Eks Pelajar Suriah asal Indonesia Ungkap Bahaya Radikalisme di Kalangan Anak Muda

Kamis, 22 April 2021 - 12:46 WIB
loading...
Eks Pelajar Suriah asal...
Mantan pelajar dari Suriah asal Indonesia, Muhammad Najih Arromadloni saat berbicara dalam FGD di Polrestabes Semarang, Kamis (22/4/2021). Foto/Istimewa
A A A
SEMARANG - Bahaya radikalisme di kalangan anak muda bangsa Indonesia sangat membahayakan generasi muda dan sangat berpengaruh buruk terhadap mereka.

Hal itu dikatakan oleh mantan pelajar dari Suriah asal Indonesia, Muhammad Najih Arromadloni.

"Paham radikalisme ini sangat berbahaya karena mereka menciptakan generasi baru untuk menjalani aksi terorisme mereka dan menjadikan mereka anggota terorisme," kata Muhammad Najih Arromadloni saat menjadi narasumber FGD bertema Terorisme Musuh Kita Bersama di Polrestabes Semarang, Kamis (22/4/2021).

Sebab itu, dia mendukung adanya sosialisasi mengenai bahaya paham radikalisme. Karena jika generasi muda tidak cepat diberikan akan menjadi korban radikalisme.

"Hal ini merupakan tugas saya untuk menyampaikan bahayanya paham radikalisme. Karena sebagai tokoh masyarakat dan juga pengalaman saya selama mengenyam pendidikan di Suriah," katanya.

Menurut dia, konflik di Suriah yang hingga sekarang ini masih terjadi. Hal ini diakibatkan adanya pemahaman yang berbeda.

"Seperti ISIS yang berada di negara Timur Tengah, berbeda dengan JAD yang ada di Indonesia. Namun pemahamannya hampir sama dan sangat membahayakan karena mereka melalui cuci otak kepada generasi muda dengan radikalisme," ujarnya.

Aksi teror ini, kata dia, memang memiliki jaringan dari Solo, Jawa Tengah. Karena itu, Kota Semarang yang dekat dengan wilayah Solo, sehingga paham radikalisme mudah masuk kepada generasi muda. Dan hal ini yang sangat perlu dilakukan antisipasi melalui forum ini.

"Untuk itu, di dalam acara ini, saya sampaikan bahaya radikalisme yang bisa menyebabkan generasi muda melakukan aksi teror di negara kita ini. Sebab mereka sangat mudah melakukan cuci otak kepada anak anak muda sekarang ini," kata Najih.

Dia mengajak untuk menjaga dan memberikan penjelasan bahaya dari radikalisme kepada generasi muda. Jangan sampai anak-anak muda terjerumus dalam paham radikalisme yang salah.

Sementara, Kabag Penum Ro Penmas Divhumas Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan bahaya paham radikalisme ini sasarannya adalah anak anak muda yang menjadi generasi penerus bangsa atau sering disebut generasi milenial.

Baca juga: Bangunan Candi Peninggalan Ratu Shima di Abad ke-7 Ditemukan di Pekarangan Warga Rowosari Kendal

"Dengan hadirnya FGD untuk akademisi ini, tentunya akan meneruskan kepada anak didiknya atau generasi muda lainnya mengenai bahaya paham radikalisme ini. Diharapkan para akademisi dan tokoh masyarakat dapat mengawasi dan memberikan pengertian kepada peserta didik dan generasi muda yang ada di Jawa Tengah," katanya.

Baca juga: Kropokan Daging Kerbau Khas Demak, Makanan Para Raja yang Bisa Jadi Menu Berbuka

Sementara itu, kegiatan FGD ini dihadiri Kabag Penum Ro Penmas Divhumas Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar dan beberapa tokoh agama, tokoh masyarakat Kota Semarang, akademisi, dan tim Divhumas Polri.
(boy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3474 seconds (0.1#10.140)