katanya.
Saat diminta konfirmasi apakah ada unsur paksaan saat diminta tanda tangan atau tidak. Dia menjawab untuk meminta konfirmasi ke dinas terkait. "Saya inginnya kondusif. Semua bisa bekerja dengan baik," paparnya.
Camat Pasar Kliwon, Ari Dwi Daryatmo meminta warga menyampaikan aspirasi dengan surat resmi supaya lebih terarah. Dia khawatir pemakaian spanduk bisa ditunggangi orang yang tidak bertanggung jawab.
"Ada beberapa MMT yang dipasang pemuda-pemuda di sana (warga Gajahan) intinya dengan adanya kejadian kemarin butuh kejelasan. Kami kumpulkan dan memberikan informasi mulai dari awal sampai akhir sehingga mereka menerima untuk menyampaikan aspirasi yang lebih terarah," katanya.
Sejumlah pemuda setempat juga mengumpulkan tanda tangan warga sebagai bentuk dukungan kepada Suparno. Puluhan warga turut menandatangani spanduk.
Saat ini spanduk tersebut sudah tidak terpasang di kantor kelurahan setelah dicopot petugas. Salah seorang warga, Joko Purwanto mengatakan bahwa sejumlah pemuda meminta dukungan dengan membawa spanduk untuk ditandatangani ke rumah-rumah warga.
"Soalnya orangnya baik kepada masyarakat. Masalah pungutan saya enggak pati anu. Tapi tahu-tahu ada pemecatan. Masyarakat enggak terima," kata Joko yang juga menjabat Ketua RT 001 RW 005 Gajahan, Selasa (4/5/2021).
Menurut dia, warga sekitar tidak tahu adanya pungutan liar yang dilakukan linmas dengan tanda tangan lurah setempat. "Sebenarnya Pak Lurah dua kali enggak mau teken. Tapi Ketua LPMK teken kan mau enggak mau teken," paparnya.
Dia menjelaskan pencopotan jabatan menjadi sandungan bagi Lurah Gajahan. Dia mengklaim lurah sering mau menombok untuk biaya mengurus sampah. Joko menambahkan, warga RW 007 Kelurahan Gajahan akan menemui Gibran dengan membawa tanda tangan warga. Warga berharap Suparno bisa melanjutkan tugas sebagai Lurah Gajahan.
Sementara itu, Suparno menjelaskan mengambil hikmah atas pencopotan jabatan yang dia alami. Dia tidak mendukung atas upaya dukungan warga kepadanya. "Warga ya nggak apa-apa. Bekerja bisa saja salah bisa benar. Pun mboten (tidak menyayangkan pencopotan). Saya salah," katanya.
Saat diminta konfirmasi apakah ada unsur paksaan saat diminta tanda tangan atau tidak. Dia menjawab untuk meminta konfirmasi ke dinas terkait. "Saya inginnya kondusif. Semua bisa bekerja dengan baik," paparnya.
Camat Pasar Kliwon, Ari Dwi Daryatmo meminta warga menyampaikan aspirasi dengan surat resmi supaya lebih terarah. Dia khawatir pemakaian spanduk bisa ditunggangi orang yang tidak bertanggung jawab.
"Ada beberapa MMT yang dipasang pemuda-pemuda di sana (warga Gajahan) intinya dengan adanya kejadian kemarin butuh kejelasan. Kami kumpulkan dan memberikan informasi mulai dari awal sampai akhir sehingga mereka menerima untuk menyampaikan aspirasi yang lebih terarah," katanya.