Edukasi Sakit Migrain Via Webinar, Begini Gejala dan Penanganannya

Sabtu, 24 April 2021 - 00:10 WIB
loading...
Edukasi Sakit Migrain Via Webinar, Begini Gejala dan Penanganannya
Dokter spesialis saraf Siloam Hospitals Jambi, dr Harly MT Lumbantoruan Sp.S. Foto/Ist
A A A
JAMBI - Migrain merupakan penyakit yang sering dirasakan dengan gejala kepala sakit dan terasa berdenyut sebelah . Sebenarnya migrain merupakan penyakit saraf yang dapat menimbulkan gejala mual, muntah, serta sensitif terhadap cahaya atau suara.

Baca huga: Video Call dengan Perawat RS Siloam Korban Penganiayaan, Gubernur Herman Deru Katakan Ini

Serangan migrain dengan rasa nyeri yang mengganggu dapat berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari. "Penanganan untuk penyakit ini adalah melalui kombinasi perawatan mandiri, obat, serta perubahan gaya hidup," ungkap dokter spesialis saraf Siloam Hospitals Jambi, dr Harly MT Lumbantoruan Sp.S saat mengedukasi secara webinar.

Baca juga: Usai Dibunuh, Korban Dibiarkan 2 Hari di Kamar Hingga Janin yang Dikandung Keluar Sendiri

Meski penyebabnya masih belum bisa dipastikan, tetapi migrain juga bisa terjadi karena beberapa faktor berikut ini. Di antaranya perubahan hormon pada wanita (efek samping pil KB atau terapi hormon), pola diet dan konsumsi makanan, asap rokok, bau yang menyengat, stres, depresi, kelelahan, hingga pola dan kualitas tidur.

"Migrain kerap diikuti dengan tubuh berkeringat. Di sebagian orang yang terkena merasa badan dingin atau bahkan panas, adanya sakit perut atau diare serta sulit berkonsentrasi," ujarnya dikutip Jumat (23/4/2021).

Dia menjelaskan bahwa keluhan migrain yang biasanya terjadi secara bertahap. Pertama, Prodromal yang biasanya muncul satu atau dua hari sebelum serangan migrain. Gejala yang terjadi pada tahap ini berupa suasana hati yang mudah berubah, adanya keinginan untuk mengonsumsi makanan tertentu, leher menjadi kaku, menjadi sering menguap, mengalami sembelit, sering buang air kecil, dan merasa haus.

Kedua Aura, biasanya terjadi sebelum atau selama serangan migrain. Gejalanya berupa gangguan penglihatan, seperti misalnya pandangan kabur. Selain itu, pengidap juga mengalami gangguan sensorik, verbal, dan motorik. Setiap gejala akan terjadi secara perlahan, dan bisa bertahan antara 20–60 menit.

Ketiga berupa serangan sakit kepala yang bisa berlangsung antara 4-72 jam. Beberapa gejala yang muncul yaitu sakit kepala hanya pada satu sisi, kepala terasa seperti berdenyut atau kesemutan, pening, mual, muntah, dan menjadi sensitif pada suara, bau, cahaya, atau sentuhan.

Keempat, Resolusi yang bisanya muncul setelah migrain. Biasanya, resolusi terjadi sekitar 24 jam setelah serangan migrain. Gejala yang terjadi berupa perubahan suasana hati, kelelahan, sakit kepala ringan, kelelahan, dan hipersensitif terhadap suara maupun cahaya.

Sedangkan dari jenis serangannya, migrain terbagi menjadi tiga. Pertama migrain tanpa aura. Sakit kepala ini terjadi secara mendadak tanpa diawali dengan gejala apapun. Jenis migrain ini paling banyak terjadi, dan terkadang serupa dengan gangguan kesehatan sinusitis.

Kedua, migrain dengan aura yang diawali dengan gejala tahapan aura sebelum akhirnya terjadi sakit kepala muncul.

Ketiga migrain dengan aura, tetapi tanpa sakit kepala. Kondisi ini dikenal dengan istilah silent migraine, diawali dengan semua gejala migrain, tetapi tidak disertai dengan sakit kepala.

Diagnosis migrain didapatkan oleh dokter umum atau dokter spesialis saraf setelah mengetahui riwayat penyakit pengidap beserta keluarga, juga gejala yang muncul.

"Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, biasanya termasuk pemeriksaan kondisi saraf. Untuk memastikan bahwa migrain bukan terjadi karena kondisi lain, turut dilakukan beberapa jenis pemeriksaan lanjutan, yaitu tes darah, olah pindai CT Scan dan fungsi lumbal," pungkasnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1791 seconds (0.1#10.140)