Pemda Diimbau Tiru Langkah Pemprov DKI Jakarta Soal Vaksinasi Mitra Ojol
loading...
A
A
A
BANDUNG - Langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk memberikan vaksinasi bagi para mitra pengemudi transportasi daring dinilai patut ditiru oleh pemerintah daerah (pemda) lainnya.
Terlebih, khusus bagi mitra pengemudi roda empat berbasis aplikasi, vaksinasi menjadi sangat penting mengingat mereka mempunyai risiko tinggi terpapar COVID-19.
Pakar Kesehatan dan Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra mengatakan, pemda-pemda di Indonesia dapat mencontoh langkah Pemprov DKI Jakarta.
Baca juga: Tragis! 3 Sopir Tewas Tergencet Truk di Tol Cipularang Purwakarta Akibat Dongkrak Lepas
Menurutnya, kebijakan pelaksanaan vaksinasi bisa disesuaikan dengan kebijakan tiap-tiap daerah dan dengan menghitung kuantitas mitra pengemudi transportasi daring di masing-masing wilayah.
Dia menilai, mitra pengemudi kendaraan roda empat maupun roda dua berbasis aplikasi sama-sama memiliki eksposur risiko tertular COVID-19.
"Layanan taksi berbasis aplikasi itu memiliki risiko besar untuk terjadinya penularan dikarenakan intensitas pertemuan antara pengemudi dan penumpang yang cukup sering dan terjadi dalam mobil yang tertutup dan ber-AC," ungkap Hermawan dalam keterangan resminya, Sabtu (1/5/2021).
Baca juga: Dinilai Rugikan Industri Mamin Jatim, Ketua PB NU Minta Permenperin 03/2021 Ditata Ulang
Namun demikian, Hermawan mengakui bahwa bukan berarti mitra pengemudi roda dua lebih aman dari potensi penularan COVID-19.
Dia menjelaskan, potensi risiko bisa saja muncul dikarenakan mereka juga melakukan penghantaran barang yang mungkin saja diserahkan oleh mitra UKM yang sebenarnya memiliki risiko tinggi terpapar virus karena adanya kontak langsung dengan beragam pembeli.
"Mungkin saat ini sulit untuk menetapkan pengemudi transportasi daring sebagai salah satu segmen prioritas nasional karena keberadaan mereka yang tidak menyeluruh di semua daerah. Namun, potensi risiko itu ada dan ini perlu mendapat perhatian untuk dikaji lebih serius lagi mengenai eksposur risiko penularan pada ojol tersebut," katanya.
Diketahui, mulai Kamis, 29 April 2021 lalu, perusahaan transportasi online, Gojek bekerja sama dengan Halodoc dan Pemprov DKI Jakarta menggelar vaksinasi COVID-19 yang menyasar puluhan ribu mitra driver di Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan secara resmi membuka kegiatan vaksinasi tersebut secara virtual. Dalam sambutannya, Anies mengatakan bahwa vaksinasi kepada ojek online (ojol) menjadi penting karena mereka merupakan salah satu penggerak ekonomi.
"Selamat kepada seluruh mitra Gojek yang menjalani proses vaksinasi. Insya Allah selalu sehat dan terus menjadi penggerak ekonomi," ujar Anies.
Pelaksanaan layanan vaksinasi secara drive thru tersebut dilakukan di layanan vaksinasi yang berlokasi di Kemayoran Jakarta Pusat dan WestOne City Cengkareng, Jakarta Barat. Gojek menargetkan pemberian vaksin bagi mitra pengemudinya hingga 1.500 dosis vaksin per hari.
Terlebih, khusus bagi mitra pengemudi roda empat berbasis aplikasi, vaksinasi menjadi sangat penting mengingat mereka mempunyai risiko tinggi terpapar COVID-19.
Pakar Kesehatan dan Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra mengatakan, pemda-pemda di Indonesia dapat mencontoh langkah Pemprov DKI Jakarta.
Baca juga: Tragis! 3 Sopir Tewas Tergencet Truk di Tol Cipularang Purwakarta Akibat Dongkrak Lepas
Menurutnya, kebijakan pelaksanaan vaksinasi bisa disesuaikan dengan kebijakan tiap-tiap daerah dan dengan menghitung kuantitas mitra pengemudi transportasi daring di masing-masing wilayah.
Dia menilai, mitra pengemudi kendaraan roda empat maupun roda dua berbasis aplikasi sama-sama memiliki eksposur risiko tertular COVID-19.
"Layanan taksi berbasis aplikasi itu memiliki risiko besar untuk terjadinya penularan dikarenakan intensitas pertemuan antara pengemudi dan penumpang yang cukup sering dan terjadi dalam mobil yang tertutup dan ber-AC," ungkap Hermawan dalam keterangan resminya, Sabtu (1/5/2021).
Baca juga: Dinilai Rugikan Industri Mamin Jatim, Ketua PB NU Minta Permenperin 03/2021 Ditata Ulang
Namun demikian, Hermawan mengakui bahwa bukan berarti mitra pengemudi roda dua lebih aman dari potensi penularan COVID-19.
Dia menjelaskan, potensi risiko bisa saja muncul dikarenakan mereka juga melakukan penghantaran barang yang mungkin saja diserahkan oleh mitra UKM yang sebenarnya memiliki risiko tinggi terpapar virus karena adanya kontak langsung dengan beragam pembeli.
"Mungkin saat ini sulit untuk menetapkan pengemudi transportasi daring sebagai salah satu segmen prioritas nasional karena keberadaan mereka yang tidak menyeluruh di semua daerah. Namun, potensi risiko itu ada dan ini perlu mendapat perhatian untuk dikaji lebih serius lagi mengenai eksposur risiko penularan pada ojol tersebut," katanya.
Diketahui, mulai Kamis, 29 April 2021 lalu, perusahaan transportasi online, Gojek bekerja sama dengan Halodoc dan Pemprov DKI Jakarta menggelar vaksinasi COVID-19 yang menyasar puluhan ribu mitra driver di Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan secara resmi membuka kegiatan vaksinasi tersebut secara virtual. Dalam sambutannya, Anies mengatakan bahwa vaksinasi kepada ojek online (ojol) menjadi penting karena mereka merupakan salah satu penggerak ekonomi.
"Selamat kepada seluruh mitra Gojek yang menjalani proses vaksinasi. Insya Allah selalu sehat dan terus menjadi penggerak ekonomi," ujar Anies.
Pelaksanaan layanan vaksinasi secara drive thru tersebut dilakukan di layanan vaksinasi yang berlokasi di Kemayoran Jakarta Pusat dan WestOne City Cengkareng, Jakarta Barat. Gojek menargetkan pemberian vaksin bagi mitra pengemudinya hingga 1.500 dosis vaksin per hari.
(msd)