Disaksikan Ridwan Kamil, Agro Jabar Teken Kerjasama Offtaker-Investor PIM

Selasa, 27 April 2021 - 14:23 WIB
loading...
Disaksikan Ridwan Kamil, Agro Jabar Teken Kerjasama Offtaker-Investor PIM
Caption: Gubernur Jabar memimpin kegiatan perdana PIM di PSDKP WS, Ciherang, Kabupaten Cianjur, Selasa (27/4/2021). Foto/Istimewa
A A A
CIANJUR - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyaksikan langsung penandatanganan Perjanjian Kerjasama Kegiatan Pembudidaya Ikan Milenial (PIM) antara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jabar, Hermansyah dan Direktur utama PT Agro Jabar, Kurnia Fajar.

Penandatanganan kesepakatan kerja sama tersebut dilakukan di sela kegiatan PIM sebagai tindak lanjut kick off program Petani Milenial yang digagas oleh Ridwan Kamil di Pusat Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Wilayah Selatan (PSDKP WS), Ciherang, Kabupaten Cianjur, Selasa (27/4/2021).

Selain penandatanganan kerjasama, Ridwan Kamil juga menyaksikan penyerahan simbolis mockup penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) Bank Jabar Banten (bank bjb) kepada perwakilan peserta PIM, yaitu Rendy Triyadi S.Farm dan Dimas Liggo Niode.

Kegiatan PIM perdana yang bertujuan untuk mencetak pembudidaya ikan milenial sebagai agen pemulihan ekonomi di Jabar tersebut ditandai dengan penebaran benih ikan di 60 kolam bioflok yang khusus dibangun untuk peserta PIM di PSDKP WS Ciherang, Cianjur.

Kegiatan PIM juga bertujuan untuk menumbuhkembangkan kewirausahaan muda perikanan, mengubah wajah perikanan menjadi segar agar generasi milenial tertarik dengan pemanfaatan sain dan teknologi aquaculture, serta menciptakan perikanan lebih maju, mandiri, dan modern di Jabar.

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengatakan, PIM merupakan upaya pihaknya memfasilitasi anak muda untuk mendorong nilai ekonomi pertanian. Menurutnya, dengan kebersamaan, program ini dipastikan bisa berjalan dengan baik.

"Insya Allah masa depan cerah dengan kebersamaan. Tugas saya sebagai pemimpin adalah memfasilitasi, ada ekonomi yang tahan banting, yaitu ekonomi pangan. Ini tidak terpengaruh disrupsi, ini sudah jadi pilhan yang benar. Bedanya kita dengan orang tua kita, mengurusi pangan harus keren," tutur Ridwan Kamil.

Menurut Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu, PIM memiliki kelebihan, yakni para pembudidaya ikan milenial bisa multitasking karena tidak harus setiap jam mengurusi tambak dan bisa melakukan kegiatan positif lain.

"Prosesi menanam ikan itu enak banget, dulu saya arsitek tiap jam harus narik garis. Pembudidaya yang penting aman dan terkendali," katanya.

Direktur PT Agro Jabar, Kurnia Fajar menjelaskan, model bisnis yang dirumuskan DKP Jabar, yakni menggandeng pihaknya sebagai off taker sekaligus investor pembangunan capex (capital expenditure) berupa kolam bioflok beserta aerator dan peralatan pembudidaya ikan lainnya dengan mekanisme pemanfaatan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Kemudian penyediaan opex berupa bibit, pakan, obat-obatan, listrik, dan operasional lainya menggunakan KUR dari BJB," jelasnya.

Kurnia juga memastikan bahwa BUMD yang dipimpinnya sudah melangkah lebih awal untuk menggenjot usaha di sektor pangan, mulai dari melon, jahe, hingga rencana peluncuran beras Juara pasca Lebaran mendatang. Dalam program PIM, kata Kurnia, pihaknya akan berdiri di ujung sebagai offtaker.

"Kami bergerak. Alhamdulillah kurang dari satu hari kami bisa mewujudkan model bisnis bersama Dinas Kelautan dan Perikanan,” katanya.

Guna memastikan budidaya dilaksanakan sesuai prosedur dan tingkat keberhasilannya tinggi, lanjut Kurnia, maka dilakukan pendampingan day by day teknis budidaya oleh DKP Jabar bekerjasama dengan DKP kabupaten/kota serta monitoring dan evaluasi (monev) oleh koordinator dan tim program Petani Milenial.

"Proses budidaya dilakukan secara bertahap, PIM Intensif dilaksanakan setelah pembangunan sarana dan prasarana budidaya selesai di setiap lokasi DKP Jawa Barat, sedangkan PIM Mandiri budi daya berjalan setelah akad kredit dan pencairan KUR," kata Kurnia.

Sementara itu, Kepala DKP Jabar, Hermansyah mengatakan, untuk pelaksanaan ke depan, PIM ditargetkan dapat mencetak 1.000 pembudidaya ikan milenial pada 2023 mendatang.

Pihaknya bersama Biro Perekonomian Setda Jabar selaku koordinator program Petani Milenial juga terus berupaya melakukan persiapan yang lebih baik dalam mekanisme rekrutmen dan pengelolaan peserta, penganggaran pendampingan, hingga kepastian pembiayaan capex dan opex dengan berbagai skema.

"Ada juga kolaborasi stakeholder perikanan yang lebih luas, penambahan komoditas, sinergi dengan OPD terkait program petani milenial untuk integrasi budi daya seperti aquaponik, minapadi, dan peternakan perikanan terintegrasi, serta continuous improvement dan keberlanjutan program Petani Milenial," katanya.

Baca juga: Dipimpin Wapres, Gubernur Jabar Hadiri Peringatan Hari Otonomi Daerah XXV 2021

Hermansyah menambahkan, program Petani Milenial juga dapat dikoneksikan dengan program unggulan Jabar yang sudah berjalan lebih awal, yaitu 1 Desa 1 Perusahaan (OVOC), Bumdesa Juara , 1 Pesantren 1 Produk (OPOP), UMKM JUARA, dan Marketplace Jabar Borongdong.id dalam hal pengembangan budi daya, pengolahan pascapanen, pemasaran konvensional, dan pemasaran digital.

Baca juga: Ridwan Kamil: Keterwakilan Perempuan di Parlemen Dorong Kebijakan Responsif

"Terakhir, kegiatan PIM ini tak hanya menjadi gerakan atau model bisnis di level provinsi saja, tetapi juga PIM harus dapat dan mudah untuk direplikasi di 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat guna mewujudkan Budi Daya Ikan Juara," tandasnya.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5201 seconds (0.1#10.140)