Akselerasi Pemulihan Ekonomi Jabar, Disparbud Gelar Produk Ekonomi Kreatif 2021
loading...
A
A
A
BANDUNG - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan kegiatan Gelar Produk Ekonomi Kreatif 2021 sebagai salah satu upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi Jabar yang terdampak pandemi COVID-19.
Kegiatan yang dimulai sejak Jumat (9/4/2021) hingga Sabtu (10/4/2021) tersebut dilaksanakan di Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jabar, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung dan dibuka oleh Ketua Dekranasda Jabar, Atalia Praratya Kamil.
Kepala Bidang Industri Pariwisata Disparbud Jabar, Lusi Lesminingwati menuturkan, penyelenggaran Gelar Produk Ekonomi Kreatif 2021 ini didasarkan pada kenyataan bahwa Provinsi Jabar merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi ekonomi kreatif tertinggi di Indonesia.
Baca juga: Polda Jabar Sebut Olah TKP Empat Tangki Tak Ganggu Operasional Kilang Balongan
Berdasarkan hasil survei Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan PDRB ekonomi kreatif Jabar pada 2010 hingga 2016 telah meningkat sebesar 82,27 persen dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,86 persen setiap tahunnya.
Selain itu, kontribusi PDRB ekonomi kreatif Jabar terhadap PDRB ekonomi kreatif nasional cukup tinggi, yaitu sebesar 11,81 persen dengan rata-rata kontribusi PDRB ekonomi kreatif terhadap PDRB Provinsi Jabar sebesar 11,14 persen pada kurun waktu 2010 hingga 2016.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), pada tahun 2020, ekonomi kreatif memiliki kontribusi yang tinggi bagi produk domestik bruto (PDB) dimana dari 16 subsektor ekonomi kreatif, tiga subsektor yakni fesyen, kuliner, dan kriya menjadi penyumbang terbesar struktur PDB dan ekspor produk ekonomi kreatif ke mancanegara.
Merujuk pada data BPS dan Kemenparekraf, kata Lusi, kontribusi tiga subsektor tersebut, yakni sebesar 41 persen untuk kuliner, 17 persen untuk fesyen, dan 14,9 persen untuk kriya.
"Tak bisa dipungkiri lagi, jika merujuk kepada data, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mengalami kontraksi sebesar 4,08% year-on-year (yoy). Oleh karena itu, mau tidak mau, upaya untuk menggerakan perekonomian Jawa Barat salah satunya dengan mendorong perkembangan ekonomi kreatif," tutur
Lusi, Sabtu (10/4/2021).
Menurut Lusi, Gelar Produk Ekonomi Kreatif 2021 merupakan bagian upaya Pemprov Jabar dalam hal ini Disparbud Jabar untuk mendukung pemulihan ekonomi Jabar melalui peningkatan kapasitas, pemberdayaan dan dukungan usaha kepada para pelaku usaha ekonomi kreatif di Jabar yang dikemas melalui kolaborasi dari pentaheliks ekonomi kreatif.
Kegiatan yang dimulai sejak Jumat (9/4/2021) hingga Sabtu (10/4/2021) tersebut dilaksanakan di Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jabar, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung dan dibuka oleh Ketua Dekranasda Jabar, Atalia Praratya Kamil.
Kepala Bidang Industri Pariwisata Disparbud Jabar, Lusi Lesminingwati menuturkan, penyelenggaran Gelar Produk Ekonomi Kreatif 2021 ini didasarkan pada kenyataan bahwa Provinsi Jabar merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi ekonomi kreatif tertinggi di Indonesia.
Baca juga: Polda Jabar Sebut Olah TKP Empat Tangki Tak Ganggu Operasional Kilang Balongan
Berdasarkan hasil survei Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan PDRB ekonomi kreatif Jabar pada 2010 hingga 2016 telah meningkat sebesar 82,27 persen dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,86 persen setiap tahunnya.
Selain itu, kontribusi PDRB ekonomi kreatif Jabar terhadap PDRB ekonomi kreatif nasional cukup tinggi, yaitu sebesar 11,81 persen dengan rata-rata kontribusi PDRB ekonomi kreatif terhadap PDRB Provinsi Jabar sebesar 11,14 persen pada kurun waktu 2010 hingga 2016.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), pada tahun 2020, ekonomi kreatif memiliki kontribusi yang tinggi bagi produk domestik bruto (PDB) dimana dari 16 subsektor ekonomi kreatif, tiga subsektor yakni fesyen, kuliner, dan kriya menjadi penyumbang terbesar struktur PDB dan ekspor produk ekonomi kreatif ke mancanegara.
Merujuk pada data BPS dan Kemenparekraf, kata Lusi, kontribusi tiga subsektor tersebut, yakni sebesar 41 persen untuk kuliner, 17 persen untuk fesyen, dan 14,9 persen untuk kriya.
"Tak bisa dipungkiri lagi, jika merujuk kepada data, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mengalami kontraksi sebesar 4,08% year-on-year (yoy). Oleh karena itu, mau tidak mau, upaya untuk menggerakan perekonomian Jawa Barat salah satunya dengan mendorong perkembangan ekonomi kreatif," tutur
Lusi, Sabtu (10/4/2021).
Menurut Lusi, Gelar Produk Ekonomi Kreatif 2021 merupakan bagian upaya Pemprov Jabar dalam hal ini Disparbud Jabar untuk mendukung pemulihan ekonomi Jabar melalui peningkatan kapasitas, pemberdayaan dan dukungan usaha kepada para pelaku usaha ekonomi kreatif di Jabar yang dikemas melalui kolaborasi dari pentaheliks ekonomi kreatif.