Jabatannya Berakhir, Pj Bupati Bandung Dedi Taufik Titipkan Pesan Ini

Senin, 26 April 2021 - 11:11 WIB
loading...
Jabatannya Berakhir, Pj Bupati Bandung Dedi Taufik Titipkan Pesan Ini
Pj Bupati Bandung yang juga Kepala Disparbud Jabar, Dedi Taufik. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Dedi Taufik merampungkan tugasnya sebagai Penjabat (Pj) Bupati Bandung . Selama menjabat, Dedi mengurusi banyak hal yang ditugaskan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Diketahui, hari ini, Senin (26/4/2021), pemenang Pemilihan Bupati (Pilbup) Bandung 2020, Dadang Supriatna-Syahrul Gunawan dilantik menjadi Bupati-Wakil Bupati definitif periode 2021-2026.

Dedi Taufik menyatakan, setelah mendapatkan amanah sebagai Pj Bupati Bandung, dirinya langsung melakukan konsolidasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD), agar proses transisi bisa berjalan dengan baik.

Selain itu, sesuai amanat Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, Dedi pun ditugaskan untuk menyiapkan langkah antisipasi mudik seiring kebijakan larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah pusat.

Tidak hanya itu, dia pun ditugasi untuk mengawasi dan menakan potensi penyebaran COVID-19 di wilayah Kabupaten Bandung sekaligus menjaga kondusifitas jelang pelantikan bupati terpilih.

"Semua tugas sudah saya jalankan. Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung. Konsolidasi dengan OPD, upaya mengatasi COVID-19 sebagai ketua satgas pun sudah dilakukan. Mudah-mudahan, dengan waktu yang singkat, transisi kepemimpinan bisa berlangsung baik," tutur Dedi di Bandung, Senin (26/4/2021).

Dedi yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar itu melanjutkan, sejumlah isu lain yang mengemuka di Kabupaten Bandung pun telah dia garap, seperti mempercepat pencairan dana desa yang yang sempat terhambat karena terbentur mekanisme.

Seperti diketahui, proses transfer dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Desa (RKD) melalui Rekening Kas Umum Daerah (RKUD), memerlukan surat kuasa pemindahbukuan yang ditandatangani kepala daerah.

"Surat kuasa ini harus ditandatangani minimal oleh penjabat bupati, tidak bisa oleh pelaksana harian bupati atau penjabat sekda. Saya sudah tandatangani surat kuasanya. Mudah-mudahan dana densa segera bisa dicairkan," terangnya.

Dia mengungkapkan, penyerahan surat kuasa ke KPPN dilakukan secara daring dimana soft copy surat diunggah melalui aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan Administrasi Negara (OM SPAN) oleh Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD).

Selain surat kuasa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) juga harus melalui proses pengunggahan melalui sistem tersebut.

"Hard copy dan soft copy APBDes dikirim pemerintah desa ke DPMD (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa). Kemudian diserahkan ke BKAD disertai surat rekomendasi dari DPMD," katanya.

Bahkan, kata Dedi, sinergitas juga telah dilakukan bersama Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Bandung melalui program Jaga Desa. Program tersebut merupakan bentuk pembinaan pengelolaan dana desa.

"Setelah diverifikasi KPPN, desa mana yang siap cair nanti dibuatkan surat pengantar dari BKAD, setelah itu baru masuk rekening desa. Mudah-mudahan dengan adanya bupati definitif prosesnya makin baik," kata Dedi.

Lebih lanjut, Dedi pun menyampaikan sejumlah pesan pasti jabatannya sebagai Pj Bupati Bandung berakhir.

Dedi mengajak seluruh OPD berpartisipasi dalam pelaksanaan roda pemerintahan, agar akselerasi pembangunan Kabupaten Bandung bisa terealisasi.

Dedi pun berpesan, agar pembangunan di Kabupaten Bandung mengedepankan gotong royong. Dia pun menyoroti Desa Nagrak, Kecamatan Pacet dalam Lomba Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Tingkat Provinsi Jawa Barat yang selalu mengedepankan gotong royong.

Menurutnya, desa tersebut memiliki empat kriteria yang dijadikan indikator penilaian, di antaranya kemasyarakatan, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup.

Dari aspek kemasyarakatan, warga Desa Nagrak mengedepankan gotong royong dan memunculkan jiwa korsa dan kebersamaan.

Baca juga: Bermodal Besar, Kader PMII Diminta Ambil Peran di Ranah Politik-Ilmu Pengetahuan

Bahkan, melalui gotong royong, desa tersebut telah memiliki inkubator ekonomi kreatif (ekraf) dimana kemasan produk olahan makanan yang dihasilkan warganya sudah bagus, sehingga perekonomian masyarakat pun bisa bangkit di masa pandemi.

Baca juga: Ekonomi Berangsur Pulih, Bisnis Kue Kering Kembali Menggeliat Jelang Lebaran

"Kemudian, untuk aspek sosial budaya telah terbentuk pengajian yang sudah berjalan sekian tahun. Sementara dari aspek lingkungan hidup, Nagrak tidak punya ketergantungan tinggi terhadap hutan. Warga setempat sudah bisa menghidupi diri sendiri dengan resource atau potensi lokal yang ada di desanya, salah satunya komoditas pertanian," pungkasnya.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1315 seconds (0.1#10.140)